(a) Rumah Tangga

1.2K 258 21
                                    

[Di sini kita bisa lihat sisi manusiawi hubungan Nova dan Teija. Dan seperti biasa, aku menantikan komen-komen unik kalian. Ayo, dong! Belakangan ini komen kalian makin turun aja :(]

Ternyata memang benar, bahwa menikah tak selalu mengenai kebahagiaan. Meski Nova dan Teija menikah bukan berdasarkan keinginan sendiri, tapi mereka bahagia menikmati masa di awal-awal pernikahan. Sejauh enam bulan menikah, masalah yang mereka temui tidak rumit. Sebab mereka berdua sepakat menjalani rumah tangga sembari melanjutkan pendidikan. 

Namun, belakangan ini banyak perubahan yang bagi Nova terjadi memberikan ketidaknyamanan. Sebenarnya bukan jenis perubahan yang terlalu buruk hingga membuatnya menuntut perpisahan, tidak sejauh itu. Hanya saja sebagai perempuan, dia merasa cepat lelah karena mengurus rumah sendirian. Kesibukannya kuliah dan harus tetap belajar serta mengerjakan tugas sudah mampu membuat keadaan hatinya kacau. Ketika tamu bulanannya datang, dia sangat resek meluapkan rasa tak nyaman dari dalam diri kepada Teija. 

Hal ringan seperti itu, belakangan ini memantik pertengkaran. Ketika Nova maunya dimengerti bahwa tugasnya mengurus rumah, kuliah, dan pria itu sangatlah tak mudah. Nova hanya ingin mendapatkan apresiasi berupa pengertian dan kasih sayang. Sedangkan Teija ketika melihat gelagat tak menyenangkan istrinya malah kesal dan membalikkan ucapan yang terdengar tak menyenangkan di telinga Nova. 

Sama seperti yang terjadi lagi malam ini. Nova yang tidak memasak karena kelelahan menyuruh Teija membeli makanan ketika pulang dari kampus. Ya, pria itu melakukannya. Namun, makanan yang dibawa Teija tidak Nova sukai. Menu warteg yang sudah pasti tidak begitu masuk ke mulut Nova. 

"Kamu kenapa beli lauk ini, sih, Ja?!" ucap Nova dengan kesal.

"Kamu tadi chat bilang beliin apa aja. Terus salahnya dimana?"

"Kalo menu warteg begini aku juga bisa masak sendiri! Harusnya kamu mikir, dong, Ja. Kalo sekali-sekali aku nggak masak, kita makan yang enak dikit, apa kamu nggak bisa ngerti hal kecil kayak gitu doang??"

Teija sebenarnya tipe pria yang tak banyak bicara. Namun, tidak menghindari perdebatan juga. Nova tahu dia sudah berlebihan membahas makanan yang sudah dibelikan oleh suaminya. Namun, mood nya hari ini tak baik hingga tak menginginkan makanan biasa seperti ini. 

"Kenapa tadi kamu nggak bilang di chat mau menu apaan? Kamu juga kenapa nggak bilang kalo minta anterin aku cari berdua mau makan apa? Kamu bilang di chat kalo kamu maunya aku pulang langsung bawa makanan karena kamu keburu laper. Ini aku udah turutin sesuai yang kamu mau, Va. Kenapa ribet banget, sih?"

"Ya, kenapa kamu nggak--"

"Kalo kamu mau marah-marah, terserah. Aku capek, ya. Aku baru balik dan kamu udah ngomel-ngomel nggak jelas apa maunya. Aku mau mandi. Kamu mau makan itu atau nggak terserah. Yang penting aku sebagai suami udah nyediain makanan buat kamu."

Yang seperti inilah yang membuat Nova kesal. Teija tidak berusaha memberikan apa yang Nova mau. Nova tidak bisa merasakan perhatian Teija, membelikan makanan saja pria itu tak terlihat ikhlas melakukannya. Sungguh Nova kesal dengan perubahan semacam ini. Sebelumnya, Teija tak pernah terlihat nyolot seperti ini. Teija adalah pria kalem yang tak banyak bicara, lebih sering manut-manut saja ketika Nova menginginkan sesuatu. Namun, belakangan ini pria itu tak lagi demikian. 

Dengan kemarahan yang bercokol di dada, Nova memilih mengambil ponselnya dan menghubungi kakaknya meminta dijemput tanpa menjelaskan apa pun. Nova tak mau bertatap muka dengan pria yang mengabaikan keinginannya. Dia akan memberikan pelajaran pada Teija untuk memahami situasi seperti ini. Biarkan saja Teija mencarinya setelah selesai dengan mandinya nanti. 

Nova Saki [Bang, jemput gue sekarang!]

Agusta Saki [Ngapain? Udah malem, nih. Males.]

Nova Saki [Oh, yodah gue tinggal bilang ibu sama ayah kalo lo jalan sama janda yang suka jaga salon!]

Agusta Saki [Anjir nih anak ancemannya.]

Agusta Saki [Yodah gue jemput tapi mulut lo diem!]

Nova tahu dia tidak akan ditolak oleh sang kakak. Agus memiliki rahasia yang tidak akan bisa ditoleransi oleh ibu dan ayah mereka jika tahu. Bagusnya, Nova adalah pihak yang tak sengaja mengetahui hal itu. Sungguh semua kebetulan yang terjadi ada manfaatnya. Lalu, sekarang, Nova bersiap ke luar rumah sebelum Teija selesai. Bodo amat, gue nggak mau ngurusin Teja si tukang nggak perhatian! 


The Baby's Contract✓Where stories live. Discover now