71. Perpisahan Sementara

1.1K 143 5
                                    

Tiga hari berlalu Aireen tetap sama, mengurung diri dikamar bahkan melewatkan beberapa kali jadwal makan tak ada yang bisa membuatnya keluar Matt juga tidak ingin terlibat, beberapa kali Aideen mencoba membujuk tapi hasilnya nihil, Aireen juga tidak pergi kampus hanya berdiam diri di kamar, Chand gelisah takut kalau terjadi sesuatu dengan saudaranya itu.

"Sepertinya kita harus sarapan tanpa Aireen lagi" ujar Rans

"Cepat makan, setelah itu kerjakan kegiatan masing-masing" tambah Matt

Sunyi meneyelimuti keadaan mereka, Javie mengyenggol tangan Chand kemudian memberikan kode agar segera melihat ke arah tangga, Chand begitu senang bahkan tanpa sengaja ia melepaskan garpu dan sendok kemudian berdiri memberi senyuman kepada orang yang tiga hari ini tak ia jumpai.

Aireen kini keluar dari kamarnya ikut bergabung untuk sarapan, ia sengaja duduk agak jauh dari Chand dan memilih duduk disamping Matt, Matt mengusap punggung Aireen kemudian meraih tangan lelaki itu. Aireen pun sama dengan berwajah datar dan senyum simpul, wajahnya pucat, kantung matanya menghitam.

"Aireen? kamu sakit?" tanya Rans yang khawatir menatap wajah Aireen yang begitu tirus

Selama tiga hari Aireen menanggis dan berpikir panjang ia menyayangi semua saudaranya dan untuk melepaskan Chand itu begitu sulit, seluk beluk Chand dan Javie itu begitu ia ketahui.

Chand hanya tersenyum ia menatap wajah Aireen yang begitu ia rindukan meskipun Aireen seolah tak menggubris kehadirannya. Javie tak tega dengan sedikit alibi Javie memanggil Aireen agar saudaranya itu mengarahkan wajah kerah dirinya dan otomatis akan mengarah kepada Chand jua tetapi masih sama Aireen langsung membuang muka ketika tatapannya bertemu dengan pandangan mata Chand.

"Abang, setelah sarapan datang ke ruangan Daddy ya" perintah Jhonny mengakhiri sarapanya lebih awal dan memilih meninggalkan ketujuh putranya di meja makan, jika sudah duduk satu meja itu artinya harus ada kesalahpahaman yang diluruskan agar tidak berkepanjangan.

"Ekhmm.... abang juga selesai sarapanya, kita kumpul lagi saat jam makan siang" ujar Matt yang juga beranjak pergi, sepeninggalan Matt satu persatu saudaranya juga meninggalkan meja makan menyisakan dua orang yang beradu dalam kesunyian dan ego, Aireen dengan diamnya sedangkan Chandler dengan segala gundahnya.

Chandler berdiri terlihat akan meninggalkan meja makan tetapi itu salah, Chand berjalan kearah Aireen yang masih membuang muka darinya, Chand yakin kali ini Aireen tidak menghindarinya sebab Daddy berpesan batas waktu maksimal dalam menenangkan diri itu cukup tiga hari selebihnya harus dibicarakan baik-baik. Chand berhasil menahan Aireen dengan cepat Chand berlutut dihadapan Aireen sambil meraih tangan hangat milik Aireen.

"A-abang, marahnya sudah reda belum? boleh tidak minta waktunya sekarang?"

Tatapan mereka bertemu, rahang tegas Aireen melembut, matanya mengisyaratkan kesedihan yang teramat pilu, belum juga kata pembuka keluar tetapi kedua mata Aireen lebih dulu mengeluarkan air mata yang bercucuran menetes di telapak tangan adiknya itu, Chand menggeleng ia pun tak kuasa menahan tangis, Aireen merendahkan badanya sampai ia pun duduk berlutut dilantai tepat dihadapan Chand.

Aireen menanggis ia peluk Chand erat, suara tangisan mereka beradu diatas dingin keramik lantai rumah mereka para penghuni lain pun ikut menanggis dibalik pintu masing-masing, Aireen tak rela jika melepaskan adiknya pergi jauh, waktu Javie meminta izin untuk tinggal di asrama saja ia yang paling menentang namun masih bisa ditoleran karena mereka masih satu negara sedangkan dengan Chand berbeda ada jarak yang menjadi penghalang mereka.

"Adek, Maafin abang...hiksss.....hikkk, Abang belum bisa, tapi abang akan selalu dukung kamu..hiksss, maaf karena abang egois" Ucapan itu nampak sangat menyakitkan bagi Chand, ia tidak menyalahkan Aireen atau apapun tapi ini memang keputusan dirinya sendiri.

We Love You Daddy | Johnny X Nct Dream | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang