Bab 22

243 93 4
                                    

Diharapkan vote dan komen.
Dhap ucapkan terimakasih (◍•ᴗ•◍)

PERINGATAN!
Terdapat adegan kekerasan!!

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Melihat mereka bertiga terus melangkah mendekat, membuat Nita tak menyangka. Bagaimana mereka tau Nita berada dibelakang sekolah? Apa seseorang memberi tahunya? Sepertinya tidak. Tidak mungkin ada yang tahu keberadaannya selain sengaja membuntuti.

Nita menoleh sekitarnya yang tidak memungkinkan untuk kabur, tembok pembatas berbentuk L menutup akses kabur dan kolam kosong sedalam 2,5 meter disebelah kanannya tidak memungkinkan dirinya melompat. Itu sama saja memasukkan dirinya dalam jebakan. Nita mengamati sekitarnya, hanya tumbuhan liar yang terlihat dimatanya, tidak ada alat bantu seperti kayu dan batu. Nita tidak tahu itu kabar buruk atau kabar baik. Tetapi setidaknya mereka bertiga tidak akan memukulnya dengan benda. Hanya itu kemungkinannya.

Mereka terus melangkah mendekat, membuat Nita berancang-ancang untuk melawan. Hanya itu yang bisa dia lakukan ditempat seperti ini. Memang menjadi keputusan bodoh mencari tempat ketenangan di tempat seperti ini. Bagaimana jika dirinya kenapa-napa? Apa akan ada yang menolongnya? Mengingat tempat ini jarang dijangkau orang, atau bahkan sudah tidak pernah.

"Aku tidak menyangka kau memilih tempat seperti ini. Apa kau benar ingin mati tanpa diketahui orang-orang?" Rachel melangkahkan dengan tertawa, disambut suara tawa dari kedua temannya.

"Mengapa kau tidak kabur? Apa kau benar ingin mati disini?" Itu Caitlin yang bersuara.

Jika ada jalan keluar untuk kabur Nita sudah memilihnya terlebih dahulu daripada harus melawan. Setidaknya tidak ada siapapun yang akan melihatnya. Tapi bagaimana jika mereka memberi tahu yang lain? Nita mengalahkan pembully disekolahnya, apa itu tidak menjadi kabar buruk? Namanya akan makin jelas disekolah ini.

Kini mereka bertiga sudah mengelilingi dirinya, tidak ada lagi kesempatan kabur. Melompat juga percuma, yang ada patah tulang menyambutnya.

Chelsea menjulurkan tangannya hendak mendorong bahu Nita agar tubuhnya menghantam dinding dibelakangnya. Namun untungnya Nita segera menghindar sehingga tangan Chelsea hanya menyentuh angin. "Dasar!"

Sebelum mereka akan mendorongnya lagi, Nita menundukkan kepalanya, kaki kanannya menjagal kaki Rachel yang berdiri disebelah kanan Chelsea. Triknya berhasil, Nita menerobos diantara Chelsea dan Rachel. Namun belum sempat kabur, tangannya langsung dicekal Chelsea. Mampus.

Nita menangkis tangan Chelsea, namun cengkraman tangan Chelsea amatlah kuat. Nita juga tidak mengerti mengapa wanita itu seolah memiliki tenaga laki-laki. Kalau begini kan repot! Harus mengeluarkan tenaga lebih untuk melawannya. Dan jangan lupakan tendangan mautnya, itu sangat menyakitkan hingga dirinya hampir menginap di rumah sakit.

"Mau kemana? Kita juga baru sampai."  Santainya Chelsea mengatakannya dengan membalikkan badannya.

Wajah Nita sungguh tak bisa dikondisikan, dia hampir emosi dan ingin menghabisi ketiga manusia tanpa hati itu. Namun dia harus tetap tenang, menunggu waktu yang tepat.

Caitlin dan Rachel juga langsung memegangi kedua tangan Nita. Ini adalah bagian paling susahnya. Nita harus bisa melepaskan dirinya. Saat Chelsea akan melayangkan pukulan kearahnya, Nita dengan gesit menangkisnya dengan kaki. Kemudian melompat salto hingga tangan Caitlin dan Rachel tergilir kesakitan.

Dendam Tersirat✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon