36. Romantic Homicide

10K 952 92
                                    

Bian sudah tidak ada di rumah saat kemarin malam Aswari pulang. Pria itu pergi setelah mengemas barang-barangnya ke dalam koper. Meninggalkan seluruh kenangannya di sini.

Untuk berjaga-jaga, Aswari malam itu mendatangi kamar suaminya, memastikan Bian masih ada di sini bersamanya atau sudah pergi meninggalkannya. Pintu kamar tidak terkunci. Aswari masuk dan mendapati ruangan itu kosong. Semua pakaian Bian raib. Hanya tersisa perabot dan aroma khas pria itu yang memenuhi seluruh penjuru kamar. Hati Aswari mencelos. Perempuan itu terduduk di lantai. Seketika ia menyadari bahwa semuanya telah berakhir. Bian sudah pergi. Bian meninggalkannya.

Moa mengeong saat Aswari mulai menangis di kamar sang suami. Kucing itu meloncat ke pangkuannya. Tangis Aswari makin jadi. Bian merelakan Moa untuk tetap tinggal bersamanya. Membiarkan Moa menemaninya. Bian memilih pergi seorang diri. Setidaknya ada Moa yang akan menemani Aswari di sisinya di saat Bian tidak lagi ada.

Apakah keputusan Aswari salah untuk mengakhiri hubungannya dengan Bian? Apakah Aswari akan baik-baik saja tanpa Bian menemaninya? Aswari mulai mempertanyakan keputusannya. Apakah sikapnya sudah benar atau dia akan menyesalinya di kemudian hari.

"Moa, Papi kamu udah pergi. Sekarang cuma tinggal kita berdua di rumah ini." Aswari menangis sambil berbicara dengan kucingnya. Rasanya sedih. Hatinya teriris-iris.

Malam itu Aswari tidur di kamar Bian. Menangis di bawah selimut yang biasa digunakan pria itu. Menghirup dalam-dalam aromanya yang tersisa. Aswari sudah rindu meski baru sehari tidak bertemu. Meski hari-hari biasanya mereka tidak tidur bersama dan selalu berdebat setiap saat, kenyataan mereka akan berpisah untuk selamanya membuat Aswari menginginkan Bian lebih dari apapun. Aswari menangis sambil memeluk Moa hingga jatuh tertidur tanpa ia sadari.

Dan waktu terus berjalan meski Aswari terjebak dalam zona miliknya.

***

Dua hari setelahnya, Aswari kedatangan tamu yang paling tidak dinantikannya. Perwakilan dari agensi Cantika Maharani datang ke kantornya. Pihak mereka hendak mendiskusikan penyelesaian kasus tempo hari untuk nantinya melakukan klarifikasi ke media.

Aswari pribadi melihat ini sebagai tindakan yang tidak perlu. Pihaknya tidak akan melakukan klarifikasi apapun. Masyarakat tidak perlu tahu segalanya. Nama baiknya akan kembali membaik seiring publik lupa dengan kasusnya. Lagi pula ini bukan kali pertama namanya dibesar-besarkan di media sosial seperti ini. Jika setiap saat melakukan klarifikasi, apa tidak merepotkan? Cukup abaikan saja. Aswari berpikir sesederhana itu. Karena orang yang berkuasa bagaimanapun juga akan tetap berjaya pada akhirnya. Dan Aswari kini memiliki kuasa itu.

Empat orang dari perwakilan agensi Cantika duduk di meja rapat dengan wajah serius. Aswari duduk santai dengan jus jeruk hangat di tangannya. Ratna duduk di sebelahnya dengan tampilan mode kerja miliknya. Tiga pengacara Aswari sudah siap menjadi juru bicaranya.

Diskusi dimulai dengan pihak agensi Cantika menjabarkan kerugian apa saja yang dihadapi artisnya setelah insiden tampar-menampar dan guyuran sampanye yang dilakukan Aswari. Dikatakan bahwa artisnya menghabiskan dua hari di rumah sakit karena memar di pipinya dan bekas tamparan Aswari yang belum hilang hingga sekarang. Belum lagi citra artisnya yang ternodai dan merasa dipermalukan. Bahkan muncul berbagai macam gosip, rumor, dan spekulasi yang tidak-tidak mengenai artisnya karena kedua belah pihak belum ada yang mengklarifikasi. Intinya, pihak mereka merasa sangat dirugikan.

Oh, yeah?

Aswari tidak peduli, tuh.

"Kami meminta ganti rugi sebesar lima ratus juta untuk mengganti seluruh kerugian moril dan materiil yang kami alami." Pengacara dari pihak mereka membuka mulut.

Ratna hampir menggebrak meja. Muke gile?! Lima ratus juta pala lo gue genjreng?! Artis lo noh yang nggak punya moral! Enak aja mulut lo asal njeplak minta duit setengah miliar tanpa kedip! Marahnya dalam hati. Meski ekspresi wajahnya tetap datar seperti triplek kayu.

THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]Where stories live. Discover now