54. Rencana

36 3 0
                                    


"Membenci tanpa memahami apa yang terjadi, itu namanya sebuah kebodohan"

_OWL-MAN_



•••

Adison, Lusi dan anak-anaknya kini bersiap-siap untuk pergi ke tempat penyekapan Barta, begitu juga dengan Dero yang turut membantu.
Sekarang, mereka berada di rumah Adison. Rumah yang sama, tempat Orlan diculik oleh Adison saat itu.

Adison membawa mereka ke ruang rahasia miliknya. Banyak senjata yang terpajang disana. Bahkan, ruangan ini bisa disebut sebagai gudang senjata milik Adison. Bagaimanapun juga, mereka harus memiliki rencana yang matang untuk menyelamatkan Barta.

"Apa yang ingin kalian bawa?" tanya Adison.

"Aku tidak bodoh, untuk meninggalkan pistol-pistol kesayanganku," jawab Resha dengan nada datar, sembari memutar kedua pistolnya dijarinya.

"Aku membawa pistol juga, serta beberapa ramuan yang bisa mempercepat umur mereka," jawab Orlan dengan nada yang terdengar mengerikan, tak lupa dengan senyum miring yang ia tunjukkan, saat menatap 2 pistol ditangannya.

Tak lupa, Orlan melumuri peluru mereka dengan racun yang ia buat sesuai dengan isi dari buku Barta. Racun yang Orlan pakai, sangat aman jika hanya menyentuh kulit. Namun, akan bereaksi sangat cepat jika berada didalam tubuh.

Orlan terlihat tampan, dan memiliki aura yang sangat mengerikan dalam satu waktu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orlan terlihat tampan, dan memiliki aura yang sangat mengerikan dalam satu waktu. Dengan balutan jaket kulit berwarna hitam yang ia kenakan, menambah kesan dingin pada dirinya. Ia tak menggunakan Hoodie untuk malam ini. Karena ia memerlukan saku jaketnya saat ini untuk memudahkan ia menyimpan senjatanya.

"Kalau saya membawa belati kecil disaku saya, Tuan Besar," jawab Dero menunjukkan sekitar 6 belati yang terselip dijaketnya, serta didalam saku ya. Belati itu juga sudah dilumuri racun sebelumnya, oleh Orlan.

"Lusi!" panggil Adison.

"Ya, Pa?" jawab Lusi setengah terkejut, karena melihat anak-anaknya seolah menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya.

"Kau ingin ikut kami atau tetap dirumah?" tanya Adison.

"Jika diizinkan, saya ingin ikut dengan kalian. Saya juga ingin menyelamatkan suami saya, Pa" jawab Lusi

"Kau siap berada ditengah-tengah bahaya?" tanya Adison memastikan.

"Lebih baik Mama dirumah saja ya, biar kami yang menyelamatkan Papa, Ma" pinta Orlan.

"Benar kata abang," sahut Resha

"Tidak! Dia suamiku, aku harus selalu ada disaat dia membutuhkanku," jawab Lusi. "Aku mohon, Pa. Biarkan aku ikut," lanjutnya.

OWL MANWhere stories live. Discover now