Flashback Liam (2)

219 11 0
                                    

"Eh kampret lu. Tuh balon bukan disana letaknya ege. Lu bisa nolongin gue kan? Dari tadi lu salah mulu. Disuruh pompa balon gak mau lu. Disuruh dekorasi taman ini, lu bilang kagak bisa. Eh lu kalau kagak bisa apa-apa mending pulang ya, sebelum gue jadiin sate lu buat hidangan anak-anak" gerutu Ara kesal.

"Dih, galak amat jadi cewek lu."

"Apa lu?"

"Kagak, galak amat sih" ucap Liam takut.

"Liam, ambilin tumblr itu dong" ucap Ara menunjuk tumblr yang tergeletak di rumput.

"Nih."

"Nah, berguna juga lu akhirnya."

Dekorasi taman untuk pesta malam nanti dipenuhi dengan umpatan dan kekesalan seorang Ara. Liam yang tidak berguna dan terlalu lemot benar-benar memancing emosi gadis itu.

"Nah, selesai juga akhirnya" Ara turun dari tangga dan memperhatikan sekelilingnya dengan mata yang terpana.

"Lu jadi pesan catering, kan?"

"Oh my god, gue lupa."

Emosi Ara sudah tak tertahan lagi, wajahnya merah padam dan siap-siap untuk memarahi Liam.

"Akh Liam bangsat. Gue udah pesan sama lo tadi" teriak Ara penuh kekesalan.

"Sorry, sumpah gue beneran lupa" melihat wajah Liam yang merasa bersalah membuat Ara tak tega melihatnya.

Ara menghembuskan nafasnya lelah, "ayo temani gue ke pusat perbelanjaan. Sepertinya memasak adalah jalan satu-satunya. Kalau kita pesan catering sekarang malah kita yang bakal dimarahi. Mana waktunya tinggal 2 jam lagi. Anak-anak bakal balik lagi."

"Lo bisa masak kan?" tanya Ara.

"Kalau soal memasak mah itu gampang" Liam menyombongkan dirinya.

"Oke, kalau ini gagal juga, gue benar-benar akan membuat lo jadi hidangan buat anak-anak malam ini" ancam Ara.

"I...iya."

***

Bahan-bahan sudah mereka beli. Dan bahan yang mereka beli cuma untuk barbeque-an saja. Tapi itu cukup membuat perut kenyang.

"Lo potong jamur, daging, jagung, dan juga sosisnya. Gue akan membuat saus untuk barbeque nya."

Liam mengangguk mengerti, ia langsung melaksanakan perintah Ara. Ara menarik lengan bajunya keatas dan siap untuk meracik saus barbeque.

Bahan-bahannya sudah selesai, mereka mulai menusukkan bahan-bahan itu satu persatu kedalam tusukan barbeque yang mereka beli.

"Lo bisa hidupin panggangan itu, kan?"

"Bisa itu mah, serahin aja sama gue."

"Oke, gue akan lanjutin ini, sedangkan lo hidupkan apinya. Gue harap lo gak bohong, kalau lo bohong awas lo."

"Dih iya, sensian lo" Liam mendekati pemanggang dan mulai memanggang tempurung kelapa yang mereka cari sebelumnya.

Ara telah selesai dengan tusuk menusuk nya. Ia menghampiri meja yang terletak disamping Liam dan meletakkannya di meja tersebut. Ara masih memperhatikan kinerja Liam, namun ia kelupaan dengan saus barbequenya. Ia kembali ke belakang dan pergi mengambil saus itu.

"Aduh, kenapa gak nyala-nyala ya apinya?"

Liam masih berusaha menghidupkan pemantik api, tetapi pemantik itu tak bisa hidup.

"Liam, udah belum?"

Liam mendengar teriakan Ara membuat jiwanya hampir menghilang dari raganya.

"Sial, kalau gak selesai-selesai juga, bisa mampus gue. Gue gak mau jadi sate ma" teriak Liam ketakutan dengan khayalan Ara yang memanggang dirinya di panggangan itu.

My Wife is Mine ✔Where stories live. Discover now