26. Bukan Ghibah

169 19 1
                                    

"Kamu itu sebatas mimpi yang ingin ku wujudkan menjadi nyata. Tapi aku lupa, jika harus bangun dari tidurku terlebih dahulu"

_OWL-MAN_



••••

"Jadi gini, Resha itu apa ya..." jelas Sera yang tertunda.

"Echa itu manusia cantik yang diciptakan untuk menjadi tulang sumsum Dero" jawab Dero.

"Rusuk" sahut Orlan.

"Iya tulang susuk" ucap Dero.

"Rusuk woy rusuk, bego jangan dikembangin deh. Dikira kalo mekar bakal bisa dijual gitu" kesal Sera.

"Dihh sewot" gumam Dero yang mendapat tatapan tajam dari Sera.

"Lanjutin aja, anggap kalo dia itu jin" ucap Orlan menenangkan Sera.

"Eh kalo Jin BTS mah gue suka, la ini jintik-jintik nyamuk" ejek Sera yang diabaikan Dero.

Orlan hanya menggelengkan kepalanya, Setan kecilnya ini sangat menggemaskan sampai ingin rasanya memutilasi Sera. Oke ini berlebihan, Orlan tidak akan tega memutilasi makhluk imut yang mirip marmut kesasar ini.

"Lanjutin aja" ucap Orlan lagi.

"Emm... gue gak tau banyak tentang Resha. Yang gue tau, orang tua Resha jarang nemuin dia. Terutama ibunya, katanya udah bertahun-tahun Resha hidup dengan pembantunya. Sedangkan ayahnya kerja ke luar kota hampir setiap hari, denger-denger sih bulan ini ayahnya ada kerjaan di Bali gitu dan pulang bulan depan. Nah hari ini kakeknya dateng buat jengukin dia. Itu sih yang gue tau" jelas Sera.

"Belibet anj" sahut Dero.

"Resha anak tunggal?" tanya Orlan.

"Nah, gue juga mau nanya itu tadi" sahut Dero.

"Gak kreatip!" ejek Sera.

"Lo pikir ini pelajaran kesenian harus kreatip ha?" tanya Dero.

"Lo pikir cuma kesenian yang menuntut kreatifitas?" tanya Sera tak mau kalah.

Kepala Orlan serasa ingin meledak jika berhadapan dengan mereka berdua, lebih tepatnya melihat mereka ditempat yang sama. Tiada hari tanpa berdebat, bertengkar. Bahkan mungkin jika dibiarkan, mereka akan bergulat seperti pertandingan tinju yang sering Dero tonton dalam iklan HP-nya.

"Udah?" tanya Orlan dengan nada tidak bersahabat.

"Ehehe. Udah kok Owl, tuh Dero gak mau ngalah sama cewek" adu Sera.

"Lo tuh bukan cewek, tapi kembaran kunti yang lagi singgah ke rubuh manusia" ujar Dero.

"Ekhem!" dehem Orlan berniat melerai mereka.

"Iya, gak lagi kok" jawab Dero yang kini diam bagaikan patung dipinggir jalan.

"Sekarang lanjut" pinta Orlan.

"Oke kita lanjut dulu ya ghibahin Resha, eh bukan ghibah tapi cerita, jadi konon katanya si Resha ini punya abang. Nah tapi, dia gak tau abangnya dimana" ucap Sera yang menimbulkan banyak pertanyaan bagi Orlan.

"Abang? Siapa nama abangnya Resha?" tanya Dero yang sangat penasaran mengenai calon kakak iparnya.

"Nah itu masalahnya..." ucap Sera yang tertunda lagi.

"Gantung mulu dah, kaya author Wattpad" ucap Dero.

"Kenapa?" tanya Orlan yang juga penasaran.

Resha memiliki mata yang mirip dengan orang yang Orlan kenal bahkan sangat kenal, nada suara Resha pun sama. Namun sifat dingin gadis itu yang membedakannya. Maka dari itu Orlan ingin mengetahui kehidupan Resha agar mendapatkan petunjuk, apakah Resha bagian masa lalunya atau hanya orang yang mirip dengan masa lalunya.

"Resha bilang, dia pernah kecelakaan gitu. Tapi gak dia jelasin kecelakaan apa, yang jelas itu membuat hampir separuh memori ingatannya menghilang. Dan yang dia ingat cuma keluarganya tetapi dia lupa nama abangnya" jelas Sera.

Sera mengetahui itu karena dia memaksa Resha untuk terbuka terhadapnya. Karena, dia sahabat Resha jadi Resha sudah sepatutnya percaya kepada Sera. Alhasil, Resha menceritakannya kepada Sera.

"Kenapa gak tanya sama orangtuanya?" tanya Dero.

"Keluarganya tertutup, mirip kayak Resha jadi gak ada yang mau jelasin" jawab Sera. "Gue prihatin dengan hidup Resha, andai gue jadi sahabatnya dari lama, mungkin gue bisa jadi tempat ceritanya dan dia gak akan kesepian kayak sekarang" lanjutnya.

"Lo keliatannya sayang banget sama Resha ya" ucap Dero yang mendapatkan tatapan aneh dari Orlan.

"Lo belum lama kenal sama Resha kan?" tanya Orlan.

"Huft... iya, gue emang belum lama kenal Resha. Tapi, dia itu udah kayak kakak buat gue. Dia juga gak suka ada yang gangguin gue," jawab Sera

"Lo anak tunggal?" tanya Dero.

"Gu-gue sebenarnya bukan anak kandung orangtua gue yang sekarang" lirih Sera.

"Maksudnya?" tanya Orlan.

"Gue itu anak panti asuhan yang beruntuk karena diadopsi sama Ayah dan Bunda. Mereka orang baik, dan gue bisa ngerasain punya orangtua" ucap Sera tersenyum lirih dengan tatapan kosongnya.

"Maaf gue gak bermaksud-" ucap Orlan yang terpotong oleh suara Sera.

"Eh apaan sih? Gak masalah kali, lagian gue juga bahagia. Ya walaupun kadang gue mikir apa orangtua kandung gue itu benci sama gue sampai gue dibuang ke Panti gitu. Tapi setelah gue pikir-pikir lagi, buat apa gue pusingin hal yang gak seharusnya. Toh hidup itu ke depan kan bukan ke belakang. Gue harus bikin Ayah dan Bunda bangga, bukan malah terpuruk dan bikin mereka khawatir" jelas Sera yang membuat Orlan dan Dero tersenyum.

Tidak pernah terbesit dalam pikiran mereka, jika Sera memiliki hidup yang cukup sulit untuk ia terima. Tapi, gadis itu selalu menunjukkan wajah cerianya. Dan itu memberikan Orlan motivasi bahwa hidup akan terus berjalan bagaimanapun keadaan kita.

"Gue percaya kalau lo kuat, dan masalah yang lo hadapin gak mempengaruhi tujuan hidup lo" ucap Dero memegang pundak Sera.

Sera menatap Dero dengan senyum tipisnya. Sedikit aneh jika Dero bersikap normal. Namun, ini lebih baik daripada harus bertengkar.

"Gue lebih suka lo yang ngajak ribut gue daripada yang sok bijak gini" ujar Sera.

"Heh bocil! Gue ini mah emang bijak tiap saat, lo aja yang gak pernah nyadar" ucap Dero yang sudah dalam mode tidak normalnya.

"Dia gila" ucap Orlan menatap Sera.

Sera tertawa, dan itu membuat Orlan sedikit tenang. Setidaknya, ia sudah melihat Setan kecil yang biasa ia lihat. Bukan Setan kecil yang memikirkan luka yang ia alami.

"Gue suka lo ketawa" ucap Orlan tersenyum.

"Gue suka semua yang lo lakuin" jawab Sera menatap Orlan.

"Gue gak suka liat kalian sok manis di depan gue sementara gue ngejomblo karena gak ada bebeb Echa disini" sahut Dero.

"Emang kalo Resha disini, dia mau gitu sama lo?" tanya Sera menaikkan sebelah alisnya.

"Wahh nantangin ya lo, dia mau lah sama gue. Secara gue kan apa ya, eum... gitulah pokoknya" jawab Dero Dero.

"Gak jelas hidup lo!" ucap Sera.

"Kayak masa depan lo" sahut Dero

"Lo madesu" ucap Sera tak mau kalah.

"Apaan madesu?" tanya Dero.

"Masa depan sukinem, nenek tukang jamu tetangga tukang seblak" jawab Sera.

'Ribut teros, jangan sampai mereka jodoh' batin Orlan





🦉🦉🦉

Eheyy double up yeayy🎉




TBC

OWL MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang