MWiM 3

428 15 0
                                    

"Aku akan ke kampus mu besok pagi, mau berangkat bareng gak?", tanya Angga yang memulai percakapan.

"Hmm? Mau ngapain?", tanya Ara.

"Ada sesuatu yang harus di diskusikan dengan direktur", jawabnya.

"Ohhh, ok deh. Sama aja, ntar turunin sebelum nyampai di kampus ya", pinta Ara.

"Kenapa gak sekalian aja aku antar ke depan kampusnya, kan kasian kulit istriku jadi kering", gombal Angga sambil memainkan senyum mematikannya.

"Cih, nggak usah gombal-gombal, gak berlaku. Pokoknya turunin aja sebelum nyampai kampus", ucap Ara cemberut, ia saat ini sedang menyisir rambutnya dan Angga yang sedang bersandar di kasur sambil membaca tab yang Ara mengira bahwa itu berisi tentang kantor semua.

"Ini sudah jam 9, ayo tidur. Gak baik buat anak sekolahan tidur terlalu larut", ucap Angga serius.

"Hah? Emang lo kira gue anak SMA? Gue kan udah....", ucapan Ara terpotong kalau melihat raut wajah suaminya yang gelap itu.

Ahh, dia sudah melanggar peraturan. Padahal sudah dibilang gak ada kata lo gue antara mereka, tapi kan Ara juga kesal. Padahal dia sudah jadi anak kuliahan bukan SMA lagi. Gimana sih.

"Maaf", cicit Ara yang masih melihat raut gelap di wajah suaminya.

"Sudahlah, mungkin aku terlalu memaksamu untuk merubah kebiasaan mu. Tidak apa-apa tidurlah, aku juga ingin tidur. Selamat malam", setelah mengucapkan itu Angga langsung meletakkan tab nya disisi ranjang dan mulai memejamkan matanya.

"Ya", balas Ara pelan.

Apa dia sangat marah? Apa yang harus gue lakuin sekarang? Aduhh gimana ya? Ok, hanya ini satu-satunya cara

"Mas suami? Masih marah ya?", ucap Ara mendekati suaminya itu.

"Tidur lah, ini sudah malam", ucap Angga.

"Tidak!!", bantah Ara.

"Hahh", Angga membuka tangan yang sebelumnya menutup wajahnya. Ia menatap wajah manis serta cantik dari istrinya itu. Angga mengulurkan tangannya kemudian mengelus nya secara perlahan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ara terkejut kala merasakan tangan hangat suaminya itu. Namun ia langsung terbiasa, malahan ia memejamkan matanya karena elusan halus di wajahnya.

Angga menatap Ara yang memejamkan matanya itu. Di mata Angga, Ara ini seperti anak kucing yang di elus dagunya. Ahh imutnya, jika saja mereka sudah terbiasa, sudah dari tadi Angga menerkam nya.

"Sayang, aku tidak bisa marah padamu karena aku sangat mencintaimu. Hanya saja aku terlalu memaksamu untuk membiasakan dirimu dengan peraturan ku. Padahal aku tau kalau kamu masih terkejut dengan pernikahan yang tiba-tiba ini. Jadi, kamu tak usah terlalu memikirkannya, ayo tidur aku sudah lelah", ucap Angga yang masih mengelus wajah istrinya itu.

Ara langsung membaringkan tubuhnya di samping sangat suami serta memeluknya dengan erat. Sedangkan Angga hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala istrinya hingga mereka berdua tertidur sambil berpelukan di bawah selimut yang hangat.

***

"Selamat pagi dunia tipu tipu", sapa Ara di pagi hari.

Ia duduk dan melihat ke samping nya dimana ranjang itu sudah kosong dan dingin. Mungkin suaminya sudah bangun dari tadi. Hanya dia saja yang tidurnya kayak kebo minta ampun.

Kriet...

Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan seorang pria matang yang berusia 28 tahun tersebut. Dengan handuk yang dililitkan di pinggangnya tanpa memakai atasan sehingga memperlihatkan otot sempurna yang terpampang di depan mata Ara saat ini. Untuk sesaat Ara sangat terpesona dengan tubuh indah suaminya itu.

My Wife is Mine ✔Where stories live. Discover now