Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_____________
"Ganti baju lo dengan baju gue. Sekarang!"
"Gantinya di hadapan kamu?" tanya Raya dengan polosnya.
Arga tercengang, lalu ia menatap ke arah lain, kemudian kembali menatap Raya tak percaya. "Lo gak papa kan?" tanya Arga yang masih syok.
Raya tersentak kaget, lalu ia mengedipkan matanya beberapa kali, baru saja ia tersadar dari omongan tidak jelasnya itu.
"Kalo gua gak papa sih ganti di depan lo, tapi kalo lo?" Arga menatap Raya dari ujung kaki sampai ujung kepala, sontak Raya langsung melotot.
"Jangan macam-macam!" gertak Raya, setelah itu ia pergi berlari meninggalkan Arga yang terdiam.
"Oke. Terserah!" ucap Arga kesal.
Setelah Raya tak terlihat dari pandangannya, Arga menatap tubuhnya dan terdiam lagi.
"Baju gue...? Aitssss..." desis Arga sambil melirik kepergian Raya. Bisa-bisanya ia meminjamkan seragam sekolahnya kepada perempuan aneh itu.
"Tuh cewek gak boleh sampe memanfaatkan situasi ini, dia kira dia bakal bebas dari kesengsaraan yang setiap hari gue kasih buat dia? Itu gak akan pernah terjadi."
Brak!
Arga menendang tong sampah hingga berserakan di lantai.
***
Sepanjang pelajaran pertama, Echa terus melirik ke arah Raya yang kini tampak memakai seragam agak kebesaran.
Kemudian Echa melirik ke arah Arga, di mana laki-laki itu sedang asik bermain game di ponselnya, padahal guru sedang menjelaskan pelajaran.
Echa mengepalkan tangannya. Mengapa Arga hanya memakai kaos hitam, di mana bajunya? Atau yang di pakai Raya adalah baju Arga?
Tidak mungkin!
Echa juga kesal, kenapa Ibu Mia tidak menegur Arga yang hanya memakai kaos saja di dalam ruang kelas.
Jangan sampai baju Arga sama tuh cewek! gerutu Echa dalam hati.
