51. Akhir Atau Baru Dimulai?

Start from the beginning
                                    

"Tenang Beb, kali ini pasti berhasil pokoknya!" yakin Dero, "tapi semuanya harus bekerja sama, termasuk lo!" tunjuk Dero pada Redo.

Redo yang tak bisa menolak, pun hanya menuruti semuanya.
Sepulang sekolah, mereka bergegas untuk melakukan tugas masing-masing.
Mereka mempersiapkan segalanya dengan sempurna sesuai dengan rencana. Saat semuanya sudah siap, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk mandi.
Sementara Redo, seusai bersiap, ia masih memiliki tugas untuk membawa Sera ke tempat itu.

***

Matahari sudah tenggelam sejak beberapa menit yang lalu.

Sementara di rumah Sera, kini ia sedang diinterogasi oleh Bundanya, karena pulang lebih awal dari biasanya.

"Ish! Bundaaaa, kan Sera udah bilang kalau Sera tuh sakit," ucap Sera.

"Kamu sakit apa sayang? Kok bunda liat kamu baik-baik saja hm?" tanya Anita, Bunda dari Sera.

Ia duduk di pinggir ranjang anak kesayangannya, sementara Sera berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Sakit perut biasa kok, Bun" bohong Sera.

"Sayang, kamu anak Bunda. Bunda tau kamu sedang berbohong, butuh tempat cerita?" tanya Anita.

Sera terdiam dan menutup ponselnya. Ia menatap Anita, matanya kembali berkaca-kaca.

"Sera kenapa hm? Ada yang jahat sama Sera?" tanya Anita yang langsung memeluk putrinya.

Sekalipun bukan anak kandungnya, Sera tetaplah menjadi anak kesayangannya. Karena ia tak bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri, dokter sudah memvonis kalau dia mandul. Maka dari itu, ia sangat menyayangi Sera seperti anak kandungnya.

Sera menggeleng dipelukan Anita, namun ia tak bisa menyembunyikan apapun dari Anita. Karena, Bundanya itu adalah orang yang paling mengenal Sera.

"Bundaa," panggil Sera.

"Kenapa hm?" tanya Anita yang mengelus kepala putrinya.

"Bunda, apakah Sera boleh membenci seseorang karena laki-laki? Terlebih, dia adalah sahabat Sera sendiri?" tanya Sera.

"Kamu sedang bertengkar dengan Echa?" tanya Anita tepat sasaran, karena satu-satunya sahabat yang paling dekat dengan Sera hanyalah Resha.

"Emm!" angguk Sera, "Karena laki-laki, apa Sera salah, Bunda?" lanjutnya.

"Sera sayang kan sama Echa?" tanya Anita yang langsung dijawab anggukan oleh Sera.

"Dia sahabat Sera," jawab Sera.

"Kalau begitu, Sera tidak boleh bertengkar dengan Echa. Bukankah setiap Sera ada masalah yang tidak bisa dibagi dengan Bunda, Sera selalu berbagi dengan Echa?" ucap Anita mengingatkan bagaimana hubungan persahabatan mereka.

"Kebencian hanya akan menyakiti hati Sera, dan kebencian pula yang akan menghancurkan kita," ucap Anita menangkup pipi chubby Sera.

"Jangan pernah bertengkar sama sahabat terbaik kamu, apalagi hanya karena seorang lelaki," ucap Anita, "sayang, dengerin Bunda. Kalau memang laki-laki itu mencintai kamu, dia tidak akan pernah menyakiti hati kamu, apalagi menghancurkan persahabatan kalian," lanjutnya.

"Sera mengerti, Bunda" jawab Sera setelah memikirkan setiap kata yang Anita keluarkan.

"Apa lelaki itu yang menemani kamu di Rumah Sakit saat itu?" tanya Anita.

"Iya," gumam Sera, "Sera sangat mencintainya, tetapi Sera melihat dia memeluk Echa. Sera sakit hati, Bunda" adunya pada Anita.

"Apa kamu sudah mendengarkan penjelasan dari mereka?" tanya Anita.

OWL MANWhere stories live. Discover now