28.

2.3K 243 35
                                    

Yang belum follow, follow dulu ya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Yang belum follow, follow dulu ya.
Dan aku ucapin makasih untuk kalian yang masih setia buat nunggu JSKTC update sampe chapter ini. Love you
.
.
.


Sampai entah beberapa bulan kemudian, kisah Sephia menjadi lebih kontras saat berpadu dengan peristiwa pernikahan Papanya dengan sosok perempuan bernama Nayla. Lalu deret panjang kepiluan dalam suasana rumahnya menjadikan ia lebih merasa nyaman jika berada di rumah Musa, selain itu, ketidaknyamanannya tentang Nayla tak pernah Sephia ceritakan pada Musa.

Pernah sekali di suatu pagi, ketika Martin membuat sarapan. Sephia menolak masakan itu karena bakwan yang dibuat Martin terlalu lembek dan ia tidak menyukainya.

"Papa biasanya buat sampe garing," celetuk Sephia menjauhkan sepiring bakwan itu.

"Mama Nayla gusinya sensitif, gak bisa makan yang keras-keras. Gini juga enak kok," jawab Martin dengan lembut sambil mencicipi bakwannya.

"Kenapa Papa gak pisahkan menggorengnya?"

"Papa lupa, udah makan saja yang ada."

Kemudian perselisihan tidak berlanjut ketika Nayla bergabung, Sephia langsung pamit dengan dalih Musa sudah menjemput. Padahal biasanya Martin sangat memperioritaskan selera Sephia sebelum ia membuat makanan.

Yang paling menyakiti hatinya adalah ketika hari kelulusan SMA tiba, Martin sudah berjanji akan mendampingi Sephia untuk penyerahan tanda kelulusan. Tapi tiba-tiba saja ia menelpon tidak jadi datang, karena ada acara keluarga besar Nayla.

"Pa, ini hari kelulusan Sephia. Sekali seumur hidup!" Amuk Sephia pada Martin di telepon.

"Papa tahu, Nak. Tapi acara Mama Nayla juga penting, keluarga besar hadir semua. Malu kalo sampe Papa gak datang,"

"Sephia kecewa sama Papa."

"Maaf, Sephia. Gini aja, disana ada orang tuanya Musa kan? biar Papa bicara, menitipkan kamu ya."

Lalu sambungan telepon Gadis itu dimatikan secara sepihak, memahat luka di hatinya saat ia melihat para orang tua mendampingi siswa masing-masing, kecuali dirinya yang sendirian.

"Kenapa?" Musa dengan merangkul Sephia.

"Papa.."

"It's okey, kan masih ada Mama aku. Saat dewasa kita akan menikah, kita akan menjadi keluarga. Maka itu berarti Mama ku adalah Mama mu juga."

Sephia bersandar diatas bahu kokoh milik Musa yang kala itu sedang menggunakan setelan jas, "jangan nangis, nanti makeup nya luntur. Kita kan belum foto." Musa kembali menghibur Sephia yang cantik menggunakan kebaya.

*****

"Jadi Sephia ambil jurusan apa?" tanya Dona saat mereka bertiga sedang makan di sebuah restoran ketika senggang.

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IDonde viven las historias. Descúbrelo ahora