39.

2.3K 260 22
                                    

Hola semua! Surprise, karena aku seneng banget nih bnyak yg komen positif jadi pengen update

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hola semua! Surprise, karena aku seneng banget nih bnyak yg komen positif jadi pengen update. Makasih untuk kalian yang masih stay menunggu kelanjutan cerita ini. Dan makasii yang sudah follow, voted dan ngeramein kolom komentar.
.
.
.


Dibukanya pintu kost saat kurir pengantar makanan tiba, sudah waktunya mereka makan ketika langit mulai mengabu. Area dalam tampak sepi karena Musa menutup mulut Sephia menggunakan lakban karena sebelumnya gadis itu terus saja berteriak meminta tolong. Musa menata meja dengan beberapa makanan yang ia pesan, perlahan membuka lakban yang berada di mulut Sephia sedari tadi.

"Makan dulu, buka mulutnya."

"Aku gak laper."

"Penculik biasanya gak kasih makan tawanannya, aku udah berusaha loh," ucap Musa meniup secubit daging ayam itu sebelum di masukan ke mulut Sephia.

"Sa, kamu tahu kan apa yang kamu lakuin ini kriminal. Kamu bisa dipenjara."

Mata Musa menoleh pada Sephia sambil masih sibuk menyiapkan suapan berikutnya, "justru karena kamu ngerti, harusnya kamu tarik ucapan kamu sebelum aku dipenjara."

Sephia menggeleng cepat, tangannya seperti berusaha ingin menggapai sesuatu, "aku sayang sama kamu, Sa. Banget! tapi kalo kamu terus menerus berada di samping aku, kamu akan terus juga melakukan hal gila demi obsesi konyol kamu itu. Apa yang aku lakukan ini demi kebaikan kamu."

Kali ini Musa menyumpal mulut Sephia dengan sayuran hijau, "kamu gak ngerti."

"Apa yang aku gak ngerti?" Pelafalan Sephia sedikit tak jelas sebab sembari mengunyah.

"Aku bukan hanya sayang sama kamu, bukan hanya cinta sama kamu. Tapi aku merasa kamu milik aku, dan semakin aku menyangkal, aku semakin gila, Sephia."

Sephia menolak suapan dari Musa kali ini, "apa? kenapa? seingatku sebelumnya aku gak pernah menggoda kamu, gak pernah memberi harapan sama kamu. Tapi kenapa kamu begitu menyakiti diri kamu untuk terobsesi sama aku seperti ini?"

"Pertemuan pertama kita di toko roti.."

Dahi Sephia berkerut, "toko roti? pertemuan pertama kita bukannya di sekolah?"

Musa terkekeh menjilat jari-jarinya yang berlumuran bumbu dari masakan, "aku sudah mengira, pasti kamu gak inget."

"Lalu salahnya dimana? aku mengedipkan mata sama kamu? atau aku menyentuh kamu?"

"Bukan, justru aku tertarik karena sikap kamu yang begitu dingin. Disaat wanita lain berlomba mengukir senyum menawan sama aku, cuma kamu yang memperlihatkan wajah datar sebagai pertahanan."

"Kamu obsesi sama aku karena aku jutek?" Sephia menyimpulkan.

"Bukan. Karena kamu mahal! Aku suka barang mahal." Musa mengusap rambut Sephia.

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IWhere stories live. Discover now