53. Tentang Sulung (Jhonny and Matthew)

1.1K 143 12
                                    

Orang bilang menjadi sulung itu tidak mudah sangat banyak beban yang harus ditanggung tetapi si sulung harus bisa menaklukkan beban itu seorang diri, dan hal itu memang benar dan terbukti, Jhonny si sulung dari tiga bersaudara dan Matthew si sulung dari tujuh bersaudara.

Ayah dan anak ini memang kombinasi yang sempurna namun terkadang jika sikap keras kepala mereka keluar maka akan terjadi perdebatan yang tak ada habiskannya dalam menentukan event kantor saja Jhonny dan Matt pernah adu pendapat karena pada dasar sikap si sulung itu ingin pembuktian bahwa dirinya berkuasa dan berwibawa.

pada dasarnya semua anak itu sama istimewa di mata orang tuanya tetapi si sulung ini berbeda terkadang ia menjadi harapan setiap keluarga dan menjadikan dirinya harus terlihat sempurna belum lagi jika ia berbuat kesalahan maka hal itu di nilai fatal oleh orang lain, pundaknya harus selalu tegak, matanya tak boleh mengeluarkan air mata, sulung juga harus cepat berpikir untuk menyelesaikan satu permasalahan.

"Abang Matt, tolong adek tugasnya sulit" -
Jevie

"Abang tadi Aleen jatuh di toilet" - Aideen

"Abang lapar, pesan makanan ya" - Chand

"Abang malam ini menginap di kamar abang sekalian mau belajar buat materi olimpiade besok"- Aireen

"Abang tau nggk sih di rumah sakit hectic banget, sampe pusing adek tuh"- Rans

"Abang, kaki Aleen masih sakit, besok nggak masuk sekolah dulu ya"- Aleen

Mark menghela nafas panjang baru saja kaki itu melangkah kedalam rumah nya dan ia sudah disambut riuh oleh suara-suara keenam adiknya yang mengadukan berbagai macam kejadian, Mark menegakkan badanya ia hapus rasa lelahnya dan di wajahnya ia tampilan senyuman yang lebar, mendengarkan satu persatu kalimat yang adiknya lontarkan.

"gantianyaaa, satu-satu abang dengerinya, abang mau bersih-bersih badan dulu setelah itu turun lagi, Aireen mau masuk kamar sekarang atau tunggu nanti aja?" ucap Matt dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya

setelah izin untuk melakukan kegiatannya Mark duduk dilantai kamar ia longgarkan dasi yang kencang terikat dan membuka dua kancing kemeja teratas, hari ini keadaan kantor cukup membuatnya pusing, laporan belum selesai dan kecolongan data sari karyawan yang diam-diam berkhianat serta kehilangan beberapa client akibat keadaan itu.

Matt juga punya stres nya sendiri bebannya itu juga tidak mudah bahkan ia tak yakin besok masih bisa bangkit, jika saja Mommy masih ada disini.

selang beberapa waktu ia telah selesai dengan kegiatan nya sendiri, Matt kembali turun senyumannya itu sebenarnya palsu tetapi demi adik-adiknya Matt rela.

Layaknya superhero Matt menyelesaikan semua permasalahan yang dialami oleh keenam adiknya itu, setelah selesai Matt mengarahkan agar mereka untuk segera tidur dan Daddy harus kerja lembur.
.
.
.
Setelah adik-adik tidur Matt duduk di ruang tamu menatap datar televisi yang menyala, pikirannya berkecamuk ia merasa kepalanya begitu berisik tetapi bicara dengan Daddy pun rasanya tak mungkin, ia tahu tanggung jawab Daddy lebih besar darinya lebih dari lima ratus karyawan penjadi tanggungan Daddy.

Matt meneteskan air matanya di dalam gelap nya malam, tubuh itu bergetar sebisa mungkin isakan itu ia tahan, satu usapan di punggung dan dekapan hangat membuat nya tertegun, tangisan itu semakin menjadi, Matt tumpahkan air mata itu meski tanpa suara.

Matt mengangkat kepalanya ditatap nya lelaki hebat ini, satu alasan Matt menyembunyikan segala dukanya yaitu tidak ingin menambah beban sang ayah, berat beban nya tak seberapa dibandingkan Jhonny, tetapi Matt lupa satu hal bahwa ia juga seorang putra meskipun berstatus sulung.

"Abang kenapa?" ujar Jhonny pelan mengusap air air mata yang terus menetes, Matt menggeleng tetapi isakan kembali lolos dari bibirnya ia kembali lagi memeluk sang ayah dengan erat.

We Love You Daddy | Johnny X Nct Dream | NCTWhere stories live. Discover now