Bab 11

299 133 12
                                    

Wajib vote, dan follow akun Dhap!

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Setelah menuruni kendaraan Bagas, dengan tergesa-gesa Nita memberikan helm lelaki itu dan langsung berlari menuju gerbang yang hampir tertutup sempurna. Bagas yang akan mengatakan sesuatu segera menghentikan suara yang akan keluar, menggantinya dengan kata, "sama-sama," ucapnya dengan senyuman ringan walau lawan bicaranya tidak mendengarnya, kemudian kembali melajukan kendaraannya meninggalkan Nita yang masih membujuk pak satpam.

Nita masih mengotot untuk masuk, "pak cuma aku saja yang masih disini, masa bapak setega itu sih?"

"Aturan tetap aturan neng."

Nita sangat kesal dengan satpan yang satu ini, terlalu patuh dengan aturan sekolah, "tapi pagi ini aku ada pelajaran olahraga pak, mana mungkin aku tidak mengikuti pelajarannya? Bapak ini seperti tidak pernah sekolah saja."

"Lebih baik kamu tunggu Master bimbingan datang untuk menjemput anak yang terlambat." Jawabnya dengan santai. Tidak tahu apa? Nita sudah hampir mengoyak wajah polos dengan otak aturan itu.

"Jika aku menunggu Master bimbingan, sama saja membiarkan aku terkena hukuman. Ah bapak ini! Setidaknya beri aku kesempatan, aku sama sekali belum pernah terlambat sebelumnya."

Dengan rasa kesal yang memuncak Nita hampir memukul satpam tersebut, namun tangannya segera dicekal oleh seorang lelaki yang pernah mengatakan perasaan kepadanya dilapangan outdoor, siapa lagi jika bukan Rey. "Sudah pak biarkan dia masuk."

"Tapi, aturan sekolah-" kalimatnya segera terhenti ketika melihat raut wajah Rey yang cukup mengancam, lagipula siapa yang tidak tau kasus anak muda didepannya ini. "Baik, silahkan masuk," hanya itu kalimat yang bisa dia ucapkan agar nyawanya tetap selamat.

Masih dengan emosi yang menjulang, Nita melepaskan tangannya yang masih dicekal oleh Rey dan mengejek bapak satpam yang pakaiannya mirip pakaian polisi itu, "itirin sikilih, halah bapak ini." Nita memutuskan meninggalkan kedua manusia aneh itu dan segera berlari menuju lorong.

Rey yang masih berdiri disana membuat satpam tersebut menunduk ketakutan, "lain kali jangan pernah menghentikan wanita itu, dia pacarku." Belum sampai satpam itu menjawab, Rey dengan santai melangkah memasuki area sekolahnya yang sudah sepi karena jam pelajaran pertama sudah dimulai.

***

Nita memasuki ruangan kelasnya yang sudah benar-benar kosong, apakah dia akan mendapatkan hukuman dari Master Ghito? Semoga saja tidak. Nita segera membawa pakaian olahraganya menuju toilet terdekat di gedung kelasnya.

Setelah mengganti pakaiannya, Nita kembali berlari menuju lapangan outdoor dimana dia pernah ditembak oleh Rey. Sesampainya disana sudah banyak murid kelasnya yang sudah melakukan pemanasan, Nita dengan nafas yang masih tergesa-gesa melangkah menemui Master Ghito, "Master, maaf aku terlambat."

"10 kali lari mengitari lapangan," sungguh tegas Masternya ini memberikan perintah.

"Aku dari tadi sudah lari-lari Master, apakah harus sebanyak itu?" keluhnya.

"15 kali lari mengitari lapangan, protes akan menambah larimu. Cepat kerjakan!"

Nita hanya diam tak merespon, mengapa harus 15 sih?

Dendam Tersirat✓Where stories live. Discover now