37.

2.1K 229 32
                                    

Hola untuk pembaca baru dan lama, apa sudah siap untuk baca kelanjutan kisah ini? Aku juga excited banget sih pengen liat reaksi kalian setelah baca chapter ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hola untuk pembaca baru dan lama, apa sudah siap untuk baca kelanjutan kisah ini? Aku juga excited banget sih pengen liat reaksi kalian setelah baca chapter ini

Enjoyy!!
.
.

Banyak hal yang tidak Sephia ingat perihal tadi malam, yang ia rasa kini hanya pengar akibat efek samping alkohol juga kepala yang masih sakit. Tadi malam, Randi mengantarkannya ke rumah Joly saat waktu menunjukan pukul tiga pagi. Orang tua Joly sempat keberatan karena melihat kondisi Sephia yang mabuk berat layaknya anak nakal akan membawa dampak buruk terhadap anak mereka. Namun Joly dan juga Randi sudah siap dengan jawaban mereka untuk pertanyaan tersebut, yang pada akhirnya Sephia diizinkan untuk menginap.

Lalu esoknya, Joly mengantar Sephia untuk pulang ke kost setelah selesai makan sup pereda pengar buatan Ibunya Joly, juga istirahat beberapa saat.

"Baju lo gue buang," kekeh Joly saat mengingat penampilan Sephia yang datang dengan keadaan pakaian penuh robekan.

"Lo kayak gembel," tambahnya.

Sephia menggosok matanya, penglihatannya kabur dan pusingnya belum reda.

"Gue malu kalo inget."

"Tapi gue bangga sama Lo, bisa ngebales apa yang dilakukan Musa. Gak cuma diem aja," jawab Joly.

Sephia masih diam, mencerna semua ingatannya yang sempat hilang tentang kejadian tadi malam. Perlahan kembali memenuhi otaknya tak berurutan, Sephia ingat dia membuka kemeja, meneguk alkohol, merobek rok, dan....Mencium seseorang yang tak ia kenal!!

"Ini bukan mimpi kan!" gumam Sephia menampar kedua pipinya sendiri.

"Lo udah inget kejadian semalem?"

Sephia menarik selimut yang ada di kamarnya lalu menutup semua wajahnya karena benar-benar malu atas apa yang ia perbuat.

"Joly!!!"

"Kata Randi Lo cium orang random, itu yang ngebuat Musa benar-benar tak terkendali."

"Gak usah diperjelas, gue malu!!"

Joly tertawa, menepuk punggung Sephia, "proud of you."

"Dari pagi Musa neleponin gue Mulu nanya keberadaan Lo."

"Terus Lo jawab apa?"

"Gue gak jawab, biarin aja dia cari." Joly melipat kedua tangan di dada dengan angkuh.

Saat Joly berniat untuk duduk di sofa, ia menggeser sedikit kencang meja itu sehingga vas bunga yang terparkir cantik disana terjatuh dan pecah. Gegas, Sephia berhambur menuju ruang tengah. Mendapati vas bunga pemberian dari Musa itu sudah hancur tak bisa diperbaiki.

"Sephia, maaf ya." Joly berusaha mengumpulkan pecahan itu.

"Gak apa-apa, sini gue bantuin."

"Tunggu!" Joly menahan tangan Sephia, menatap tajam ke satu arah dibalik rangkaian bunga itu.

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IWhere stories live. Discover now