● Ini Waktunya ●

653 91 25
                                    

Semakin menuju ep 6 di drama maka semakin mendekati adegan diluar drama hahaha.

Nantikan ya kayaknya ini tinggal beberapa chapter menuju TAMAT 😍

❤️ HAPPY READING ❤️

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Setelah momen penuh canda tawa tadi malam, kini saatnya mereka bersiap menjalani misi. Letnan Lee mengumpulkan para murid dan membagi mereka menjadi beberapa kelompok.

"Regu satu tim penyerbu, penembak jitu Cho Jang Soo. Asisten, Kook Young Soo." Wakil ketua kelas dan pemuda berkacamata itu saling menoleh, setelah mendengar arahan.

"Regu dua, Kim Yoo Jung. Asisten penembak, Wang Tae Man." Pemuda bertumbuh jangkung itu tersenyum girang, saat tau harus bekerja sama dengan idaman hatinya.

"Tim pencari, Cho Yeong Shin, Kwon Il Ha." Keduanya mengangguk, saat mendengar nama mereka.

"Penembak jitu Le Na Ra. Asisten, Cha So Yeon. Pengintai Soo Cheol. Asisten, Yeon Bo Ra."

Chi Yeol menoleh kearah Nara dan Soo Cheol, hatinya galau karena tidak satu regu dengan gadis itu.

"Saat tiba di tujuan, regu penyerbu akan waspada. Dua orang dari tim pencari akan memimpin dan meminta pasukan."

"Baik!" Jawab para murid serempak.

Setelahnya, Letnan Lee dan Won Bin menyerahkan dua buah alat mirip seperti PDA, kepada Yoo Jung dan Jang Soo.

"Ini detector bola!" Seru Letnan Lee sambil menunjukan benda itu kepada siswa. Mereka kini saling bergumam dan bertanya tentang benda itu.

"Apa itu prototipe?" Yeong Shin bergumam dari barisan depan. "Yak, benda apa itu?" Tanya Hee Rak.

"Sesuatu yang belum berkembang." Jawab Yeong Shin.

"Kamu benar soal itu." Sersan won Bin menimpali. "Jadi, jangan terlalu mengandalkannya." Lanjutnya.

"Berapa kilometer?" Tanya Jang Soo.

"Satu kilometer di area terbuka, di daerah kota hanya 500 sampai 700 meter. Jadi-" Letnan Lee menjeda sejenak seraya memandangi wajah siswa. "...Kalian harus berhati-hati." Lanjutnya.

"Baik!" Murid-murud kembali kompak menkawab.

Selepas memberikan arahan, para murid melihat lebih dekat alat itu. Tepat pukul 07.00 waktu Korea, mereka berangkat menggunakan truk yang sama.

Selama di perjalanan, mereka semua disuguhkan pemandangan yang cukup memilukan hati. Jalanan yang sepi tak ada satu pun mobil melintas, kecuali mereka. Terlihat pula beberapa mobil yang hangus terbakar, berada tak beraturan di jalan. Sebuah pemandangan yang sangat berbeda, dari sebelum bola raksasa itu menyerang.

Pukul 09.15 KST, mereka tiba di area Maesong-si. Awalnya Letnan Lee akan parkir langsung di halaman gedung, namun karena banyaknya mobil-mobil yang ditinggal pengemudi di jalanan, dan menghalangi mereka. Mau tidak mau, Letnan Lee memutuskan untuk berjalan kaki menuju gedung.

"Mari periksa area ini lebih dulu." Letnan Lee memberikan arahan, khawatir masih ada bola yang berkeliaran.

Mereka semua berjalan dalam posisi siaga. Manik mata So Yeon tak henti mengelilingi area yang kini telah porak poranda. Sungguh miris, kota yang dulunya terlihat ramai kini tak berpenghuni seperti kota mati.

My LieutenantKde žijí příběhy. Začni objevovat