19. Ketakutan

49 4 0
                                    

Aqilla datang menghampiri Kala. Membantu adiknya untuk berdiri, dan membawanya ke dalam pelukan. Hari ini, di dalam kamar Kala, mereka menumpahkan segalanya. Sepasang kakak adik yang sebelumnya jarang untuk bertegur sapa, kini berpelukan dengan erat.

Hari ini, Aqilla telah menyaksikannya. Tangisan yang belum pernah dia lihat, sekarang dia mengetahuinya. Kala menangis dalam pelukannya.

"Gue takut, kak. Gue takut," ucap Kala dengan suara bergetar.

"Papa bawa wanita itu datang ke rumah. Mereka ngelakuin itu, kak. Papa bawa wanita kotor itu."

Aqilla ikut menangis mendengarnya. Rasanya begitu sakit mendengar adiknya menangis seperti ini. Tadi, Aqilla pulang tepat waktu. Saat sampai rumah, dia mendapati mobil kedua orang tuanya sudah terparkir di halaman. Dengan perasaan senang, Aqilla berantusias masuk ke dalam rumah. Ingin cepat bertemu dengan papa dan mamanya. Bahkan dia sempat ingin menghubungi Kala dan memintanya untuk segera pulang. Namun, niatnya terurungkan saat dia mendengar teriakan di dalam kamar orang tuanya.

Dengan langkah segera, Aqilla menaiki tangga dan ingin memastikan apa yang terjadi. Saat tangannya hendak membuka kenop pintu, Aqilla mendengar sesuatu yang membuat dia membeku di tempatnya.

"Jangan pernah berani-beraninya kamu bawa palacur itu lagi ke dalam rumah!!"

"Tutup mulut kamu, Sasmita!!"

"Kenapa?! Kamu marah karena saya menyebut wanita itu pelacur?!"

"Siapa yang kamu sebut sebagai pelacur? Bukannya kamu yang lebih pantas untuk disebut sebagai palacur?!"

plak

Aqilla terkejut saat mendengar suara tamparan tersebut. Dia memundurkan tubuhnya dengan pandangan kosong. Turun dari tangga dan disambut dengan Bi Asih yang langsung membawanya duduk di sofa.

Mendengar pertengkaran orang tuanya membuat Aqilla bertanya pada Bi Asih. Dia mempertanyakan tentang ucapan mamanya yang mengatakan seorang wanita.

Jangan pernah berani-beraninya kamu bawa palacur itu lagi ke dalam rumah!!

Lagi? Aqilla mempertanyakan apa maksud dari semua itu. Bi Asih adalah orang yang 24 jam ada di dalam rumah. Tentu, Aqilla merasa bahwa Bi Asih pasti mengetahui semuanya.

Dengan terpaksa, akhirnya Bi Asih memberitahu kepada Aqilla tentang apa yang terjadi kemarin. Tentang wanita asing yang datang bersama papanya, juga tentang Kala yang ternyata sudah lebih dulu mengetahuinya.

"Gue takut, gue nggak cerita sama lo karena gue rasa papa nggak akan tega ngelakuin itu lagi. Gue takut kalau mama tau, keluarga kita akan hancur. Gue nggak mau, Kak. Gue nggak mau."

*****

Di pagi hari, saat Kala baru saja sampai di sekolah, dia kembali suguhkan dengan pemandangan yang dimana Shaka bersama Velly.

Mungkin kalian dalam bayangan kalian, hubungan Kala dan Shaka sama seperti pasangan pada umumnya. Berangkat sekolah bersama, pulang sekolah bersama, Timezone date, atau hanya sekedar jalan-jalan di taman.

Tapi semua itu hanya mereka lakukan beberapa kali yang mungkin bisa di hitung oleh jari selama mereka berhubungan.

"Selamat pagi, Kala" sapa Velly yang melihat Kala berdiri tak jauh darinya. Sedangkan Shaka yang mendengar nama Kala, menolehkan kepalanya. Berjalan menghampiri Kala dan meninggalkan Velly di tempatnya.

"Berangkat naik apa?" tanyanya

Kala menunjuk Anara yang sedang memarkirkan motornya. Shaka mengikuti arah tunjuk Kala, dan paham mereka berdua berangkat bersama.

"Udah sarapan?"

"Udah"

Velly datang menghampiri mereka, "Bentar lagi bel masuk, ayo ke kelas" ajaknya.

Kala menatap tangan Velly yang memegang lengan Shaka. Entah dia melakukannya secara sadar maupun tidak, tapi Kala mengakuinya bahwa dia terkejut. Velly belum pernah melakukan hal ini sebelumnya.

"Kala" panggil Shaka yang membuat lamunan Kala buyar.

"Ayo"

"Kalian duluan aja. Gue masih nunggu Anara," jawab Kala.

Shaka sempat menawarkan untuk ikut menunggu Anara dan pergi ke kelas bersama. Namun, dengan meyakinkan Kala menolaknya.

Karena jawaban Kala, akhirnya Shaka dan Velly pergi terlebih dahulu. Dari belakang, Kala melihat Velly menyilangkan tangannya pada lengan Shaka. Sedangkan tanpa diketahui oleh siapapun, Velly diam-diam tersenyum tipis.

"Mereka berangkat bareng lagi?" tanya Anara yang sudah berdiri di samping Kala.

"Seperti yang lo lihat."

*****

"Thor, kalau hubungan Kala sama Shaka kayak gitu dan Shaka selalu bareng Velly daripada Kala, kenapa Kala masih mau bertahan sama Shaka?"

Jawabannya ada di bab 3. Waktu itu, Kala pernah bilang kalau hubungan nya sama dengan hubungan Anara dan Arlan. Yang dimana mereka tau kalau hubungan nggak sebaik itu tapi masih bertahan cuman karena cinta.

"Jadi, Kala adalah definisi cinta itu buta?"

Yes! Betul sekali.

*****

Sampai bertemu besok :)

Sandyakala || EndWhere stories live. Discover now