Chapter 18

5.8K 175 8
                                    


⚠️ WARNING ⚠️
𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tata tersenyum senang memasuki rumahnya sambil memegang kedua pipinya yang terasa panas. Ah, euforia yang sangat Tata nantikan sejak dulu.

Waktu singkat yang membuatnya sejenak melupakan permasalahan yang terjadi akhir - akhir ini.

Tata berjalan menuju kamarnya, ia berhenti sejenak menatap pemandangan dihadapannya. Ada Tyara, papah dan mamahnya yang sedang bercengkrama diruang keluarga.

Hal yang sangat menyesakkan bagi Tata. Mengapa ia tak pernah berada diposisi itu ? Liatlah, sang mamah bahkan tak menyadari kehadirannya.

Bahkan mungkin beliau tak tahu bahwa anaknya sedari tadi belum pulang. Tata berdecih pelan lalu memasuki kamarnya.

Setelah membersihkan diri, tak terasa ternyata sudah memasuki jam 10 malam, ternyata cukup lama ia berendam. Ia menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Keadaan sunyi, pasti yang lain sudah tertidur.

"Lagi - lagi ngga di sisain makanan" Tata tersenyum pedih saat membuka tudung saji, tak ada satupun makanan yang tersisa.

Ia menyalakan ponselnya, jam 22.10 pm. Lebih baik ia mencari makanan diluar saja, jam segini biasanya masih ramai oleh gerobak - gerobak dipinggir jalan.

Ia keluar dari rumahnya, lebih memilih berjalan kaki saja, toh ia hanya membeli makanan yang tak jauh dari komplek nya.

Dengan bermodalkan Hp dan beberapa lembar uang disakunya, Tata menelusuri jalanan perumahannya yang sepi bahkan suara burung yang terdengar membuat suasana sedikit mencekam.

"Mas, sate nya 10 tusuk pake lontong yah" ujar Tata sambil duduk dikursi yang disediakan. Ia mengamati sekitar, cukup ramai dan kebanyakan oleh muda - mudi yang berpasangan.

Tempat ini memang tak pernah sepi, banyak pedagang yang berjejer dan berbagai macam street food hingga makanan berat semua lengkap.

Setelah makanannya diantarkan, ia mulai memakannya sembari sesekali mengamati sekitarnya. Matanya membulat, melihat Rex yang ada diantrian kebab tak jauh dari tempat Tata duduk.

Tata menundukkan kepalanya sambil menggerutu pelan, semoga saja pria itu tak menotice keberadaannya.

Rex, pria itu berada pada list teratas orang yang harus Tata hindari. Terlebih mengingat kejadiaan saat dirumah sakit kala itu, dan juga tadi Ero memperingatinya untuk menjauhi Rex.

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [PROSES TERBIT]Where stories live. Discover now