MWiM 35

157 7 0
                                    

"Jika kalian bergerak dari sini satu senti saja, maka gadis jalang ini akan mati saat itu juga!" ancam Tasya kembali.

"APA KALIAN TIDAK MENDENGAR APA YANG AKU KATAKAN? CEPAT BAWA SUAMIKU KE RUMAH SAKIT! KALAU TERJADI SESUATU PADANYA KARENA KETERLAMBATAN KALIAN, MAKA AKU AKAN BERSUMPAH UNTUK MENUNTUT KALIAN SEMUA!" Ara berteriak penuh amarah, kesal, khawatir, dan sedih yang bercampur menjadi satu.

Mendengar arahan yang meyakinkan itu, mereka langsung mengemudikan mobilnya.

"JANGAN BERGERAK BANGSAT!" teriak Tasya.

Setelah melihat mobil itu menjauh, Ara langsung menyikut perut Tasya dan menendang tangan Tasya hingga pistol itu terjatuh dari tangannya. Kemudian Ara menahan pergerakan Tasya dengan menjatuhkan gadis itu ke tanah dan menahannya.

"Wow."

"Cepat borgol hama brengsek ini" ucap Ara.

Polisi itu langsung mengambil alih posisi Ara dan mulai memborgol tangan Tasya.

"Apa kunci mobilnya ada pada kalian?" Ara bertanya pada polisi yang ada disana setelah mengenali mobil yang terparkir diseberang.

"Tidak, kunci mobilnya ada pada pak Angga."

"Kalau begitu, tolong antarkan saya ke rumah sakit."

"Baik, mari saya hantarkan."

Tragedi penculikan itu berakhir dengan Angga yang tertusuk di bagian pinggangnya, Ara yang mengetahui bahwa Liam adalah pria di masa lalu. Dan ia merasa cukup lelah dengan tragedi satu hari ini, mungkin sudah memasuki hari kedua.

"Pak, apa kalian menggeledah rumah itu juga tadi?" tanya Ara di sela-sela keheningan antara dirinya dan kepala kepolisian.

"Tentu saja."

"Apa anda menemukan tas kecil?"

"Barang bukti penculikan ada bersama tim penyidik. Mungkin dua hari lagi barang itu akan diserahkan."

"Begitu ya."

***

Ara dan kepala kepolisian sampai di rumah sakit tempat Angga dibawa. Mereka langsung lari ke UGD dan mencari-cari pasien. Dan ternyata mereka malah bertemu dengan orang tua Angga dan juga Ara.

"Bunda."

"Ara?" Elmira berlari dan langsung memeluk putrinya tercinta dan diikuti juga oleh orang tua Angga dan papa Ara.

"Ya Allah nak, kamu gak papa kan sayang?" Elmira mengecup seluruh wajah Ara dan melihat semua tubuh Ara dari atas sampai bawah.

"Iya bun, aku gak papa."

"Syukurlah sayang, mama bersyukur sekali karena kamu tidak apa-apa" saut Gita mama Angga.

Ara mengalihkan pandangannya pada mertuanya itu dan berjalan mendekatinya.

"Ma, mas Angga mana?"

"Dia di bawa ke ruang operasi nak. Kami disini mengurus persetujuan untuk Angga. Kebetulan orang tua kamu disini juga."

"Separah itukah, sampai dimasukkan ke ruang operasi?"

"Menurut hasil yang keluar, luka tusukannya terlalu dalam dan mengenai usus nya. Jadi, dia langsung di bawa ke ruang operasi" jelas Gita hingga membuat semua yang ada disana shock.

Ara menanyakan tempatnya dan langsung lari ke ruang operasi, walaupun dia tau dia tak akan bisa memasuki ruangan itu. Namun, dia ingin menunggu suaminya hingga selesai operasi.

Ara duduk di kursi dan menatap pintu operasi itu berkali-kali.

'bagaimana jika sesuatu terjadi padanya apa yang harus aku lakukan?'

My Wife is Mine ✔Where stories live. Discover now