🍂 Part 1 🍂

2.6K 84 13
                                    

Aira Azzahra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aira Azzahra. Gadis remaja yang tumbuh dari rasa dendam hati yang selalu membawanya ke arah kebencian hidup. Perlakuan pria yang seharusnya bisa melindunginya dan keluarganya malah memberikan rasa tak aman dan tak nyaman bagi mereka. Berhari-hari ia terus menghadapi sikap brutal Bapaknya yang selalu ringan tangan kepada Ibunya.

Jauh dari kerabat membuat ia sulit untuk mengaduh. Ibunya pun tak ingin selalu memberatkan pihak keluarga. Aira yang hanya gadis kecil tak mampu melawan perlawanan Bapaknya. Terkadang ia juga dipukul, ditendang dan diancam.
"Assalamualaikum.... Aira....!!"
"Waalaikumsalam!! siapa ya? Sudah malam masih saja ada yang bertamu."

Langkah kakinya terhenti ketika seruan menegurnya.
"Biar Aira saja Buk!! Itu teman-teman Aira."
Aira menggantikan si Ibu yang masih keheranan menunggu biang kebisingan di luar rumahnya. Suara cekikikan dan senda gurau sangat tak disukai Ibu Aira.
"Waalaikumsalam, Hai....!" Sapa Aira.
"Gimana Ai? Jadi keluar gak?"
"Mau keluar kemana kalian? Belum sadar ini sudah jam berapa?"

Mereka terdiam kikuk dengan kemunculan Ibu Aira. Mereka tahu bagaimana sosok Ibu Aira. Tegas, disiplin dan sangat protektif dengan segala kehidupan Aira. Salah satu dari mereka mengode Aira agar bisa membantu mereka menjelaskan.

Aira menghela napasnya dengan sebal. Berbalik pelan dan menunduk.
"Buk, Aira ada tugas kelompok. Sebenarnya, Aira sudah izin ke mereka untuk gak bisa ikut. Tapi, mereka tetap butuh bantuan Aira, Buk."
"Tugas kelompok apa Aira? Bukannya kemarin kalian juga sudah mengerjakan tugas kelompok. Ini apa lagi Aira?"
"Hmm.... makalah Buk. Beberapa minggu ini memang lagi banyak tugas Buk. Gak keburu kalau ditunda-tunda. Boleh ya Buk?"

Mata menyorot seluruh wajah memelas dan takut dari teman-teman Aira. Melirik sekilas ke jarum jam dinding yg masih menunjukkan ke arah angka delapan.

"Ibuk izinkan. Tapi ingat! Jam sepuluh sudah harus pulang Aira! Kalau kamu telat, Ibuk gak akan membukakan pintu untuk kamu Aira."
"Buk.... jangan gitu dong! Cuma 3 jam itu gak akan cukup Buk."
"Ibuk gak mau dengar alasan apapun Aira. Cepat ke kamar dan pakai kerudung kamu! Ingat, Aira harus pulang jam sepuluh!" Pesan tegasnya di hadapan semua teman-teman Aira.
"Baik Tante...." Seru yang lainnya.

Aira berlari cepat ke arah kamarnya. Ia memasukkan asal bukunya, pensil dan satu setel pakaian. Meraih kerudung yang selalu bosan untuk ia pakai.
"Ck! Sebal banget hidup harus diatur-atur muluk."

Melempar kesal cerminnya dengan bantal kecilnya. Berlari cepat menuruni anak tangga tanpa merasa takut akan terjatuh. Ibu Aira masih terus memasang raut garangnya. Aira meraih tangan sang Ibu dan mencium sembari mengucap pamit.
"Aira pergi ya Buk. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."

💐~💐


Waktu singkat yang dimiliki tak memundurkan niat awal mereka. Dalam 1 kamar, telah dipenuhi hamburan beberapa pakaian-pakaian yang masih mereka pilah untuk malam singkatnya. Aira menatap ragu dengan sodoran sebuah pakaian Dress mini yang tampak terlalu terbuka bila ia pakai.

Menanti LillahWhere stories live. Discover now