Chapter 3

7.7K 271 13
                                    


⚠️ WARNING ⚠️
𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tata bersusah payah membawa mangkuk bakso pesanan Ero dan teman-temannya.

"Huft, nih Er," ucapkan sembari meletakkan mangkuk itu dihadapan Ero. Lihatlah kini meja dihadapannya penuh dengan makanan yang masih banyak yang belum disentuh sama sekali, tapi Ero sedari tadi selalu membuat Tata bolak balik tanpa lelah membawa pesanannya.

Ero sepertinya memang sangat menyukai wajah kelelahan Tata. Saat ini mereka hanya berdua, teman Ero belum menuju ke kantin, padahal disini sudah banyak makanan yang dinanti untuk mereka habiskan.

"Duduk, makan!" sentak Ero menyodorkan satu mangkuk bakso kepada Tata yang kini duduk disampingnya.

Menuangkan sedikit kecap dan sambal ke mangkuk Tata dengan perlahan. Lihat lah Tata, hanya diperlakukan seperti ini dia sudah kegirangan.

Ia tak biasa melihat raut Ero yang sedikit santai dan tenang, tidak seperti biasanya yang selalu galak.

Ero yang melihat teman-temannya mulai muncul dipintu kantin, Ero merubah raut wajahnya menjadi garang seperti biasanya.

Menuangkan banyak kecap kedalam mangkuk bakso Tata, "Nih makan!" menyodorkannya kasar hingga kuahnya sedikit tumpah mengenai seragam Tata.

Tata yang seketika kembali diperlakukan seperti itu hanya tersenyum miris.

"Widih enak nih, makan gih," ujar Aji seraya ikut duduk dibangku yang tersedia diikuti temannya yang lain.

Tak lupa Aji menambahkan beberapa sendok sambal ke bakso Tata dan menuangkang begitu banyak cuka, "Tunggu apa lagi! makan cepet," sentak Aji.

Tata yang melihat ngeri ke warna kuah baksonya, menatap Ero meminta pertolongan, tetapi yang ditatap malah membuang pandangannya.

Tersenyum senduh, mau tak mau ia akan memakannya , yang dimana ia pastikan nanti perutnya pasti akan sakit. Ia memiliki maagh akut.

"Aji sialan!"

Saat ingin memasukkan suapan pertama kemulutnya, tiba-tiba berhenti saat semangkuk bakso tersebut disiram ke roknya.

Tata sontak berdiri, menatap tak percaya Ero yang semakin hari semakin keterlaluan memperlakukannya. Rok putih yang dikenakan sekarang tampak begitu kotor.

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang