35. Retak

316 28 4
                                    


"Sadar diri dan siuman itu gak beda jauh ya? Sama-sama harus bangun dari lelap yang mendekap."
_SeraTG_

_Owl-Man_

•••

"Argh!! Lo bikin gue mikir keras anjir!" keluh Dero.

Sejak Orlan menceritakan pertemuannya dengan Ava, Dero menjadi gelisah, bingung dan banyak hal yang membuatnya khawatir. Sedari tadi hanya minum air putih terus-menerus dan mondar-mandir dihadapan Orlan tanpa henti.

"Mau mati?" tanya Orlan dengan pelan namun serius.

"Hehe. Lo gak akan tega bunuh gue Lan" ejek Dero, walaupun sebenarnya ia sedikit ketakutan.

Orlan memang orang yang baik, namun Dero harus ingat bahwa ada darah Barta yang mengalir dalam tubuh Orlan. Darah orang yang sangat kejam, dingin dan tidak segan membunuh siapapun yang menghalangi dan mengusik ketenangannya. Membayangkannya saja membuat Dero merinding.

"Kenapa?" tanya Orlan yang heran melihat ekspresi Dero.

"Gue lagi bayangin kalau lo jadi Tuan Papa, pasti gue mati dengan mengenaskan" jawab Dero.

"Salah" sahut Orlan.

"Kok salah? Lo amnesia atau gimana, bokap lo ini sadis pake banget. Orang ghibahin dia aja langsung mati saat itu juga. Eh Lan, ini gue kan lagi ghibahin dia ya, aaaa gue takut mati Lan. Dosa gue tuh banyak banget, belum sempet tobat lagi" panik Dero menggoyangkan tangan Orlan dan langsung ditepis Orlan.

"Bodoh!"

"Kok lo tega ngatain gue bodoh Lan? Lo gak inget gue ini sahabat lo sehidup gak semati?" tanya Dero dengan nada yang sangat dramatis.

"Sera gimana?" tanya Orlan mengalihkan pembicaraan.

"Dih ngalihin pembicaraan" sinis Dero.

"Pistol atau racun?" tawar Orlan

"Hari ini lo sadis banget Lan, serem banget sumpah. Berasa deket psikopat gue mah," jujur Dero.

Masalah yang kian menumpuk membuat Orlan seakan ikut mengubah kepribadian Orlan. Orlan dituntut kuat, tidak mungkin ia harus terlihat lemah terus-menerus.

"Gue pusing" keluh Orlan.

"Gue ngerti Lan, maaf ya gue belum bisa jadi sahabat yang baik buat lo. Bahkan setiap lo butuh gue aja, gue gak ada" tutur Dero yang menundukkan oandangannya.

"Gak usah melow! Jijik!" tegur Orlan.

"Ngerusak suasana banget lo!" kesal Dero, "oh iya! Sera udah siuman tadi sore, dia nanyain lo terus. Lo kapan mau jengukin dia?" tanya Dero.

"Gue gak bisa" ucap Orlan.

"Kenapa?"

"Bahaya," jawab Orlan.

Orlan sudah membahayakan nyawa Sera, sampai Sera terbaring di Rumah Sakit. Ia tak ingin Setan Kecilnya terluka kembali hanya karena kesalahan yg ia buat. Orlan sadar, ia sangat ingin berada di dekat Sera saat keadaan Sera seperti ini. Tapi, itu sama saja ia memancing peneror itu untuk kembali melukai Sera. Orlan tidak bisa melihat Setan Kecilnya dalam bahaya setiap saat. Biarlah Orlan menjaga Sera tanpa diketahui Sera.

"Gue ngerti, tapi kalau lo gak jenguk dia, bisa aja dia berpikiran buruk mengenai lo Lan," ucap Dero.

"Bukannya lebih baik?" tanya Orlan.

"Ga ada yang lebih baik bagi cewek selain cowo yang dia sayang, ada disaat dia butuhin Lan. Sekarang Sera lagi butuh lo, gue harap lo bijak dalam mengambil keputusan. Saran gue, abaikan dulu penghalang itu, yang lebih penting sekarang adalah kesembuhan Sera,"  pesan Dero.

"Gue bingung" jawab Orlan.

"Lo cowok, lo bisa ngambil keputusan dengan tegas. Jangan sampai nyesel karena keraguan lo. Gue sebagai penonton mah cuma bisa dukung doang, urusan ngejalaninnya ya ada ditangan kalian" jelas Dero.

"Dia bahaya kalau terus deket sama gue Der, gue cuma bisa bikin dia sakit. Lo gak ngerti itu, coba deh lo ada diposisi gue, apa lo bakal tetep nekat deket sama dia?" tanya Orlan.

"Setidaknya gue berusaha Lan, toh setiap tindakan emang punya resiko kan'?. Lo gak akan nyesel kalau lo memperjuangkan apa yang menurut lo bener. Buang deh pikiran negatif lo itu, karna itu bisa aja bikin lo makin terlihat lemah dan gak berguna. Eh! Maaf deh kalau kata-kata gue nyinggung lo, sengaja soalnya.hehe" kekeh Dero.

"Gue masih nyimpen racun kalau lo lupa," ancam Orlan.

"Racun doang? Gak takut gue!" sombong Dero.

'Kalau Orlan beneran ngeracunin gue gimana ya? Meninghoy dong gue. Nanti bebeb Echa gimana? Kalau kangen gue gimana?. Padahal kan gue belum nikah sama dia, duhh gagal dong gue punya anak yang lucu-lucu mirip bebeb Echa' _batin Dero.

"Gue denger! Pikiran lo terlalu jauh" ucap Orlan yang langsung berjalan menuju ke kamarnya.

"Mau kemana lo Lan?" tanya Dero.

"Siap-siap!" sahut Orlan dari kamarnya.

"Kemana? Gue ikut ya," pinta Dero.

"Gali kuburan buat lo!" sahut Orlan dari kamarnya.

"Mati aje sono lu Lan, tekanan batin gue lama-lama deket lo. Gini nih kalau spesies semacam Tuan Papa dikembangkan, sadiiis" ucap Dero.

Orlan tidak berbohong, ia sudah memutuskan untuk menemui Sera. Ia tidak ingin menyesal pada akhirnya, hanya karena ia telat mengambil keputusan. Sera itu cantik, imut dan lucu, wajar saja banyak laki-laki yang menyukai dan mengejar Sera. Orlan tidak ingin Setan Kecilnya sampai jatuh ke tangan laki-laki lain.

Orlan membersihkan diri di kamar mandi, karena ia tidak ingin terlihat seperti orang yang tidak terurus. Walau kenyataannya, Orlan memang tidak diurus oleh orangtuanya. Mandiri itu sudah melekat pada diri Orlan, mandiri sebagai seorang anak tanpa orangtua.

"Kira-kira peneror itu masih mata-matain gue gak ya?" gumam Orlan.

Selesai dari kamar mandi, Orlan mengeringkan rambutnya dan mengambil kaos hitam beserta celana dari lemari pakaiannya. Tak lupa pula dengan hoodie dan masker yang selalu ia kenakan setiap keluar dari rumah itu.

Jika orang lain melihat penampilan Orlan, mereka pasti berpikir bahwa Orlan orang yang tidak mampu. Karena, memakai baju yang sama setiap harinya. Tanpa mereka ketahui, isi lemari Orlan memang memiliki baju dan hoodie dengan model dan warna yang hampir sama. Kebanyakan warna gelap seperti hitam, dongker, abu-abu dan lainnya.

Saat ini pukul 21:35, Orlan keluar dari kamarnya dan melihat Dero yang sudah berganti pakaian. Mungkin Dero ikut siap-siap saat Orlan sibuk di dalam kamarnya.

"Jadi ikut lo?" tanya Orlan.

"Iya dong, gak liat apa gue udah ganteng gini," jawab Dero.

"Hm"

"Lan! Kita mau naik apa ke Rumah Sakit?" tanya Dero.

"Motor gue" jawab Orlan yang diangguki oleh Dero.

Mereka melangkah melewati jalan rahasia dan segera menuju motor Orlan. Motor Orlan selalu ditutupi kain hitam setelah dipakai agar tidak ada yang curiga. Walaupun tidak ada yang mengetahui tempat itu.

"Nebeng?" tanya Orlan.

"Hehe, iya dong. Abis bensin motor gue mah, lupa ngisi," ucap Dero.

"Hm!"

Orlan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai ke Rumah Sakit.

'sumpah gue belum siap mati' batin Dero.

Orlan hanya tersenyum miring dibalik helmnya setelah mendengar suara hati Dero.










🦉🦉🦉

Haii guys!!!
Maap banget kalau masih ada typo🤧.

Ketemu lagi dengan author Owl-Man nih. Gimana sih kesan kalian setelah baca ini? Jawab dongg, maksa nih😆😆.

Luv kalian💜






TBC

OWL MANWhere stories live. Discover now