Bab 25

218 92 7
                                    

Vote sebelum membaca!
Terimakasih.

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Tenaga medis segera membawa tubuh Nita keruangan khusus untuk penanganan cepat. Luthfi, Dewi, David, Revan, dan Rey hanya bisa menunggu diluar ruangan. Rey satu-satunya orang yang santai duduk dikursi, sedangkan yang lain hanya berdiri cemas, mereka tidak berani duduk bersama Rey apapun kondisinya. Dewi menghembuskan nafasnya, melangkahkan mendekati David yang berdiri dipojokan dengan tangan bersedekap.

"David, apa kamu juga butuh pengobatan?"

David menatap Dewi dengan alis dinaikkan satu. "Aku baik-baik saja. Lebih baik kau pikir dirimu sendiri."

"Aku juga baik-baik saja."

David mengangkat satu sudut bibirnya. "Benarkah? Bukankah kamu baru saja bermasalah dengan psikopat itu?" David menunjuk Rey dengan bibirnya. "Satu-satunya psikopat yang suka mengotori tangannya sendiri. Padahal dia memiliki anak buah yang entah berapa banyak jumlahnya."

"Berarti kamu juga bermasalah dengan dia."

David menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bermasalah dengannya. Dia hanya salah paham. Itu hal mudah diselesaikan. Tapi kamu, sepertinya sudah bermasalah dengannya sejak lama." Saat Dewi membuka mulut akan menjelaskan, David kembali berbicara. "Tidak perlu kau katakan apapun, aku tidak mau ikut campur."

"Tapi aku bisa menjelaskan semuanya."

David menatap mata Dewi. "Untuk apa? Itu tidak penting bagiku."

"Kita sahabat David! Sebagai sahabat kita tentu harus sharing apapun. Atau, kamu tidak menganggapku sahabat?" Dewi menatap mata David tajam. "Makin kesini, sikapmu padaku makin beku. Aku tidak tahu mengapa kamu bersikap seperti itu, bisakah kamu menjelaskannya?"

"Tidak ada yang berubah," jawab David santai.

"Tidak berubah bagaimana? Kamu seolah asing bagiku. Apakah karena barang itu David?"

"Shutt, kalian ini malah berisik, ini rumah sakit," jelas Luthfi yang baru saja mendatanginya.

David menatap sekilas Luthfi kemudian kembali menatap Dewi, dengan berbisik, "aku tidak mau membahas barang itu lagi, atau aku tidak akan lagi berbicara padamu." David membuang pandangannya seketika.

Dewi makin yakin permasalahan ini hanyalah barang sialan itu, pandangannya menatap David sejenak kemudian berdiri disampingnya.

Sepuluh menit berlalu tanpa kata, ibunda Nita, Bunda Kirana datang dengan wajah cemas dan panik menghampiri anak-anak yang masih berdiri didepan ruangan. "Bagaimana keadaan Nita?"

Dewi, satu-satunya teman Nita yang dikenali bunda Kirana, melangkah mendekat. "Tidak ada yang tahu keadaannya, Tante." Dewi memeluk bunda Kirana yang makin terlihat cemas. "Semoga dia baik-baik saja."

Bunda Kirana membalas pelukan hangat dari sahabat anaknya. "Nita harus baik-baik saja, apapun yang terjadi. Dia anak yang kuat." Dewi melepaskan pelukannya, bunda Kirana kembali berbicara, "siapa pelakunya?"

"Tidak ada yang tahu Tante, kami menemukan Nita tanpa bukti jelas, disana juga tidak ada CCTV." Itu Luthfi yang menjelaskan.

David masih bungkam, begitu juga Rey.

Dendam Tersirat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang