● Situasi Genting ●

767 105 9
                                    

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Waktu cuti yang diambil ole Letnan Lee pun akan berakhir hari ini, membuatnya harus kembali ke markas malam ini. Semua hal yang perlu dibicarakan tentang persiapan pertunangannya dengan So Yeon pun telah disepakati dengan baik.

Selama satu minggu ini, kedua calon pengantin itu intens bertemu. Bahkan sudah dua kali Letnan Lee mengantarkan calon istri-nya itu ke sekolah. Ya walaupun hanya sampai gerbang, karena So Yeon masih merahasiakan hubungan keduanya dari teman-teman di sekolah. Letnan Lee pun mengerti, karena kabar perjodohan mereka pasti akan membuat geger teman-teman So Yeon.

Letnan Lee turun dari lantai dua menuju pintu, dengan seragam PDL Angkatan Militer kebanggaannya, dan tas ransel army. Dilihat olehnya sang ibu yang tersenyum, hendak mengantarkannya sampai ke luar.

"Chun Ho-ah, kau tidak mau menunggu So Yeon dulu?" Tanya sang ibu kepada putranya, yang sedang duduk mengaitkan tali sepatu.

"Tidak eomma, lagipula aku hanya bertugas biasa bukan untuk perang." Jawab Letnan Lee dengan santai.

"Chun Ho, dengarkan eomma." Ny. Lee duduk di samping putranya.

"Ingat ini, kau harus selalu berpamitan dengan So Yeon saat hendak pergi bertugas. Biar bagaimana pun kau ini angkatan militer, yang kapan saja bisa menghadapi situasi darurat." Lanjut Ny. Lee dengan tatapan serius.

Letnan Lee terdiam, dibesarkan dari keluarga yang beranggotakan militer, membuat dia mengerti maksud perkataan ibunya.

"Nee eomma, aku akan menghubungi So Yeon saat tiba di markas."

Ny. Lee pun mengangguk dan tersenyum. "Chun Ho-ah, walaupun mungkin saat ini kau belum mencintai So Yeon seperti mantan kekasih mu. Tapi eomma berharap kau tidak akan menyakitinya. So Yeon gadis yang baik, kau mengerti kan?"

Letnan Lee kembali mengangguk pelan, meresponse pertanyaan ibu-nya itu. "Arraseo eomma... Kalau begitu aku pergi dulu."

"Nee.. Hati-hati ya."

Ny. Lee pun mengantarkan putranya keluar menuju halaman.

"Chun Ho Oppa..."

Saat hendak masuk ke mobil, sebuah suara yang tak lain adalah Cha So Yeon memanggil nama Letnan Lee. Membuat mereka menoleh, dan melihat gadis itu berlari menghampiri.

"So Yeon, kenapa kau ke kesini?"

Bukan maksud Letnan Lee tidak suka melihat So Yeon, namun saat ini waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Apalagi So Yeon hanya mengenakan piyama tidur tanpa jaket.

"Kenapa oppa tidak bilang harus kembali ke markas malam ini?" Bukannya menjawab, So Yeon langsung memberondong Letnan Lee dengan bertanya balik.

"Chun Ho, So Yeon... Eomma masuk ke dalam dulu ya." Ny. Lee berpamitan, seakan tau bahwa keduanya butuh waktu bicara.

"So Yeon, kau tau ini jam berapa kan? Dan kenapa keluar dengan pakaian seperti ini? Kau naik apa?"

So Yeon berdecak kesal karena balik di tanya. "Oppa, jawab dulu pertanyaan ku. Kenapa oppa tidak bilang akan kembali ke markas tengah malam begini? Aku ini kan calon istri oppa, kenapa Eomma dan Appa tau tapi aku tidak?"

Letnan Lee menghela nafas kasar, rasanya tidak mungkin berdebat dengan gadis di depannya kini.

"Aku akan berpamitan dan menghubungi mu saat di markas. Lagipula ini sudah malam, aku tidak mau mengganggu mu. Besok kan kau masih harus sekolah." Jawab Letnan Lee.

"Memangnya harus tengah malam ya kalau kembali ke markas?" So Yeon masih penasaran.

"Bukankah mendiang kakek mu seorang tentara? Kau tidak tau jika seorang tentara yang baru kembali dari cuti disarankan setelah pukul 9 malam. Agar tidak mengganggu jadwal pergantian shift berjaga." Ucap Letnan Lee dengan nada sedikit ketus.

My LieutenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang