30 : Masih Hidup?

238 14 9
                                    

Hyera tertunduk lemas, dia duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan kosong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hyera tertunduk lemas, dia duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan kosong. Keringat dingin mulai membanjirinya, tak salah karena Hyera yang terus menerus memikirkan.

Televisi yang sudah menyala sedari tadi tidak ia tonton, Hyera masih menggenggam tanda pengenal Elvano. Tuhan benar-benar membolak balikan kehidupannya, tuhan tak akan memberikan kelonggaran dalam hidupnya.

Mendesah frustasi, Hyera memejamkan matanya, hidupnya benar-benar terlihat seperti drama, sudah ada Elvio yang tak peduli dan kasar, di tambah dengan kasus Elvano, yang membuatnya kalang kabut, jujur Hyera ingin tak mencampuri tentang Elvano itu, namun dia penasaran akan kematiannya, mungkin bukan ayahnya yang membunuhnya.

Lamunan Hyera terhenti ketika pintu depan berbunyi ketikan sandi, Hyera langsung menyimpan tanda pengenal itu kedalam tasnya kembali, berpura-pura memakan cemilan yang di depannya serta menonton televisi.

Benar yang ia duga, dia Elvio, Elvio datang dengan tatapan lesu, dia langsung membuka dasinya, Hyera berdiri dan mendatangi sosok yang tengah berdiri kesusahan membuka dasi.

Hyera menatap sekilas kearah atas, Ternyata Elvio sedang menatapnya.
"K-kau, kenapa larut sekali pulangnya?" Tanya Hyera.

Elvio mengangkat sudut bibirnya "Kenapa? kau merindukanku?" jawab Elvio tak serius.

Hyera menggeleng samar, gadis itu mengambil tas genggam yang di pegang Elvio. "Tidak, percaya diri sekali." jawabnya ketus.

Hyera hendak berbalik namun satu tangan sudah memegang erat tangan Hyera, menarik tangan gadis itu sampai berhadapan langsung dengannya, menatap setiap inci dari wajah Hyera, wajah gadis itu tampak lelah terlihat dari rambutnya yang basah seperti berkeringat, tangannya juga terasa lengket.

Elvio mengerit, di balas dengan Hyera yang memiringkan kepala.
"Ada apa?" tanya Hyera langsung.

"Kau tak mandi?" Ucap Elvio yang di balas dengan lepasan tangan Hyera dengan terpaksa.

"Ih jorok! Aku mandi V!" Tegas Hyera lalu membalik, tapi tetap saja tangannya tak lepas dari genggaman pemuda itu.

Bagaimana Hyera tak marah, dia sudah mandi, dua kali sehari, tapi Elvio mengiranya tidak mandi, apa yang salah darinya. Apa dia bau?

"Apakah aku bau?"

Elvio menggeleng, tangan pemuda itu akhirnya menggapai poni yang menutupi alis serta mata Hyera, Hyera jelas diam tak bersuara apapun, sentuhan Elvio kali ini terasa sangat lembut.

"Kenapa banyak sekali keringat di kepalamu?," Elvio menyelipkan bagian rambutnya ke pinggir telinga, guna gadis itu agar bisa melihat dengan baik.

Dear V ✓Where stories live. Discover now