17. Keresahan Aleen

2.6K 203 2
                                    

Tidak seperti biasanya yang cenderung berisik dan berdebat dengan saudara yang lain entah mengapa Aleen menjdi pendiam belakangan ini bahkan Aleen lebih mudah marah dengan kata lain ia lebih sensitive, seperti semalam setelah selesai makan malam Javie tidak sengaja menyenggol gelas yang berada disampingnya sehingga itu tumpah dan mengenai Aleen, karena merasa bersalah Javie langsung meminta maaf kepada Aleen namun apa reaksi Aleen benar-benar berbeda dengan biasa nya.
"lo bisa nggak cerobohnya di kurangin!! Ngerepotin tau, liatkan lo baju gw Basah gini" tutur Aleen dengan nada yang sedikit ada bentakan disana.

Javie hanya bisa diam mendengarkan perkataan Aleen dengan mata yang berkaca-kaca bagaimana tidak kalimat yang Aleen tuturkan begitu menusuk menurutnya padahal sang kaka tidaklah seperti itu.
"Maafin adek ya Ka, nanti adek lebih hati-hati" ucap Javie.
Setelah mendengar perkataan Javie bukannya tenang Aleen semakin menjadi-jadi, ia menghentikan kegiatan makanya menghempaskan sendok dan garpu secara bersaman berlalu pergi menaiki setiap anak tangga untuk menuju kamarnya menyisakan keadaan hening dan Javie yang hampir menaggis.
"nggak usah dipikirin ya dek mungkin kakanya lagi cape aja" Chand mencoba menenangkan Javie.

Hari ini Aleen sedikit terlambat bangun dan yang lain tidak mempermasalahkan itu karena mereka pikir Aleen butuh tambahan waktu buat tidur karena kebetulan Aleen baru saja selesai mengikuti olimpiade matematika dan yah produksi Jhonny tak pernah gagal, Aleen berhasil meraih juara pertama. Aleen menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa tanpa menoleh ke arah meja makan yang mana sudah berkumpul semua saudarnya dan sang Daddy.

"tumben udah rapi, tadi abang sengaja nggak bangunin kamu, biar ada tambahan waktu tidur" sapa Aideen namun diabaikan oleh Aleen yang masih berjalan tanpa memperdulikan tatapan sekitar

"Nak, ayo sarapan dulu" ucap Jhonny lembut sambil memperhatikan gerak-gerik Aleen yang tidak seperti biasanya tidak ada tatapan lembut dan kehangatan dari Aleen, bahkan Javie semakin merasa bersalah karena ia pikir ulahnya lah yang membuat Aleen seperti itu.

"Udah telat" sahut Aleen datar, langsung menuju pintu utama untuk berangkat ke sekolahnya, sebelum membuka pintu Aleen berpapasan dengan Javie.
"Kak bareng Javie yah, kaka kan belum sarapan" ujar Javie dengan ramahnya bukanya membalas perkataan Javie, Aleen malah menatapnya tajam seakan mengabaikan kehadiran Javie yang masih tersenyum manis dihadapanya.
"Minggir" ujar Aleen tajam dan menabrak bahu Javie sedikit keras yang membuat Javie sedikit meringgis.

"Aleen, kok berangkat sendiri? Tungguin kaka yah, kita barengan" teriak Rans.

"Nggak usah repot-repot" jawab Aleen dan pada akhirnya ia benar-benar berangkat sendirian tanpa memperdulikan pikiran semua orang terhadanya, Aleen itu sedang resah gundah, perasaannya tidak karuan ia takut dan khawatir tentang semua kejadian yang bebreapa kali ia lihat namun orang itu masih saja mengelak dan berkata tidak apa-apa, hati Aleen terluka melihat semua kejadian itu membuat memorinya berputar tentang kejadian masa silam saat ia kehilangan sang ibu terkasih yang telah lama pergi.

Aleen meninggalkan rumah dengan penuh tanda tanya tidak ada yang tahu faktor apa yang membuat Aleen berubah, sejak tadi Javie menanggis namun ditenangkan oleh Matt "salah adek ya Bang bikin Kaka Aleen marah, bener kata Ka Aleen adek ceroboh" isak Javie dipelukan Matt.
"Ssttt, adek nggak salah kok, nanti kita bicara baik-baik sama kak Aleen yah" tenang Matt.

Waktu istirahat sudah berlalu sepuluh menit dan masih ada sisa beberapa menit lagi, Aleen hanya duduk dibawah pohon dengan buku matematika yang menganggur disampingnya sedangkan ia hanya sibuk bergulat dengan perasaan, sebenarnya ia juga merasa bersalah kepada sang bungsu pasalnya ia melampiaskan perasaan nya dengan marah kepada Javie yang tidak ada sangkut pautnya dengan kerasahannya. "Maafin kaka ya Dek" lirh Aleen menyesal. Sejak tadi perut Aleen meronta minta diisi namun Aleen tidak berniat makan sampai satu suara memecah keheningan Aleen.
"Kaka, Javie bawa bekal buat kaka" diseberang sana Javie melambaikan tangannya sambil membawa kotak bekal yang berukirkan nama Javie, kotak bekal itu hadiah dari Aleen dan ukiran cantik itu Aleen sendiri yang membuatnya.

We Love You Daddy | Johnny X Nct Dream | NCTOnde as histórias ganham vida. Descobre agora