15. Seblak

50 5 0
                                    

Happy reading

*****

Jam istirahat, kantin dihebohkan dengan kehadiran tiga siswa Britania yang sering membuat onar. Mereka adalah pentolan dari kelas dua belas yang tidak ada satupun dari murid Britania berani mengganggu mereka. Sebenarnya mereka tidak suka menghakimi atau mengganggu ketenangan orang, tapi sebagian besar dari murid Britania selalu kalah telak saat melawan mereka.

"Buset, udah kayak artis aja gue," seru salah satu dari mereka dengan percaya diri.

"Kepedean banget anjing. Orang mereka merhatiin gue bukan lo," sahut cowok dengan kepala botak seperti bola.

"Dih, yang ada lo yang kepedean. Pala kinclong kayak lampu neon gitu mana ada orang ngelirik," ejek cowok pertama yang mempunyai tubuh mini.

"Anjir, pengen gue cincang aja mulut lo."

"Ck, ribut banget lo pada," sahut seorang cowok yang sedari tadi diam. Dia asik menikmati permen milkita rasa melon kesukaannya.

Saat ini mereka duduk di bangku tengah. Ya, paling tengah. Tempat yang dimana benar benar menjadi pusat perhatian.

"Nah, ini. Orang ini nih yang bikin mereka semua ngelihatin kita," ucap cowok botak.

"Bener. Mana tuh cewek cewek pada kecentilan lagi. Di pikir kita cowok apaan," ucap cowok mini sewot.

Cowok dengan permen milkita di mulutnya berdiri. Berniat beranjak pergi, namun ditahan oleh kedua temannya.

"Heh mau kemana lo?"

"Pesen seblak" jawabnya singkat kemudian berlalu pergi.

Kedua temannya melongo mendengar jawaban yang keluar. Seblak? Seorang cowok makan seblak? Emang nggak waras teman satunya itu.

Cowok botak dengan kulit sawo matang itu bernama Galang. Orang berdarah Jawa, yang hidup selama delapan belas tahun di Jakarta. Kemudian cowok dengan tubuh mini, pendek dan kurus, yang menjadi ciri khasnya itu bernama Gevran.

Mereka adalah murid kelas dua belas. Murid yang tinggal satu semester lagi, akan melepaskan atribut SMA Britania.

Mereka bukan murid bandel yang suka bully orang. Bukan murid nakal yang punya geng motor dan ikut tawuran sana sini. Tapi, mereka disebut murid yang suka buat onar. 'Buat onar' yang dimaksud adalah mereka yang suka menjahili para bapak ibu guru, suka bolos, suka bikin masalah dari para cowok yang kekasihnya sering mereka goda.

Oh ayolah, mereka ini COGIL. Cowok Gila!!

"Wooo bocah anjeng! Itu punya gue ngapain mau lo ambil, dol?!" ucap Galang dengan suara keras. Membuat beberapa orang menatap mereka.

"Pelit banget sih lo. Gue cuman mau nyoba dikit, anjir," sahut Gevran yang ingin mengambil sebiji bakso dari mangkuk Galang.

"Ya lo punya sendiri ngapain nyoba punya gue, bangsat?!" omel Galang tak terima.

"Punya gue kemanisan, gila. Kebanyakan gue kasih kecapnya."

"Lah, itu urusan lo? Ngapain malah mau ngambil punya gue. Kemaruk!"

"Cuman mau nyoba satu aja, Lang"

"Nggak mau! Racikan punya gue enak, gue laper!"

"Medit"

"Bodoamat"

Gevran mencibir dalam hati. Menatap tak napsu semangkuk bakso yang kuahnya berubah menjadi warna hitam. Dia beralih menatap Galang yang dengan lahap menyantap baksonya penuh nikmat. Gevran menelan ludahnya pengen.

pyar

"AAAAAAA MONYET BABI ASU AYAM KAMBING" pekik Gevran terkejut. Begitu juga dengan Galang yang segera meraih air mineral karena tersedak kuah baksonya yang pedas.

Mereka menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara. Melotot kaget saat melihat temannya tersungkur dengan semangkuk seblak yang sudah tersebar di lantai.

"ASTAGHFIRULLAH LANGIT!!"

*****

Kala masuk ke dalam kantin bersama dengan Anara. Mereka membicarakan tentang idol yang mereka sukai. Bercanda dan tertawa saat topik yang mereka bahas terkesan lucu.

"Lo mau makan apa, Kal?"

Kala menulusuri setiap stan kantin yang ada. Mulai menimang-nimang apa yang akan dia pilih. Perutnya sebenarnya lapar, tapi dia tidak ingin makan berat. Jadilah dia memutuskan untuk membeli seblak saja. Biarlah sesuka Kala. Perut lapar? Seblak pilihannya.

Kantin sekolah memang menyediakan banyak stan untuk para murid. Makanan makanan para anak muda ada di sini. Seperti seblak, bakso aci, cilok, atau masih banyak lagi.

"Seblak aja deh, lagi pengen," ucap Kala.

"Katanya lo laper, kenapa malah makan seblak?" tanya Anara heran.

"Gapapa deh. Lagian gue nggak laper laper banget."

"Yaudah deh, terserah lo aja. Gue mau beli nasi soto ya. Nanti kalau udah ambil tempat duduk deket stan es krim aja," ucap Anara.

"Siap"

Mereka akhirnya berpisah. Anara pergi untuk membeli soto dan Kala membeli seblak. Saat beberapa langkah Kala berjalan, tanpa sengaja ada seseorang yang menyenggolnya. Membuat handphone yang dia pegang terjatuh ke lantai.

"Aishh, manusia kalau udah lapar ga lihat lihat jalan apa. Untung nggak kenapa-kenapa," ucapnya mengomel.

Dia berjongkok dan mengulurkan tangan untuk mengambil handphone nya. Namun lagi dan lagi seseorang berlalu tanpa melihat jalan. Membuat kakinya tanpa sengaja tersandung dengan tangan Kala.

pyar

gedabruk

Kala mengerjapkan matanya kaget. Kali ini bukan dia yang sial, melainkan seorang cowok yang sekarang tersungkur dengan kuah seblak yang morat-marit di lantai.

"ASTAGHFIRULLAH LANGIT!!"

Kala menoleh dan melihat dua orang cowok berlari mendekat ke arahnya.

"Anjir, malah turu" gumam Kala melihat cowok yang tersungkur.

*****

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sampai bertemu besok :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sampai bertemu besok :)

Sandyakala || EndWhere stories live. Discover now