8. Papa?

697 76 16
                                    


"Setiap orang memiliki kesalahan, namun tidak semua orang memiliki dua kesempatan"

_Owl-Man_

°°°

Malam ini, Orlan bimbang antara keluar rumah atau tetap di Rumah. Lukanya sudah sembuh, namun pikirannya berkecamuk. Dia takut jika Sera marah, karena candaannya siang tadi. Tidak sepenuhnya candaan, Orlan memang mulai memiliki rasa untuk Sera. Namun, dia tidak bisa membiarkan Sera masuk ke dalam hidupnya. Hidupnya terlalu gelap, untuk gadis yang memiliki hidup cerah seperti Sera. Dia bahkan dibenci keluarganya, sedangkan Sera, hidup dalam kehangatan keluarga.

"Argh!!!" Orlan menjambak rambutnya karena frustasi.

"Apa yang harus gue lakuin?" ucap Orlan pada dirinya sendiri.

Orlan menatap bintang dilangit, dia merasa iri dengan mereka. Bintang dihadirkan bersama teman-temannya, atau bahkan keluarganya. Orlan hanya memiliki keluarga Dero dan Sera.

"Miris banget sih," gumam Orlan.

"Kira-kira, Setan kecil marah gak ya?, bodoh banget sih gue pake bilang bercanda segala. Tapi kalau dia anggap serius, bisa-bisa dia dalam bahaya," guma Orlan.

"Argh!! Semua karena kejadian itu, kenapa sih mereka nyalahin gue?. Kenapa gak ada yang percaya sama gue!?" kesal Orlan.

"Gue butuh ketenangan kayaknya," ucapnya lagi.

Orlan memngambil Hp-nya dan mencari kontak Dero.

DeroSat

Gw mw pg, jgn ikt.

Tak lama kemudian ada balasan dari Dero.

Eh, mau kmane lo? Ga ada pergi-pergi!.
Lo pikir badan lo baja gitu ha?! Lo masih sakit bangke.

Gw sht

Lo mau kemana?

Kmn j

Bodo! Gue tau lo mau ketemuan, gue ikutin lo pokoknya.

Srh

Setelah itu, Orlan memasukkan Hp-nya kesaku hoodie yang ia pakai. Orlan mencari masker didalam laci, disana banyak masker tersedia untuk ia pakai.

"Malam! I'm coming!" teriaknya tak terlalu keras.

Saat membuka pintu, Orlan dikejutkan dengan banyak orang disana. Siapa lagi kalau bukan suruhan Papanya. Yang lebih membuatnya terkejut adalah, kehadiran Papanya diantara orang-orang tersebut.

"Pa?" gumamnya.

"Menyusahkan sekali," ucap Barta Leonardo Nugraha(Papa Orlan), "kau membuat saya menunggu lama, bocah sialan!" kesal Papa Orlan.

"Papa bisa panggil Orlan, biar Orlan tau kalau ada Papa," ucap Orlan.

Ada kerinduan tersirat dimata Orlan, namun tidak dengan Barta. Orlan sedikit merasa sakit dengan tatapan tajam Papanya. Sebenci itukah Papanya?, setelah 10 tahun tidak bertemu pun, tidak ada sapaan hangat yang Orlan terima.

"Kau pikir saya sudi memanggil namamu ha?!" bentak Barta.

"Pa-,"

"Jangan panggil saya papa, bodoh!! Kau bukan anakku!!" bentak Barta lagi.

Orlan merasa sangat sakit dengan ucapan Barta, namun sebisa mungkin ia menutupi sakit itu dibalik maskernya. Ia mencoba tersenyum dibalik maskernya.

"Papa, ada apa kesini?" tanya Orlan sopan.

OWL MANWhere stories live. Discover now