BAGIAN 8

6.6K 1K 10.1K
                                    



VOTE DULU YUK SEBELUM BACA✨

JANGAN LUPA PUTAR MUSIKNYA💖

- HAPPY READING -









Raya pasrah saat tangannya di tarik oleh Arga. Entah ke mana laki-laki ini membawanya. Yang jelas, kini Raya benar-benar canggung dan terus menganga melihat isi di dalam rumah ini. Begitu mewah seperti kerajaan di film-film. Rumahnya sangat besar, setiap sisinya selalu di hiasi dengan berbagai macam barang mahal.

Ceklek.

Raya mematung saat Arga membuka pintu kamar. Kini langkah kaki Arga ikut terhenti saat gadis yang ia tarik tak bergerak. Sontak Arga berbalik menatap gadis itu dengan kesal.

"Ngapain?" tanya Raya sambil menelan salivanya susah payah.

Arga yang tersadar memegang tangan gadis itu sontak melepasnya. "Gausah kegeeran lo! Lo penyebab gue sakit kepala nih, lo harus tanggung jawab!"

Raya mengerutkan dahinya, "Jadi itu salah aku?"

"Salah tukang kebun gue, ya salah lo lah! Tolong jangan buat gue tambah sakit kepala dan berakhir gue bakal buat buruk ke elo nantinya."

Raya langsung mundur selangkah, "Aku ke sekolah aja ya."

Dengan cepat, Arga mencekal tangan gadis itu. "Gue janji gak akan buat buruk ke elo." Arga menarik tangan Raya masuk ke dalam kamar.

Sementara, di kejauhan, Bik Rani menatap mereka sambil menggigit kuku jari tangannya. "Duh, kalau sampai Tuan dan Nyonya pulang, bisa gawat ini..." ucap Bik Rani cemas.




***





Raya menatap penuh binar pada seisi kamar Arga. Kamar bernuasa hitam khas anak cowok. Kamar ini juga di lengkapi tempat komputer untuk bermain game. Beberapa gitar juga terpajang dengan rapi, bahkan di kamar laki-laki ini ada kulkas kecil.

Wow!

Jika Raya ada di posisi Arga, mungkin ia malas keluar rumah dan Memilih tetap berada di kamar. Di sini benar-benar sangat nyaman.

Arga berjalan meletakkan tasnya ke atas ranjang. Lalu ia membuka sepatunya dan melemparnya asal.

Raya berdecak kesal. Baru saja ia memuji kamar ini sangat rapi, lihatnya kelakuan Arga. Raya menghela napas, mungkin saja asisten rumah tangganya yang merapikan kamar ini. Melihat Arga bertingkah seperti itu, raya jadi tak percaya jika kamar ini rapi karena Arga.

Raya pun kini mengambil sepatu itu dan meletakkan di sudut kamar.

Kini Arga langsung merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, matanya memejam. Sungguh, kepalanya benar-benar sangat pusing.

Melihat itu, Raya menghela napas. Dengan posisi masih berdiri, ia bingung harus apa sekarang, pasalnya Arga tidak menyuruhnya untuk duduk. Oh Tuhan, ingin sekali Raya keluar dari ruangan ini.

Perlahan, mata Arga terbuka. Lalu melirik ke arah di mana Raya berada. "Lo nunggu apaan? Kepala gue makin pusing nih." ketus Arga.

ARGARAYAWhere stories live. Discover now