32. Kepingan

211 24 5
                                    

"Ketika darah menyatu dengan amarah, hanya nyawa yg menjadi penawarnya"
_Owl-Man_


•••

Dero yang melihat arah pandangan Orlan pun terkejut. "Lan?" panggilnya.

"Itu beneran Der?" tanya Orlan memastikan apa yang ia lihat.

•••

"Beneran kan ya Lan? Tuan Besar kan itu? D-dia masih hidup Lan? Atau jangan-jangan itu hantu" ucap Dero yang masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Opa... dia beneran masih hidup. Buruan Der kita kejar!" panik Orlan yang langsung berlari menuju tempat Opanya berada.

"OPA!!" panggil Orlan yang tak didengar oleh orang itu.

"Tuan Besar! Tunggu Dero yang ganteng ini!" teriak Dero dengan narsisnya.

Orlan terus berlari karena memang jarak mereka cukup jauh.

"OPAAA!!"

Namun, belum sempat Orlan dan Dero sampai, Opa Orlan sudah pergi dengan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi.

"Argh sial! Kalau kita kejar juga gak akan dapet!" kesal Orlan.

"Kenapa gak dicoba Lan? Astaga! Iya, kunci motor kita ketinggalan" ucap Dero.

"Ck!" Decak Orlan.

Padahal Orlan sudah sangat merindukan sosok Opanya, yang ia kira sudah meninggal dunia. Tapi siapa yang memalsukan kematiannya? Tidakkah orang itu berpikir terlebih dahulu sebelum memberikan berita kematian palsu. Pemakaman itu? Sepertinya semua sudah diatur dengan sempurna. Orlan bertekad akan memenjarakan orang sialan itu, yang membuat ia bersedih bertahun-tahun karena, kehilangan orang yang ia sayangi.

"Kita ke dalam dulu Der ambil kunci motor" ajak Orlan.

"Gue mencium bau-bau sebuah rencana, bener?" tanya Dero.

Orlan hanya tersenyum tipis, tepatnya senyum misterius yang terlihat sedikit menyeramkan. Orlan berjalan mendahului Dero dengan santai.

"Gue ngerasa Orlan punya kepribadian ganda njir, serem gila. Kalau dia tiba-tiba bunuh gue gimana? Kasian dong ciwi-ciwi sekolah kehilangan pangeran tampan kayak gue" gumam Dero mengikuti langkah Orlan.

Sesampainya di depan ruangan Sera, Orlan segera mengambil tasnya. Tanpa menghiraukan siapapun yang ada disana.

"Haii bebeb Echa!" sapa Dero kepada Resha yang duduk dengan ekpresi datar.

"Hm" sahutnya.

"Bebeb sendirian aja, abang Dero temenin ya?" tawar Dero namun tidak ada jawaban dari Resha.

"Ekhem! Gue duluan!" pamit Orlan memakai masker dan menutup kepalanya dengan helm.

"Lah kok gue ditinggal Lan?" tanya Dero.

"Sera" ucap Orlan.

"Kan ada bebeb Echa yang jagain Setan" protes Dero yang tak terima dilupakan oleh Orlan.

Orlan menatap Resha yang masih diam tanpa bicara. Ekspresi datar sepertinya, dan sikap dingin yang mirip dengan dia. Tapi Orlan lebih dingin dan datar dari Resha.

"Apa?" tanya Resha.

"Gue ada urusan, dia gak bisa jagain Sera sendiri kalau lo lupa" ucap Orlan kepada Dero.

Orang misterius itu selalu memantau Orlan, tidak menutup kemungkinan jika orang itu mengikuti mereka sampai ke Rumah Sakit ini.

"Bacot!" ketus Resha.

OWL MANWhere stories live. Discover now