16. Heart in Between

8.8K 812 19
                                    

Ricky Widjaya mengajak rekan kerjanya yang sekaligus teman dekatnya yang sekaligus perempuan yang ditaksirnya (meski sudah bersuami) makan siang bersama. Awalnya Aswari menolak saat Ricky ajak, alasannya sedang tidak nafsu makan. Tapi setelah Ricky bujuk selama setengah jam perempuan itu akhirnya mau. Meski tetap saja menolak tumpangan mobilnya dan berangkat ke Ranum dengan kendaraan masing-masing. Untuk urusan naik mobil tau sendiri kan sekeras kepala apa perempuan itu.

Ricky duduk menyilangkan kaki, saling berhadapan dengan Aswari. Ratna tidak jadi ikut, akhirnya hanya mereka berdua yang makan siang di Ranum.

Pria itu menyeruput minumannya, telah menghabiskan makanan miliknya. Pandangannya mengawasi Aswari yang hanya memainkan sedotan di gelasnya yang berisi jus wortel. Perempuan itu bahkan tidak menyentuh makanannya yang sudah dipesan.

"Kenapa nggak dimakan?" tanya Ricky, begitu perhatian.

"Kan gue udah bilang lagi nggak nafsu makan," jawab Aswari ketus. Seperti biasanya.

"Mau gue suapin?" Ricky menawarkan. Tentu saja dengan niat seratus persen modus.

"Setiap suapan bernilai satu milyar, masih mau?" Aswari menawarkan hal mustahil agar Ricky bisa berhenti mengajaknya bicara.

"Oke. Deal." Ricky menggeser piring di depan Aswari ke arahnya. Hendak menyuapkan sendokan yang pertama.

Aswari melihat tingkah tolol pria di hadapannya ini. "Lo tau bercanda nggak sih?" tanyanya kemudian dengan nada yang jauh lebih ketus.

"Serius pun gue nggak masalah." Ricky berbicara amat santai.

"Gunain duit lo buat beli selera humor, Ricky," saran Aswari sambil tertawa hambar. Lawakan orang kaya sejak embrio memang beda.

"Baik, Ndoro."

Di dunia ini apa sih yang Aswari mau tidak Ricky kabulkan? Jika perempuan itu memintanya untuk mempersembahkan seisi dunia untuknya, akan pria itu berikan. Bahkan jika Aswari meminta nyawanya pun akan Ricky beri dengan setulus jiwa. Sayangnya perempuan itu tidak pernah memintanya apa-apa. Ricky tidak berarti bagi Aswari.

Ricky mengingat dengan jelas saat ia pertama kali bertemu dengan Aswarina Priambudi. Ricky yang merupakan ketua perkumpulan mahasiswa asal Indonesia yang bersekolah di Harvard bertemu dengan tidak sengaja dengan perempuan itu. Ricky mengajak Aswari berkenalan lebih dulu. Aswari yang dulu masih sedikit ramah, tidak seketus sekarang menyambutnya hangat. Mereka secara alami berteman. Diam-diam Ricky menyimpan rasa kagumnya pada perempuan itu. Tidak berhenti hanya dengan mengagumi, Ricky berakhir menyimpan rasa suka kepada Aswari. Namun Ricky yang merupakan kakak tingkatnya harus pulang ke Indonesia lebih dulu karena telah menyelesaikan pendidikannya. Setelah Ricky pulang ke Indonesia pun mereka masih saling berhubungan baik. Bahkan sampai saat Aswari akhirnya pulang ke Indonesia. Mereka masih tetap menjalin hubungan baik.

Berawal dari pertemuan semasa kuliahnya, cinta bertepuk sebelah tangan Ricky masih berlanjut sampai sekarang.

"Ri," panggil Ricky membuyarkan lamunan Aswari yang terbang entah kemana.

"Hem?"

"Suami lo," ucap Ricky memberi jeda. Menunggu Aswari memberikan seluruh perhatiannya.

Ada apa lagi dengan suaminya?

"Bian?" Aswari menyebutkan nama suaminya. Air wajah Ricky berubah masam mendengar nama itu keluar dari mulut perempuan yang dicintainya. Pria mana yang suka wanita pujaannya menyebutkan nama pria lain.

"Dia licik juga ya?" Ricky berbicara setengah-setengah.

"Licik gimana?"

"Dia gabung sama Serayu Grup dan Soeta Salim. Dua perusahaan itu kan sponsor yang gue tolak. Bian licik banget nggak sih? Jadiin rasa dendam dua perusahaan itu buat melawan gue?" tutur Ricky mengadu. Merasa dijahati.

THE WITCH OF MINE [TAMAT-LENGKAP]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt