BAGIAN 19

1.9K 243 107
                                    



VOTE SEBELUM BACA💓

HAPPY READING🦋


###






"Three..."

Arga dan Nanda kini berdiri tegap di motor mereka masing-masing dengan saling melirik tajam dan dingin. Tangan mereka terus menggerakkan gas, memainkannya seolah mereka akan segera meluncur ke jurang terdalam.

"Two..."

Arga dan Nanda menundukkan sedikit tubuh mereka, menatap lurus jalanan di depan yang tampak siap untuk mereka terkam sekarang juga.

"One... GO!" teriakan cewek pembawa bendera sambil mengibarkan bendera tersebut ke atas, membuat Arga dan Nanda meluncur mulus ke jalanan, membuat semua orang bertepuk tangan penuh semangat dan bersorak ria.

Echa melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Raya yang masih terpaku berdiri di tengah sana. "Kita akan lihat Raya, seberapa kasihannya diri lo setelah ini...cewek kampungan!" desis Echa dengan seringaiannya.

Jep dan Hero terus heboh saat mereka berdua melihat Arga yang terus melaju dan melewati Nanda dengan gagah beraninya. Tak sampai di situ, beberapa pendukung Arga juga mulai pada berdatangan dan memberikan support, berteriak lantang semangat 45.

Di balik penutup mata hitam itu, Raya mencoba menahan tangisannya. Ia ingin sekali menjerit dan mengatakan nama Arga agar laki-laki itu menolongnya, namun Raya benar-benar keluh dan tak mampu mengatakan apapun, ia begitu sangat gemetar dan trauma dengan perlakuan Echa padanya, apalagi suara sorak-sorakan orang di sekelilingnya membuatnya begitu takut, jantungnya terus berdetak menahan ketakutan yang begitu dalam.

Echa benar-benar perempuan licik yang memanfaatkan keluguan seorang Raya.

"NANDA GUE DUKUNG LO..." teriak Echa penuh semangat sambil bertepuk tangan meriah.

Jep dan Hero sontak menatap kepada Echa. Mengapa perempuan ini tidak mendukung Arga? Malah mendukung musuh bebuyutan Arga.

"Cha? Lo gila ya? Ngapain lo dukung Nanda? Wah wah... Ga beres!" ungkap Jep merasa di khianati.

"Echa. Kalau lo lagi ada masalah sama Arga, jangan malah gini. Di bawa-bawa ke balapan, main akal sehat aja, bisa?" ucap Hero dengan nada kesal.

Echa menatap benci pada dua laki-laki itu, lalu segera memberi jarak, menjauh sedikit sambil mengatakan, "Gausah ikut campur lo berdua!" kesalnya.

Jep menyunggingkan bibirnya, "Terserah." ucapnya.

Kembali lagi kepada Arga dan Nanda.

Mereka berdua saling menyalip di setiap jalan. Arga terus menambah kecepatannya, ia berulang kali berhasil mendahului Nanda, namun Nanda lagi-lagi juga berhasil melewati Arga.

Mata Arga mendadak panas saat melihat Nanda yang melaju kencang melewatinya sambil menunjukkan jari tengah.

Karena emosi dan tak terima, Arga mengangkat tinggi motornya, lalu kembali seperti semula. Ia sedikit menekankan motornya, ia memainkan gas dengan sangat emosial.

Dengan cepat, Arga melaju kencang dan berhasil melewati Nanda yang ketinggalan jauh di belakangnya. Membuat semua orang yang melihatnya kini berteriak dengan berbagai sorakan.

Ada yang bersorak penuh bahagia dan ada juga bersorak tak terima.

Ya, Arga benar-benar melakukan kerja kerasnya. Sedikit lagi ia akan mencapai garis finish.

ARGARAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang