● Siap komandan! ●

993 120 28
                                    

So Yeon berjalan mengikuti Sersan Park menuju salah satu ruangan, yang sebelumnya tempat para guru sedang beristirahat. Saat Sersan Park membuka pintu, betapa kagetnya So Yeon melihat sosok Letnan Lee ada di sana.

So Yeon sempat terdiam di tempatnya. Hingga akhirnya Sersan Park menuntunnya untuk masuk kedalam.

"Tan Gyeol!" Lagi-lagi kedua tentara itu saling memberikan hormat.

So Yeon sedikit bingung saat Sersan Park kembali menuntunnya, dan kini untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan Letnan Lee.

"Kau boleh pergi." Ucap Letnan Lee kepada Sersan Park, lalu diangguki wanita itu.

Heran!

Tentu itu yang kini ada di pikiran Cha So Yeon, dengan berbagai pertanyaan. Seperti alasan sebenarnya Sersan Park membawanya ke sini. Kenapa harus ada Letnan Lee? Dan kenapa dia ditinggal berdua? Berkutat dengan lamunannya, membuat So Yeon tak sadar jika Letnan Lee kini telah berdiri tepat di depan So Yeon.

"Wa-waeyo?" Tanya So Yeon gugup.

Letnan Lee tak menjawab, namun sedetik kemudian dia melakukan sesuatu yang membuat mata So Yeon membulat sempurna. Tiba-tiba saja, pria yang tekenal dingin itu berlutut tepat di hadapan So Yeon. Salah satu tangannya mengambil alkohol dan kain kasa dari kotak P3K yang entah sejak kapan ada disana, karena So Yeon tak memperhatikan.

"A-apa yang kau lakukan?" So Yeon kembali dibuat gugup.

Letnan Lee kembali diam, lalu dengan hati-hati membersihkan sisa darah yang mengering pada luka di lutut So Yeon.

"Op-oppa bagaimana jika ada yang lihat?" So Yeon khawatir jika ada tentara yang melihat posisi mereka yang cukup dekat.

"Jangan bergerak Cha So Yeon." Bukannya menjawab, Letnan Lee malah memberikan ultimatum. Membuat So Yeon cemberut.

Ceklek!

Degh!

Benar saja, ketakutan So Yeon akhirnya terbukti saat melihat sosok Kim Won Bin yang membuka pintu ruangan. So Yeon yang kaget pun hendak berdiri, namun di tahan oleh Letnan Lee.

"O.. Mianhae hyung. Aku mau mengambil berkas absensi siswa." Won Bin terlihat kikuk meminta izin kepada komandannya itu.

"Cepat ambil, lalu keluar." Balas Letnan Lee dengan nada dingin.

Dengan cepat Won Bin mengambil barang yang diperlukan, dan segera keluar. Sepeninggalan pria itu, letnan Lee kembali mengobati luka So Yeon.

"Oppa! Apa ku bilang?! Bagaimana jika dia beripikir yang tidak-tidak? Atau dia mengira aku sedang menggoda oppa? Aiisshhhhh..." So Yeon terlihat frustasi dan mengacak-acak rambutnya.

Letnan Lee yang telah selesai memasang plester, kemudian menarik kursi dan duduk di hadapan So Yeon.

"Oppa dengar tidak sih dari tadi aku ngomong loh!" So Yeon kembali berdecak kesal karena merasa tak di hiraukan.

"Sudah ngomelnya?"

"Sudah..." So Yeon menjawab dengan nada merajuk.

"Baik Won Bin, Sersan Park dan semua tentara di sini. Tidak akan berani berpikir macam-macam tentang kau."

So Yeon mengerenyitkan alisnya. "Wae?"

Letnan Lee menghela nafas, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi, sembari melipat kedua tangan di dada.

"Siapa yang berani berpikir negative, tentang calon istri komandannya."

Skak!

Seketika jantung So Yeon berdegup kencang, wajahnya pun memanas. Sudah di pastikan saat ini pasti dia terlihat seperti kepiting rebus. Ayolah, siapapun gadis yang mendengar perkataan Letnan Lee barusan pasti akan tersenyum atau salah tingkah bukan.

My LieutenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang