Chapter 20

7K 198 39
                                    


⚠️ WARNING ⚠️
𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Rex menatap kepergian Ero dengan sendu. Rasanya sakit melihat tatapan jijik yang pria itu layangkan, hatinya sangat nyeri melihatnya. Ia menundukkan kepalanya, ia juga tak ingin seperti ini. Tapi, bukannya kita tak bisa menolak kemana hati kita berlabuh ?

"Lo cowok, jangan letoy!"

"Jangan nangis, Sukiman!"

"Tolol, bangun lo! Nangis lagi gue tonjok sekalian"

"Harus kuat, lo cowok nyet!"

"Nangis lagi? Gue colok tuh mata"

Kilatan masa - masa bersama Ero melintas dipikirannya. Ero yang selalu ada saat ia terpuruk, meskipun cara pria itu kelewatan kasar, tapi begitulah Ero dalam menyemangati orang lain.

Rex dulu bukanlah ia yang sekarang. Dulunya saat SMP ia sering menyendiri lalu menangis, apalagi saat ia dituduh sebagai pelaku yang menabrak Airy, gadis yang Rex sukai.

Saat - saat terpuruk, Ero selalu ada untuknya, selalu menyokongnya agar ia menjadi pria yang kuat dan tak mudah meratapi keadaan. Hingga ia tak sadar kapan munculnya perasaan menjijikkan yang ia sendiri tak dapat mengelaknya.

Rex menutup matanya, bersamaan dengan air mata yang mengalir pelan. "Sorry Er, gue gagal."

"Tapi gue ngga bisa hapus perasaan ini." Rex menghapus air matanya dengan kasar, tersenyum lebar membayangkan masa - masa manis bersama Ero. Althaero, lelaki itu harus jadi miliknya.

Lalu Rex menaiki motornya lalu melaju kencang membelah jalan masih dengan raut cerianya, seolah sebelumnya ia tak bersedih.

____________________

Pagi hari yang cerah, kegaduhan depan gerbang Winterst High School mengawali hari ini.

"Pak, bukain dong!"

"Ayolah Pak!"

"1 juta buat bapak, tolong buka gerbangnya, panas nih." Aji terus merengek didepan gerbang tak lupa ada Vano dan Rex. Mereka hanya diam berdiri, malas ikut berdrama seperti Aji.

Vano yang geram melihat tingkah Aji yang bergelayut di gerbang, ia menarik kerah lelaki itu, "Diam!" ia memasang wajah sangar membuat Aji ciut, apalagi melihat wajah Rex yang menatapnya tajam.

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [SUDAH TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz