13.

3K 242 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Sephia tiba di rumah dengan perasaan bersalah, hari itu Musa tidak mengantarnya pulang. Terus saja ia dihantui benar atau salahnya ucapan yang telah ia lontarkan pada Musa siang tadi, ditambah pria itu menjadi hilang setelahnya.

Setelah meletakan tasnya di kamar, ia kembali ke ruang tamu karena penasaran melihat Ayahnya begitu khusyuk memakan sebuah anggur dari kotak makan.

"Papa makan apa?" tanyanya sambil melirik pada kotak makan yang sepertinya tak asing bagi Sephia.

"Anggur, dari si gondrong itu. Perhatian banget ya dia, bijinya sudah dia bersihkan. Jadi Papa langsung makan deh."

Sephia terhentak mengingat sesuatu, kemarin Musa memberikan dia sebuah kantung plastik yang belum sempat ia tahu isinya apa, "itu dari kantung plastik diatas kulkas, Pah?"

"Iya."

"Papa kok dihabisin sih!" Sephia merebut kotak makan itu yang ia lupakan.

"Papa kira kamu gak mau."

"Sephia bukannya gak mau, tapi lupa." Gadis itu mengerucutkan bibirnya sambil melihat sendu kotak makan itu yang tersisa hanya dua potong anggur saja di dalamnya.

"Maaf deh, nanti Papa belikan ya."

Moodnya sudah terlanjur buruk, melihat dua potong anggur yang tampak segar sudah dicuci bersih tanpa biji. Membuat ia semakin merasa bersalah jika mengingat semua hal yang sudah dilakukan Musa terhadapnya.

****

Pria itu mendadak hilang kembali sejak kemarin, meredupkan asa yang hampir saja membuncah dalam diri Sephia. Apakah perkataannya kemarin begitu menyakiti hatinya?

Saat pagi hari ia sempat memeriksa ke kelasnya, namun para penghuni kelas bilang ia belum datang. Lalu ketika istirahat, ia belum juga terlihat di kantin atau dimana pun.

"Nanti pulangnya sendiri lagi?" tanya Joly ketika mereka baru saja menghabiskan satu mangkok batagor.

"Iya."

"Gue temenin ya, nanti gue chat Randi supaya jangan jemput."

"Gausah, Gue yakin nanti dia nganter gue pulang."

"Lo lupa? Musa udah beberapa kali pernah hilang berhari-hari. Dia tuh seenaknya sama Lo," jawab Joly memiting tusuk gigi.

"Kali ini gue yang salah, gue yang harus minta maaf," lirihnya sambil membuang nafas.

"Sebelum itu Lo harus pastiin dulu hati Lo, supaya gak terus-terusan nyakitin dia."

"Iya, Joly."

******

"Sephia." Sebuah tangan dengan halus menepuk pundaknya dari belakang. Sephia menoleh beriringan dengan rambut yang tertiup angin.

"Kak Candra!"

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IWhere stories live. Discover now