22. Akhir dari Pertikaian

1.9K 185 17
                                    

Aleen masuk kedalam ruangan Matt pelan, pandangannya disuguhi pemandagan yang begitu menyayat hati. Rans tertidur disamping Matt dengan posisi yang Aleen yakini sangat tidak nyaman Rans duduk di kursi dengan tangan menggenggam erat tangan Matt. Rasa iba datang, ia sadar kata-katanya bisa saja melukai perasaan Rans yang begitu menyayanginya. Padahal selama ini Rans lah yang selalu berada di sampingnya bahkan sang kaka itu rela mengorban waktu luangnya untuk Aleen.

Telpon Rans berdering tiba-tiba membuat tidur Rans terganggu, sebelum menjawab telpon Rans sempat bertatapan dengan Aleen, begitu Rans ingin menyapa Aleen sudah lebih dulu membuang muka dan membaringkan dirinya di sofa. "Titip abang Matt, kaka ada operasi mendadak lagi, kemungkinan sekitar 10 jam, kalau ada apa-apa telpon Daddy atau Uncle aja" ujar Rans datar sebelum dirinya kembali sibuk berbincang dengan seseorang. 

"Suster Bella ini Dokter Ransey, tolong segera siapkan ruang operasa lantai 10 khusus saraf" perintah Rans yang terdengar sidikit dingin.

Rans beranjak dari tempat nya sebelum itu ia menyempatkan mengusap kepala Aleen dan menyematkan kecupan singkat. "Kaka pergi dulu" tutur Rans pelan. Aleen hanya mengabaikan hal itu ia masih larut dalam pikiran nya. 

"Aleen nggak suka kaya gini, Aleen sayang sama Kaka Rans tapi Abang Aireen juga penting buat Aleen, Maafin adek ya kak" lirih Aleen setelah Rans benar-benar menghilang dari pandangan nya.

Waktu berlalu terasa begitu lambat Matt sudah sadar beberapa jam yang lalu begitu juga Aireen yang beberapa kali bolak-balik untuk memastikan keadaan si sulung, kata maaf sudah beberapa kali terlontar di mulut Aireen kepada Matt. Jujur Matt tidak mempermasalahkan hal tersebut karena ia yakin Aireen sungguh tidak sengaja dan itu juga bukan keinginan nya juga.

"Sudah dong Aireen, Abang nggak suka , Abang sedih jadinya, kan udah abang bilang, Abang nggak marah" tutur Matt menenangkan Aireen yang terus-terusan mengatakan maaf bahkan Aireen juga terlihat menahan air matanya agar tidak menanggis di hadapan Matt.

"Abang beneran udah nggak apa-apa kan?" tanya Aireen memastikan keadaan Matt, yang hanya tersenyum memandang ke arah Aireen yang terlihat begitu kusut. Matt tahu apa yang terjadi antara adik-adiknya saat itu ia tidak senagaja mendengar percakapan Aideen dan Aireen yang cukup nyaring namun Matt pura-pura tertidur, Aideen terdengar begitu marah dengan Rans yang memarahi Aireen  namun Aireen bersikeras bahwa Rans tidaklah bermaksud seperti itu Matt penasaran dengan kejadian lengkapnya dan beruntunglah Matt karena memiliki adik seperti Aleen yang memiliki mulut seperti ember bocor hanya dengan sogokan Black Card milik uncle Dian, Aleen menceritakan kejadian lengkapnya bagaimana kejadian awal sampai pertikaian terjadi . Malam ini Matt akan berbicara dengan mereka semua dengan kepala dingin.

"Rans mana?" tanya Matt

Aireen menegang ia kaget hanya dengan mendengar nama Rans di sebut namun tentu saja ia menyembunyikan itu karena ia tidak mau ada pertikaian lagi apalagi jika Matt yang terlibat maka konsekuensi nya bukan main. "Kaka Rans masih ada operasi sejak semalam sampai pagi, sepertinya Kaka Rans benar-benar sibuk!" gerutu Aleen yang terlihat sebal karena Rans tak kunjung datang padahal sejak kemarin Aleen tidak melihat Rans menyentuh makanan.

"Rindu ya?" tanya Matt kepada Aleen yang masih sibuk menggerutu banyak hal bagaimana ia ditingalkan oleh Rans semalam yang katanya harus melakukan operasi. Aleen mengangkat kepalanya dari pundak Aireen. 

"Tidak" jawab Aleen lugas kembali bergulat manja dengan Aireen yang juga dengan senang hati memanjakan Aleen.

"Bohong kamu tuh" sahut Aireen yang menyentil dahi Aleen pelan

"Kamu itu kaya Mommy lo, Aireen" sahut Matt

"Kan, aku memang mirip Mommy, Daddy sama Grany udah bilang dari aku kecil" jawab Aireen bangga

We Love You Daddy | Johnny X Nct Dream | NCTWhere stories live. Discover now