8.

4.1K 295 18
                                    

Setelah perjanjian antara Sephia dan Musa mengenai dua bulan, Musa seperti tidak pernah berhenti  menunjukan sisi baiknya dan tidak pernah menyia-nyiakan waktu sedikit pun untuk mendekati Sephia

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Setelah perjanjian antara Sephia dan Musa mengenai dua bulan, Musa seperti tidak pernah berhenti  menunjukan sisi baiknya dan tidak pernah menyia-nyiakan waktu sedikit pun untuk mendekati Sephia. Akal sehat dan otak jenius nya juga sudah banyak membantu untuk memikirkan berbagai cara untuk mendekati gadis yang masih saja cuek padanya. Meskipun begitu, sebelum dua bulan berlalu dan cintanya belum ditolak. Harapan untuk mempunyai predikat kepemilikan belum lah padam.

Dan hari ini, Musa sudah terlihat nangkring menunggu Sephia keluar kelas. Dengan sebelah bahu bersender di tihang koridor, dan satunya lagi menenteng tasnya dengan malas.
"Hai Sephia!"

Sephia keluar beriringan dengan Joly juga Shawn, ketiganya lalu kaget atas kehadiran pria gondrong itu.

"Musa, hari ini gue_"

"Eskul Theater kan? sama. Gue juga ada eskul taekwondo, gue kesini cuma mau bilang kalo pulangnya nanti tunggu gue di pinggir lapangan sampe eskul gue beres. Nanti gue anter pulang." Musa memotong kalimat Sephia sekaligus memberi kabar untuk menunggunya, karena eskul Theater hanya berlangsung sekitar 1-2 jam, sementara taekwondo bisa lebih dari itu.

"Gak usah, gue aja yang anter, nanti kesorean kalo harus nunggu bus." Shawn menyambar ucapan Musa tanpa menunggu jawaban Sephia, sementara Joly yang terlihat begitu canggung dengan suasana ini.

"Siapa yang bilang nunggu bus? gue bilang gue anter dia ke rumah."

"Tumben Lo mau anter dia pulang, biasanya nemenin doang di halte." Kali ini Joly menyindir.

"Gak ada yang nanya Lo!" Musa memelototi Joly yang langsung ciut menggenggam Sephia.

"Gue bareng Joly aja," jawab Sephia merekatkan genggaman Joly.

"Ayo! eskulnya udah mau mulai." Shawn mencoba menarik tangan Sephia, lalu ditepis dengan kasar oleh Musa.

"Kalo gitu Lo gak perlu eskul hari ini kalo gak mau nungguin gue!" Musa mengambil alih genggaman Joly.

"Siapa Lo ngelarang-larang gue!"

"Kalo gak mau dilarang, ya nurut."

"Belum jadi pacar aja udah gini," sindir Shawn dengan suara yang tipis.

"Kalo Sephia gak bisa jadi pacar gue, gue juga bakal buat dia gak bisa jadi pacar Lo!" tunjuk Musa pada Shawn dengan rahang mengerat.

Dirasa tak ingin ada perkelahian, Sephia mengaku kalah dan lebih menurut pada Musa untuk menunggunya sampai eskul taekwondo selesai. Setelah itu, Musa melepaskan genggamannya dan membiarkan mereka bertiga beranjak mengarah kelas theater.

*****

Dengan kaki lemas dan malas, Sephia melangkahkan kakinya menuju lapangan untuk menunggu Musa yang terlihat belum usai. Ia duduk di pinggir lapangan yang dibuat oleh rerumputan dan pohon agar terasa lebih sejuk, ia meneguk minuman coklat botol yang baru dibelinya di kantin yang masih buka. Sambil melihat pemandangan anak-anak taekwondo latihan dengan beberapa teknik juga Musa yang tak kalah karismatik sebagai pengajar mereka. Lalu terlihat Musa yang tersenyum melambaikan tangan untuk menyapa Sephia dari kejauhan, dan senyumnya yang perlahan memudar ketika gadis itu memutar arah pandangan pada ponselnya seakan pura-pura tak melihat. Musa langsung mengakhiri latihan hari itu dan segera berlari kearah Sephia bernaung, "ayo gue anter ke halte."

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IWo Geschichten leben. Entdecke jetzt