MWiM 27

300 10 0
                                    

Kamis 09.00 am

"Kamu mau kemana, sayang?," tanya Angga yang melihat istrinya bergegas kesana kemari yang membuat Angga pusing melihatnya.

"Dua minggu yang lalu, aku mengajukan beberapa judul skripsi ku ke dospem. Jadi, hari ini aku dipanggil untuk menghadap dia," ujar Ara yang masih sibuk dengan kegiatannya.

"Semoga berhasil my wife," ujar Angga menyemangati Ara dan dibalas dengan senyuman manis.

"Oh iya, aku baru sadar, ternyata kamu sudah di tingkat akhir ya," lirih Angga.

"Kamu baru sadar?," nyolot Ara dengan catokan di tangannya.

"Iya, soalnya kamu sibuk di kampus. Ku kira kamu masih di semester 6 atau 7," jawab Angga santai.

"Ya aku memang di semester 7 sekarang, dan itu kan sudah tingkat akhir. Lagian jam mata kuliah ku juga sudah terpenuhi semuanya. Gak masalah kan kalau aku cepat menyelesaikan S1 ini," ujar Ara.

"Kalau tingkat akhir itu di semester 8 sayang, bukan di semester 7," ujar Angga membenarkannya.

"Terserah ku lah, aku maunya selesai di semester 7," nyolot Ara kembali tak terima.

"Ihh, kamu sih! Lihat kan, aku hampir telat karena kamu mengajak berbicara," kesal Ara.

Angga terkekeh pelan, ia berdiri dari ranjangnya dan memasuki walk in closet. Ia mengganti pakaiannya dengan sweater yang berwarna cream serta celana jeans berwarna hitam. Angga menyingsingkan lengan bajunya keatas hingga ke siku, hal itu menambah kesan sempurna untuk seorang Angga.

Angga keluar dan menghampiri Ara, "ayo, aku akan mengantar mu," ucap Angga dan mengecup pipi Ara gemas, bahkan ia sempat menggigit pipi Ara.

"Hei!," teriak Ara marah sambil memegang pipinya yang kesakitan.

Angga terkekeh pelan, dan pria itu kembali mengecup pipi Ara tepat di bekas gigitan yang ada di pipi Ara.

"Kamu ini singa ya? Kenapa pipi ku digigit? Aku ini bukan makanan, awas kamu," ancam Ara sambil menunjuk wajah Angga.

"Haha, maaf sayang."

***

"Aku masuk dulu ya, terima kasih atas tumpangannya," Ara mulai membuka pintu, namun lengannya ditahan oleh Angga.

"Ada apa?," tanya Ara.

"Kamu melupakan sesuatu," ujar Angga memberikan kode pada istrinya itu.

"Apa?," Ara ikutan panik, ia takut jika ada sesuatu yang tertinggal di rumah.

Angga menghela napasnya kasar, ia menunjuk pipinya sendiri, dan membuat Ara menatap heran pada Angga.

"Hahh, kamu lupa memberikan kecupan pada ku sayang," ujar Angga.

Ara langsung memberikan kecupan yang diminta Angga, dan itu bukan di pipi, namun di bibir. Ara memberikan kecupan yang hangat tepat di bibir Angga, kemudian keluar dari mobil dan pergi memasuki kampus nya.

Angga terdiam, namun tercetak senyuman indah di wajahnya. Kesenangan itu buyar akibat dering telepon dari ponsel Angga.

"Ck, mengganggu saja," kesal Angga tapi tetap mengangkat panggilan itu tanpa melihat namanya.

"Hallo."

"Angga, datang ke rumah kakek sekarang!."

Angga mengernyitkan dahinya bingung, ia menjauhkan ponsel dari telinganya dan menatap nama yang tertera di layar ponsel tersebut. Angga menghela napasnya kesal.

"Maaf kakek, hari ini aku sibuk."

"Jangan berbohong padaku anak muda, cepat datang sekarang!."

My Wife is Mine ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora