11. Milik gue!!!

54 5 0
                                    

Happy reading

*****

"Masih punya muka lo?"

Kala yang hendak keluar, menghentikan langkah saat seseorang berucap ke arahnya. Dia membalikkan tubuh dan bertatap langsung dengan Gabriella, teman sekelasnya.

"Lo ngomongin gue?"

Gabriella tertawa pelan, "Gue tau, lo pasti sengaja kan hari ini?" tuduhnya tanpa alasan.

Kala mengernyit bingung, "Maksud lo?"

"Kemarin akun menfess dibikin rame karena Shaka yang berangkat bareng Velly. Dan gue yakin lo pasti tau soal itu. Secara kan nama lo juga ikut keseret di komen," Gabriella berjalan mendekati Kala.

"Karena itu, lo sengaja minta Shaka buat berangkat bareng lo terus biarin Velly berangkat sendirian dengan keadaan yang lemah kayak tadi," lanjutnya.

Teman-teman di kelas yang mendengar nampak mulai berbisik-bisik. Menatap Kala dengan pandangan tak suka. Tentu sebagian besar dari mereka pasti juga berpendapat sama seperti Gabriella.

Sedangkan Kala yang mendengarnya merasa tidak habis pikir dengan tuduhan yang diberikan untuknya.

"Gue nggak ada niatan gitu," protesnya.

"Kala, gue tau lo nggak suka karena banyak orang yang lebih setuju Shaka sama Velly, bukan sama lo. Tapi harus banget ya lo sengaja kayak gini?"

"Maksud lo apa sih? Gue nggak ada niatan sengaja atau apalah itu. Gue berangkat bareng Shaka, ya karena Shaka sendiri yang minta," jelas Kala yang tentu tidak dipercaya oleh mereka semua.

"Halah, nggak usah sok nggak bersalah gitu deh. Lo iri kan sama Velly?"

Gabriella terus saja menyerang Kala dengan banyaknya tuduhan. Tanpa memperdulikan orang-orang dari kelas lain yang ikut mendengarkan perbincangan mereka dari luar.

Kala sempat diam sebentar. Menatap Gabriella tanpa ekspresi. Lalu sedetik kemudian dia tertawa pelan yang membuat orang-orang disekitar memandangnya heran, termasuk Gabriella sendiri.

"Gue yang iri sama Velly, atau lo yang iri? Gue tau lo suka sama Shaka. Karena itu lo terus nuduh gue, biar semua orang semakin benci sama gue, kan?" ucap Kala yang mampu membuat Gabriella kalah telak.

"Kenyataannya bukan gue yang iri sama Velly. Tapi lo, Gabriella. Lo iri sama gue maupun Velly, karena lo nggak bisa dapetin apa yang lo mau. Shaka itu pacar gue. Jadi buat apa gue iri sama sesuatu yang sebenarnya sudah jadi milik gue?" lanjutnya.

Semua orang yang mendengarnya diam. Entah karena ucapan Kala yang menegaskan bahwa Shaka adalah miliknya, atau karena ucapan Kala yang membongkar tentang perasaan Gabriella.

Kala melangkah lebih dekat, "Mau lo bikin semua orang benci sama gue, atau lo mau rebut Shaka dari gue, cara lo itu nggak akan pernah mempan. Orang kayak lo, nggak ngaruh buat hidup gue, Gab. Mau lo berusaha kayak gimanapun, lo itu terlalu pengecut buat kalahin gue," tegasnya.

Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, Kala beranjak pergi keluar kelas dan berniat menyusul ketiga temannya yang sedang berada di UKS. Meninggalkan Gabriella yang mengepalkan tangannya marah. Melampiaskan emosinya dengan membuang apapun yang ada dalam jangkauannya. Membuat beberapa teman yang sedari tadi menyaksikan lebih memiliki untuk keluar dan membubarkan diri.

"Bangsat. Gue pastiin, apa yang jadi milik lo akan jadi milik gue, Kala," gumamnya penuh kebencian.

Seseorang datang menghampiri Gabriella, "Gue bingung sama lo, Gab," ucapnya.

Gabriella menatap orang itu bingung.

"Di akun menfess lo komen seolah lo ada di pihak Kala. Tapi kenapa sekarang lo nunjukin kalau lo benci banget sama dia?"

Gabriella tersenyum miring, "Kapan gue bela Kala? Manusia gila kayak dia, nggak pantes untuk dapat pembelaan dari siapapun," cibirnya.

*****

Sampai bertemu besok :)

Sandyakala || EndOù les histoires vivent. Découvrez maintenant