Chapter 31

3.7K 128 125
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

⚠️ WARNING ⚠️  𝐯𝐢𝐨𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞, 𝐛𝐮𝐥𝐥𝐲𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐨𝐱𝐢𝐜 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩𝐬, 𝐬𝐰𝐞𝐚𝐫𝐢𝐧𝐠, 𝐝𝐫𝐮𝐧𝐤, 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐜𝐮𝐢𝐭𝐲

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Tata tergesah-gesah menuruni tangga menuju lantai satu dimana kamar tamu berada. Ia sungguh kalut, bahkan mengambil langkah besar menuruni dua anak tangga sekaligus.

Ia berencana ke rumah Ero, Tata sungguh tak tenang sebelum menjelaskan pada pria itu. Lebih tepatnya ia tak ingin jika Ero dalam suasana hati buruk terlebih itu karena dirinya. Meski jam sudah menunjukkan pukul 21.34 pm, tetapi itu tak menyurutkan keinginan Tata.

Ia membuka pintu kamar tamu dengan kencang, "Oh udah bangun? Good, sekarang pulang!" titah Tata dengan tegas. Rex malah menatapnya linglung, tetapi Tata tetap menarik belakang baju Rex seperti mengangkat kucing.

"Tung—tunggu, gue cuci muka dulu."

Barulah Tata berhenti menyeretnya keluar kamar, gadis itu meninggalkan Rex disana lalu menuju teras. "Aduh pake hujan lagi," Tata mendongakkan kepalanya melihat langit malam yang mulai merintikkan hujan.

Tak lama bukannya meredah hujan malah semakin deras disertai angin kencang. Tata meremas mantel berwarna kuning miliknya, sedikit ragu ingin menerobos hujan sederas ini. Suara guntur disertai petir membuat Tata tersentak kaget.

Ia dengan gemetar melangkah mundur, dan mulai meringkuk ketakutan di daun pintu. Tetapi tak berhenti disana, lagi-lagi suara guntur bergemuruh begitu keras membuat Tata menutup kedua telinganya.

Badannya gemetaran dengan wajah yang pucat pasi, kilatan-kilatan masa lalunya membuat gadis itu tak sadar mulai terisak. Semuanya bermula pada saat umurnya 6 tahun, kedua orang tuanya bertengkar hebat.

Tata kecil saat itu hanya berani mengintip pertengkaran mereka dibalik pintu. Hingga saat ia melihat sang ayah menyeret koper besar dan menuju keluar rumah.

Tata berusaha mengejar mobil ayahnya yang mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah. Meskipun ia sudah berteriak sekencang mungkin sambil berlari mengejar mobil sang ayah namun hanya sia-sia sebab hujan meredam suaranya.

Pada saat itu hari masih sore, namun hujan deras mengguyur kota disertai dengan gemuruh petir yang memekakkan telinga. Meskipun gadis kecil itu takut namun ia tetap berlari.

Hingga Tata terjatuh tak kuat menahan bobot tubuhnya saat menyaksikan didepan sana terjadi kecelakaan beruntun, ia dapat melihat truk yang melaju kencang hingga keluar jalur dan menabrak beberapa mobil dan motor yang ada dijalurnya, salah satunya adalah mobil ayah Tata.

𝐀𝐋𝐓𝐇𝐀𝐄𝐑𝐎 : 𝗠𝘆 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗶𝘃𝗲 𝗕𝗼𝘆𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 [PROSES TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt