(b) Lingkaran Cinta

1K 219 16
                                    

[Niki ini nyebelin tapi ngangenin kalo buatku. Rasanya aku nggak bisa buang bab tanpa Niki benar-benar ada di dalamnya. Jadi, ke depannya kalian harus bersabar karena bisa ketemu Niki lebih sering. Happy reading dan jangan lupa komentar maniezzzzz nya!]

Betul bahwa Niki tidak pernah bisa menjelaskan alasan mengenai dirinya yang tergila-gila pada Nova. Si gadis—sudah tidak gadis lagi anyway—yang biasa saja sejak berada di SMA. Orang lain tidak akan pernah mengerti, dan Niki juga tidak akan bersusah payah membuat mereka harus mengerti. Intinya Niki senang dengan perasaan yang bertabur bintang setiap dia memikirkan sosok Nova.

Cantik itu relatif, bagi Niki itu agaknya benar. Meski yang diyakini Niki adalah wanita yang berparas oke, ya, cantik. Sedangkan yang berparas jelek, masuk kategori unik. Kategori unik inilah yang biasanya muncul dari dalam diri wanita jelek secara fisik itu. Mau diperdebatkan seperti apa pun, hukum cantik lawannya jelek, dan tampan juga lawannya jelek. Cantik lawan seimbangnya unik, ganteng lawan seimbangnya kaya. Jika bisa memiliki sisi ganda tersebut, maka pasangannya sudah pasti harus yang seimbang. Niki memiliki sisi ganda tersebut, tapi dengan perempuan sekelas Nova saja dia tidak diterima. Bagaimana dengan yang seimbang? Oh, atau dia dan Nova memang tidak seimbang makanya tak cocok? Apa cara Niki mendekati Nova terlalu murahan? Kampungan?

“Nik, stop bersikap kayak gini, please!” ucap Nova yang kentara sekali putus asa.

“Baru kali ini gue denger lo bilang please, Nov. Bahkan ekspresi lo juga nggak sekasar biasanya. Apa gue sememuakan itu, ya? Ini udah pengendalian diri lo yang paling tinggi?”

Di sekitar mereka masih ada mahasiswa lain. Tidak ada tempat yang cukup menjaga privasi untuk mereka berdua bicara. Apalagi Nova tidak mau berduaan di tempat yang sepi dengan Niki.

“Gue nggak mau lo semakin terjerumus ke perasaan lo yang mungkin salah, Nik. Coba pikirin lagi, Nik. Lo mungkin cuma penasaran karena gue bersikap cuek. Sekarang, gue nggak mau lo penasaran akan apa pun lagi. Lo ganteng, lo punya banyak uang. Jangankan cewek yang tampangnya pas-pas an kayak gue, lo pasti bisa dapetin yang sekelas Pevita Pierce.”

“Tipe gue bukan Pevita Pierce,” balas Niki.

“Raline Shah, kalo gitu.”

“Bukan itu juga.”

Nova menghela napasnya. Mencari daftar nama artis yang cantik. “Chelsea Island?”

“Nope.”

“Cinta Laura? Luna Maya? Dewi Persik?”

Pfftt! Kenapa tiba-tiba Dewi Persik?” Niki tidak bisa menahan tawanya.

“Karena gue nggak tahu lagi artis cewek yang bakalan masuk tipe lo!”

“Ribet banget, sih, Nov. Ngapain lo nebak pake nyebutin nama cewek lain. Tipe gue itu, ya, lo.”

Nova langsung tertegun di tempat. Niki bisa melihat ludah yang dipaksakan ditelan oleh perempuan itu.

“Oke, gue akan ngalah. Setelah gue tahu apa tanggapan lo soal,” Niki menahan kalimatnya dan merogoh isi tas. Lelaki itu menaruh memori kameranya di atas meja. “semua yang ada di sini. Gue mau nunggu sampai gue tahu respon lo, Nov.”

Siapa yang tidak akan curiga dengan semua itu? Nova tak langsung menerimanya, malah mendorong balik kartu memori tersebut ke arah Niki.

“Apa pun itu, gue nggak mau membuat perasaan gue sendiri ragu.”

“Kalo lo sangat mencintai dan menghargai pasangan lo, nggak akan ada kata ragu. Gue hanya mau tahu respon lo aja. Gue temenin lo dalam keadaan rapuh sekalipun. Nggak harus lo terima gue jadi pacar gelap, gue cuma mau nemenin lo dalam situasi apa pun.”

Nova menggelengkan kepala, tapi Niki tak mau lebih merasa bersalah jika Nova menjadi pihak bodoh lebih lama.

Please, Nov. Hanya ini. Gue akan lebih merasa bersalah kalo lo nggak tahu apa-apa. Selama lo bawa kartu memori itu, gue nggak akan gangguin lo. Gue akan balik kalo lo bersedia ngomong sama gue. Itu pun kalo lo mau,” ucap Niki begitu bijak.

Bicara adalah hal yang sulit karena jika ada janji di dalamnya, akan hanya sekadar ucapan kosong saja tanpa pembuktian. Sebagai lelaki yang pandai bicara seperti ini, Niki harus berusaha menepatinya. Menjaga jarak dari Nova selama perempuan itu membutuhkan waktu sendiri.

“Kalo gue udah tahu isi kartu memori itu ... buat apa gue harus cari lo?” tanya Nova.

Niki mengangkat bahunya. “Siapa tahu, lo butuh banyak penjelasan dari banyaknya bukti yang gue kumpulin. Tentu aja penjelasan dari sudut pandang gue yang nantinya harus lo cocokan lagi ke orang yang bersangkutan.”

“Lo bener-bener bikin gue pusing, Nik.”

Don't worry, lo akan lebih pusing setelah ini. I guarantee that.”

Ini satu-satunya yang ingin Niki lakukan. Ya, ini yang terakhir. Setelah itu, Niki tak tahu ingin melakukan apa. Dia hanya ingin membuat Nova mengetahui segalanya, baik nantinya Niki kembali dibutuhkan atau tidak. Jika setelah ini Nova bisa meluruskan permasalahan dengan Teija dan menjadi budak cinta level dewa ... Niki bisa apa selain mundur?

The Baby's Contract✓Where stories live. Discover now