17.

2.8K 203 19
                                    

Gimana pagi ini guys? sudah siap baca Jsktc? Silahkan ramein dengan komen sebanyak-banyaknya jika mau aku up besok ya, tapi kalo yg komen sepi aku update Senin atau Selasa oke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana pagi ini guys? sudah siap baca Jsktc? Silahkan ramein dengan komen sebanyak-banyaknya jika mau aku up besok ya, tapi kalo yg komen sepi aku update Senin atau Selasa oke.
happy read
.
.
.


Sentimental rasa yang berupaya menawan hati berjelaga, rupanya tak sanggup lagi mengurung rasa kerinduan Sephia yang sudah berhari-hari tak berjumpa dengan Musa. Ia hanya sesekali melihat pria itu jalan dengan cepat menuju perpustakaan atau ruangan Pak Tendean selaku guru matematika, tak sempat bicara apalagi menyapa. Sebenarnya sudah bukan lagi panorama memilukan bagi Sephia saat diacuhkan karena matematika, tapi kali ini ia seperti merasakan dahaga yang tak berujung. Apakah ia mulai mencintai Musa?

Sephia Menepis semua pikirannya yang sudah terlalu dalam, lalu sedikit menampar pipinya sendiri dengan pelan agar bayangan Musa hilang sejenak.

"Phia! Musa itu udah ingkar janji sama Lo. Dia janji cuma tiga hari, sekarang udah lima hari dia menghilang dan gak ada kabar." Setiap hari Joly bukannya menenangkan Sephia, malah semakin menakut-nakutinya.

"Dia sibuk, Joly."

"Sibuk itu cuma alasan, kita aja ke toilet selalu bawa handphone."

"Itu Lo, bukan kita," koreksi Sephia.

"Ya pokoknya Musa udah ingkar janji, dia tuh seenaknya sama Lo."

"Gue mau ke perpus, Lo mau ikut?" ajak Sephia meredakan topik yang tidak menarik itu.

"Ketemu Musa?"

"Iya, kali aja dia belum makan."

"Yaudah ayo."

Sebuah pintu pun menjadi saksi bisu melihat kepergian mereka berdua untuk mencari Musa, dan saat mereka sudah tiba di perpustakaan yang tampak sepi. Sephia terlihat merekatkan genggaman pada kotak makannya pertanda bahwa ia ragu untuk melangkah, ia khawatir mengganggu atau membuat suasana semakin tidak nyaman. Namun saat melihat Musa ada di dalam sana, rasanya ia ingin menembus tembok saja agar cepat sampai.

"Kenapa?" tanya Joly melihat pergerakan Sephia yang melamban.

"Gue takut ganggu."

"Lo pacarnya, Lo punya hak!"

"Iya iya Gausah teriak, Jolly."

Bahkan saat baru melangkahi daun pintu saja, Sephia sudah bisa melihat kekasihnya sedang berkonsentrasi mengerjakan soal sambil berdiri di salah satu lorong kumpulan buku matematika.

"Sa.." nada Sephia pelan sekali menyapa Musa yang masih fokus.

"Hai." Bahkan Musa tak melirik sedikit pun pada gadis di depannya.

"Aku bawain kamu makan, pasti gaada waktu buat ke kantin kan."

"Taroh aja Disana, ada tas aku juga."

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IWhere stories live. Discover now