BAGIAN 20

2.4K 226 134
                                    

JANGAN LUPA VOTE
SEBELUM BACA🌹

( H A P P Y  R E A D I N G )

###

Arga bersama Raya kini keluar dari apartement. Laki-laki itu membawa kopernya yang berisi pakaian dan barang-barang penting lainnya. Raya yang berjalan di sampingnya, menatap Arga dengan penuh kasihan. Laki-laki ini begitu tampak sabar dengan semua situasi yang telah ia lewati.

Raya menatap ke arah lain saat Arga menatapnya. "Kenapa? Santai aja kali." Arga berhenti di tempatnya. Raya pun ikut berhenti. Laki-laki itu tampak mengeluarkan dompetnya. "Lo jangan kasihan sama gue, lihat...di dalam ini, gue masih punya banyak tabungan." tunjuk Arga pada ATM miliknya.

"B-bukannya ATM kamu tadi di ambil papa kamu ya?" tanya Raya.

Arga memasukkan kembali dompetnya sambil tersenyum mendengar pertanyaan Raya. "Gue punya ATM lain, dan gue gak bisa pake ATM pemberian dari dia." jawabnya.

Arga dan Raya kini menghampiri motor milik Arga, mereka akan segera pergi ke rumah Raya untuk menginap di sana.

"Arga. Kamu jangan mikirin apapun lagi, aku yakin semuanya nanti pasti akan kembali normal." ucap Raya meyakinkan Arga.

Arga mengangguk mengerti.


***



Sesampainya di rumah Raya, tepatnya mereka kini sudah berada di teras rumah, Raya tampak menyimpan rasa ketakutannya. Ia tahu, Mamanya akan meresponnya seperti apa. Apalagi kakaknya, namun ia akan mencobanya apapun yang terjadi. Ia tidak ingin melihat Arga dalam kesusahan, sungguh. Ia akan mencoba menyakinkan mama dan kakaknya

"A-arga... Kamu tunggu di sini sebentar ya, aku mau masuk dulu, temui mama aku, aku bakal bicara sama mama aku." ucap Raya dengan suara kecilnya.

Arga mengangguk mengerti.

Raya perlahan masuk ke dalam rumahnya, dan untungnya rumahnya tidak di kunci. Namun, ini sangat aneh, padahal ini sudah malam.

Di dalam rumah, Raya menyalakan lampu ruang keluarganya, ia seketika menahan kaget saat melihat sang Mama dan kakak yang terduduk di sofa dengan tatapan lurus kepadanya.

Raya meneguk salivanya susah payah, ia menunduk dan seluruh tubuhnya gemetar menahan ketakutan.

Sang mama perlahan berdiri menghampirinya.

Raya membeku di tempat.

"AKHHH!" Raya berteriak kesakitan saat rambutnya di tarik kasar oleh sang mama, pelototan mata Arina terus menusuk tajam pada mata Raya.

"PINTER KAMU YA, UDAH HEBAT KAMU JADI PEREMPUAN KURANG AJAR! SEJAK KAPAN KAMU UDAH PANDAI KELUAR MALAM SEPERTI INI? DASAR ANAK SETAN KAMU! PEREMPUAN GAK TAU MALU!" teriak Arina yang kini menyeret Raya ke sofa lalu mendorongnya dengan kasar hingga Raya terpental ke sofa.

Raya menangis terisak sambil memegang rambutnya yang berdenyut nyeri karena tarikan tersebut.

Plak!

Raya membeku di tempat saat Zeze menampar pipi kirinya.

Zeze berdiri di hadapan Raya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada dengan mata menatap dingin pada sang adik. "J*alang! Gue bener-bener benci sama lo!" umpat Zeze emosi.

Arina kini berdiri di samping Zeze, lalu tangannya menunjuk ke arah pintu, matanya masih menyorot tajam pada Raya. "Kamu bisa keluar Raya! Tidur di emperan toko sana! Saya tidak ingin melihat kamu disini lagi!" Arina langsung menarik kasar tangan Raya.

ARGARAYAWhere stories live. Discover now