BAGIAN 18

1.9K 243 66
                                    

Happy Reading!!!

Jangan lupa vote sebelum baca ya💕

(Typo bertebaran maafin)



###




Selesai mengantar Raya pulang, Arga kini mengendarai motor menuju kembali ke apartement nya.

Saat ia tiba di apartement, Echa sudah menunggu di depan pintu dengan kedua tangan di lipat di depan dada. Menatap laki-laki itu dengan tatapan kesal.

"Gue udah nungguin lama di sini. Lo ke mana aja?" tanya Echa.

Arga tak menjawab, ia segera membuka pintu dan masuk ke dalam di susul dengan Echa.

Kini mereka membisu satu sama lain.

"Jawab gue Ga, lo dari mana!"

"Ngapain lo ngatur hidup gue? Lo kelewatan batas. Setiap inti apa yang gue lakuin, apa lo berhak tau?" gertak Arga menatap dalam pada Echa.

Echa terdiam mendengar hal itu.

"Cukup Cha. Jangan sampe privasi gue juga lo renggut."

"Tapi kita___"

"Apa?"

"Kita temenan dari kecil, gue dan lo fine fine aja saling tau privasi. Lo beneran berubah Ga, kalo emang semua menurut lo adalah privasi, kenapa lo baru bilang sekarang? Kenapa nggak dari dulu!" gertak Echa balik.

"Kita bukan anak kecil lagi." jawab Arga dengan serius.

Echa terdiam mendengar jawaban itu. Lalu matanya berkaca-kaca. "Lo beneran udah berubah Ga. Lo bukan Arga yang gue kenal."

Arga mengambil sebatang rokok, lalu ia berjalan ke balkon dan merokok di sana. Pikirannya sedang sangat kacau.

Echa berjalan mengikuti Arga. Lalu ia ikut berdiri di samping laki-laki itu. "Arga, maafin gue. Gue kayak gini karena gue khawatir sama lo..."

Arga diam tak menjawab.

"Gue serius Arga. Gue beneran gak tenang kalo ada apa-apa sama lo..."

Arga melemparkan rokok yang ia hisap ke lantai. Lalu menginjaknya hingga rokok itu benar-benar mati. "Lo peduli sama gue sebagai apa? Lo kan yang maksa bokap gue supaya kita tunangan!" gertak Arga penuh amarah.

Echa mematung.

"Lo bilang dari dulu kalo persahabatan kita gak akan pecah, gak akan hancur, tapi lo yang hancurin semua itu Cha. Lo udah gue anggap sebagai adik gue, dan kita gak akan bisa menikah!"

"CUKUP!" teriak Echa.

Echa meneteskan air matanya dan memundurkan langkah kakinya sedikit. "Berkali-kali lo bilang hal itu ke gue, lo anggap gue sebagai adik lo... Tapi hati gue gak bisa nerima hal itu Ga! Hati gue lebih nerima lo dari seorang kakak!"

Arga terdiam.

"Lo kenal gue kan? Lo kenal watak gue gimana? Gue gak akan nyerah sebelum gue dapetin sesuatu, apalagi lo. Orang yang paling berharga di dalam hidup gue...camkan itu Arga!" setelah mengatakan hal itu, Echa menyeka air matanya dan segera pergi dari apartement Arga.

Arga menumpukan kedua tangannya pada pagar besi balkon, ia mengeratkan pegangannya dengan mata menatap penuh kebencian pada sekitarnya.





***




Keenan : Malam nanti Nanda ngajak balapan. Lo ga dateng, lo pengecut!

ARGARAYAWhere stories live. Discover now