BAGIAN 16

4.9K 850 589
                                    

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA 🦋

*** 



Arga melepaskan tangan Raya saat mereka sampai di taman belakang sekolah. Arga menatap kanan dan kirinya, memastikan tidak ada orang lain selain mereka berdua.

"Mau ke mana Arga? Bentar lagi kita masuk kelas." ucap Raya gelisah.

"Lo diem aja jangan bawel!" ucap Arga kesal. Laki-laki mencari sebuah tangga atau benda lainnya yang bisa membawanya melewati tembok tinggi di hadapannya.

Raya benar-benar bingung, apa yang akan Arga lakukan.

Karena Arga tak dapat menemukan benda yang ia cari, ia pun berjongkok di hadapan Raya, lalu menatap gadis itu, "Ayo injak pundak gue, kita lewat tembok ini, lo bisa manjat kan?"

Raya terdiam kaget mendengar ucapan Arga. "Hah? Kita bolos? Mau ke mana Arga? Aku gak mau, aku mau ke kelas. Kenapa gak pulang sekolah nanti aja kalo ada keperluan di luar sana?" ucap Raya menolak mentah.

Arga berdiri, ia menatap Raya dingin. "Yaudah! Lo mau ke kelas kan? Silahkan!" gertak Arga.

Raya diam sejenak, lalu kakinya mendadak berat meninggalkan Arga.
"Emangnya... Sepenting itu ya yang mau kamu lakuin? Sampe kita harus bolos?" tanya Raya hati-hati.

Arga menyenderkan tubuhnya di tembok, lalu menatap Raya dengan tatapan tak bisa diartikan. "Penting."
jawab Arga singkat dan tegas.

"Apa aku wajib ikut?"

"Kalo lo mau ke kelas, yaudah pergi sana. Gue gak bakal maksa lo."

Raya tampak berpikir lama. Lalu ia memejamkan matanya sejenak, kemudian menatap Arga dengan serius. "Yaudah, aku ikut."

Detik berikutnya, Arga berjongkok kembali di hadapannya Raya, "Naik. Nanti gue bakalan pelan-pelan berdiri." ucapnya pada Raya.

Raya membuka sepatu dan kaos kakinya, lalu meletakkan sepatunya di tanah. Dengan hati-hati, ia menginjak bahu Arga sambil sesekali memejamkan matanya, karena takut terjatuh. "Arga, maaf ya..."

"Pegangan, dan jangan lihat ke bawah." ucap Arga yang kini hati-hati berdiri, hingga Raya bisa sampai memegang puncak tembok tersebut.

Dan akhirnya Raya bisa memegang ujung tembok itu, lalu ia duduk di atas sana sambil masih memejamkan mata. Tubuhnya merasa gemetar, ia benar-benar takut jatuh. "Arga, kamu cepetan naik, aku takut..."

"Iya bentar." ucap Arga yang kini mengambil sepatu Raya dan melemparkannya ke sebrang tembok.

Setelah itu, Arga berusaha memanjat tembok, dengan gampangnya kini ia sudah ada di samping Raya.

"Arga, kamu udah naik kan?" tanya Raya yang masih memejamkan mata.

"Gue di samping lo." jawab Arga.

Perlahan Raya membuka matanya, ternyata benar, Arga ada di samping dirinya. "Terus, gimana aku turunnya?" tanya Raya masih takut.

Arga tak menjawab, ia turun ke sebrang tembok itu dengan mudah. Setelah sampai di bawah, ia menjulurkan tangannya ke arah Raya. "Coba loncat sekarang."

Raya ternganga.

Loncat?

Yang benar saja!

ARGARAYAWhere stories live. Discover now