Dan disinilah Sephia berada, entah sejak kapan dirinya begitu berani naik keatas pembatas jembatan gantung. Ia memejamkan matanya, begitu berisik suara di telinga untuk menyuruhnya segera melompat. Dan kilasan-kilasan peristiwa lampau saat para sekumpulan siswi itu merobek roknya dan membuat dia di cap seperti orang gila, tak ada yang membelanya bahkan tak ada yang kasihan padanya. Tangannya menggigil kembali saat mengingat peristiwa itu, lalu ia menangis dalam proses percobaan bunuh diri itu.

"Sephia, Lo disini ternyata." Candra melipat kedua tangannya di dada mengisyaratkan bahwa ia sudah mencari Sephia kemana-mana.

"Mau gue videoin supaya jadi barang bukti atas kematian Lo? kali aja kan orang nyangkanya Lo dibunuh," ucap Candra menyiapkan kameranya yang sudah siap merekam Sephia.

"Lo ngapain disini, Kak?"

"Ada apasih sama kalian berdua? kalian saling mencintai tapi saling menyakiti?"

"Gue lagi pengen sendiri, Kak."

"Bohong! buktinya Lo bunuh diri karena sepi kan?"

Ucapan itu langsung menusuk hatinya, dan yang menambah sakit adalah fakta dari kalimat Candra. Sephia menangis saat itu, begitu deras air mata yang jatuh.

"Tante Dona mau ketemu sama Lo!"

"Tante Dona siapa?"

"Mamanya Musa, Lo belum pernah ketemu dia emang?"

Sephia tersedak Isak tangisnya sendiri, "Ma..Mamanya Musa mau ketemu gue? kenapa?"

"Disaat Lo mau mati bunuh diri, di sisi lain Musa juga berusaha melakukan hal yang sama. Kalian ini apa sih? Romeo Juliet?"

"Musa kenapa, Kak?"

"Aduh turun dulu deh, gue engap nih teriak-teriak. Gue udah gak semuda dulu, Sephia!" Candra melangkah dengan percaya diri menangkap Sephia yang akan turun dari pembatas jembatan itu. Semudah itu ia membujuk Sephia untuk tidak jadi bunuh diri.

"Nah, kan gini enak. Gue bisik-bisik pun kedengaran," ucap Candra menggoda Sephia saat dia tengah berada di pangkuannya.

"Kak Candra! Lo gak ada takut-takutnya ya. Gue baru aja mau bunuh diri, bukannya Lo hibur malah jadi semakin pengen lompat nih. "

"Baru ditinggal setahun aja, hidup Lo kacau tanpa gue kan. Harusnya dulu Lo milih gue," sindir Candra menyatukan kedua hidung mereka dengan manja, lalu menurunkan Sephia dari pangkuannya.

"Ayo ikut gue, Tante Dona udah nunggu dari tadi."

*****

Candra meninggalkan Sephia dan Dona, memberikan kelonggaran untuk mereka agar leluasa saling bercerita sesuai takaran wanita. Dalam situasi itu dapat disimpulkan bahwa Candra sudah mengetahui garis besar masalah hubungan Sephia dan Musa. Ia menenggelamkan dirinya di sebuah sofa dengan telinga yang disumpal headset, sementara Dona dan Sephia sedang berbincang di halaman belakang.

"Sebenarnya Musa sudah dibebaskan dua hari lalu, karena pengacara Tante. Tapi dia enggan keluar, dia tetap berdiam diri disana tanpa makan. Tante takut, Sephia. Takut Musa benar-benar sekarat."

"Katanya Sephia sudah tidak menerimanya lagi, jadi dia lebih baik dipenjara sampai mati."

Dona menggenggam kedua tangan Sephia, mengelusnya dengan lembut.
Dona tidak mengetahui bahwa baru saja, Sephia pun akan melakukan hal yang sama seperti Musa, Mati.

"Tante, saya takut Musa. Dia tidak terkendali, tapi di lain sisi saya juga mencintainya. Sangat."

Lebih kurangnya Sephia sudah menceritakan semua hal kasar yang ia terima dari Musa, Dona sedikit kaget dan ikut berlinang air mata mendengar anaknya memperlakukan Sephia seperti sampah.

"Sephia mau dengar cerita Musa? tapi ini bukan pembenaran atas perlakuan dia, Tante hanya ingin memberi tahu kemungkinan alasan ia melakukan itu."

Sephia mengangguk.

"Candra dan Musa sebenarnya kakak beradik."

Sephia membulatkan matanya kaget mendengar kalimat pembuka dari cerita Musa itu.

"Dari reaksi kamu sepertinya Musa belum cerita apapun ya."

"Kakak kandung, Tante?"

"Bukan, Saudara tiri."

Sephia terlihat menetralkan nafasnya, menunggu kelanjutan cerita keluarga itu yang membuat dirinya menggebu.

"Saat dia kelas satu SMA, Musa tak sengaja melihat Papanya berselingkuh dengan Mamanya Candra dalam keadaan bertelanjang di rumah Candra."

Lagi-lagi Sephia dibuat tercengang oleh potongan kisah Musa.

"Musa yang sangat membanggakan Papanya merasa dikhianati, frustasi. Dan yang membuat semuanya menjadi memanas adalah ketika Musa mengetahui bahwa Candra ternyata tahu perselingkuhan itu selama ini."

"Salahnya Kak Candra dimana?" Sephia semakin intens mendengarkan setiap inci kalimat Dona.

"Musa merasa bahwa Candra mendukung apa yang dilakukan Mamanya, ia merasa dikhianati oleh dua orang sekaligus."

"Lalu Tante? bagaimana keadaan Tante?" Sephia berlinang air mata.

Dona membuang nafas dengan kasar, "pasti merasa frustasi juga, kecewa, marah, dan hampir gila. Apalagi ketika mengetahui bahwa Mama Candra sudah hamil anak dari suami Tante, rasanya dunia Tante benar hancur, Sephia." Dona menyeka air matanya mengingat semua kejadian memilukan itu.

"Akhirnya Tante bercerai, Musa ikut dengan Tante. Sementara adiknya Musa dipaksa ikut Papanya pindah ke Singapore beserta istri barunya."

Seketika ingatan Sephia menerawang pada moment dirinya bertemu dengan adik Candra, bernama Raline. Apa anak itu hasil dari perselingkuhan yang Dona maksud?

"Semenjak itu, semuanya jadi kacau. Musa jadi sangat membenci Candra karena merasa Candra tidak dipihaknya, tapi Tante mengerti betul perasaan Candra pada saat itu. Tante mengerti, Candra bukannya mendukung yang dilakukan Mamanya, tapi dia hanya bingung. Bayangkan anak 17 tahun sudah harus menanggung rahasia sebesar itu."

"Sephia salut sama Tante dengan kelapangan hati Tante." Sephia memeluk Dona penuh iba.

"Musa pernah bilang, katanya kalo Tante ketemu kamu, Tante pasti suka sama kamu. Musa bener," kekehnya mengingat moment itu.

"Jadi emosi Musa yang meledak-ledak dan kecemburuan yang begitu diluar nalar, Tante yakin itu karena traumanya melihat perselingkuhan orang tuanya. Dia menerapkan semua ketakutannya pada kamu," Dona mengusap-usap rambut Sephia dengan penuh kelembutan.

"Tapi Tante akan tetap memohon sama kamu untuk menyelamatkan Musa, hanya dia yang Tante punya. Jika ada hal yang terjadi lagi, biar Tante yang menjadi jaminannya."

Sephia begitu bimbang di titik itu, di satu sisi ia menjadi mengerti betapa sangat ketakutannya Musa selama ini mengenai perselingkuhan. Namun di sisi lain, ia masih takut semua hal kasar akan dirasakannya lagi.

"Tante mohon, Sephia..."




Guys, cerita JSKTC lagi aku bikinin profesional coovernya supaya lebih menarik. Kalian pasti suka hehe. See you tomorrow guys love you

Awalnya pasti kalian pikir cerita ini romance se romancenya ya karena baca karakteristik Musa yang cantik, romantis dan jago sulap?

Jika Saja Ku Tolak Cintanya [End] BAGIAN IWhere stories live. Discover now