MWiM 5

355 14 0
                                    

Ara ingin menyudahi tautan bibir di antara mereka, namun Angga menahan belakang kepala Ara dan memperlama ciuman tersebut.

Angga terlalu brutal dalam melumat bibirnya Ara hingga membuat Ara kesulitan bernapas. Ara memukul punggung besar Angga dengan kuat, sedangkan Angga yang masih menikmati ciuman mereka mulai membuka mata dan melihat istrinya yang mulai kesulitan dalam pengambilan napas. Mau tak mau, rela tak rela, Angga terpaksa menyudahi lumatan panas di antara mereka berdua.

"Hahh, hahh, hahh, kamu lapar hah?!", teriak Ara dengan wajah yang memerah marah disertai malu.

"Maaf sayang, hanya saja bibirmu terlalu manis untuk tak dicicipi", ucap Angga sambil mengecup puncak kepala Ara.

Ara cemberut namun dengan cepat menyudahi amarahnya, buat apa lama-lama marah, gak ada gunanya, pikir Ara.

"Kita tidur ya", Angga menuntun Ara ke tempat tidur kemudian memeluk sang istri dengan sangat erat, sedangkan Ara hanya menenggelamkan tubuhnya di pelukan sang suami, pelukan yang sangat hangat.

Keesokan paginya

"Sayang, hari ini ada pesta ulang tahun kampus. Dan aku diundang kesana untuk menyampaikan beberapa kata sambutan, kita berangkat bareng ya", ucap Angga sambil membenarkan dasinya.

"Nggak", teriak Ara dari dalam kamar mandi.

"Kamu ada jadwal pagi ini?", tanya Angga.

"Nggak, tapi aku ada pekerjaan di kampus. Kami membuat bazar ala ala cafetaria, jadi hari ini mungkin aku sedikit sibuk", ucap Ara yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di atas dada, dan menampakkan paha nya yang mulus dan sexy, mungkin.

"Sayang, lain kali bawa baju ganti ke kamar mandi ya", ucap Angga sambil menutup matanya sedikit mengintip.

"Buat apa? Kita kan ada walk in closet", jawab Ara dengan santainya, dan masuk ke tempat itu.

"Hahhh, kalau tau begini lebih baik walk in closet nya ada di kamar mandi saja, hahhh. Ini adalah salah tukang rumah yang membuat walk in closet di luar kamar mandi", gerutu Angga sambil menyalahkan pekerja yang membangun rumahnya dulu.

***

Ara yang baru saja turun dari kamar melihat Angga yang setia dengan ipad nya kembali, ahh bahagianya Ara memiliki suami yang tampan seperti Angga. Siapa sih yang gak bahagia di perlihatkan ciptaan Tuhan yang tampan ini.

"Kenapa belum berangkat?", tanya Ara.

"Kita berangkat bareng", ucap Angga sambil menyeruput kopi di atas meja.

"Lah? Tadikan aku bilang nggak", ucap Ara bingung.

"Aku maunya bareng, gimana dong?", tanya Angga dengan mata yang seperti puppy eyes.

"Ukhhh, kenapa menjadi serangan mendadak seperti ini? Ini tidak ada di dalam skenario, ukhhh, ok. Kita berangkat bersama, puas?", gerutu Ara karena terkena keimutan Angga yang tiba-tiba.

"Hehe, ayo", ucap Angga dengan senyum yang lebar di wajahnya.

Ini emang suamiku yang dingin kata orang, atau dia ini orang lain? Ahh sudahlah

"Pak su, seperti biasa ya", ucap Ara.

"Sekarang berubah lagi ya, hehe", Angga terkekeh geli karena panggilan Ara yang selalu berubah-ubah untuk dirinya.

"Iya, soalnya kalau manggil itu mulu bisa bosan akunya lama-lama", ucap Ara.

Setelah berbincang terlalu lama, akhirnya mereka sampai di tempat biasanya, di pemberhentian Ara ketika ia berangkat bersama sang suami.

My Wife is Mine ✔Where stories live. Discover now