Bab 34

190 80 1
                                    

Silahkan vote terlebih dahulu
Terimakasih

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Pada bagian anak laki-laki, mereka mengadakan taruhan tambahan. Lebih tepatnya Angga dan Gibran yang bertaruh sedangkan sang Raja, David, sebagai hakim. Taruhan mereka cukup mudah, siapa yang mendapatkan strawberry dengan ukuran besar, merah, cantik, dan manis. Dia akan terbebas dari hukuman menjadi sopir perjalanan. Tentu saja yang bisa menilai buah tersebut adalah David, karena David yang membuat peraturannya. Dia sedang memanfaatkan kedudukannya yang hanya sehari ini.

"Kalau ini bagaimana?" Angga memperlihatkan strawberry yang besar, namun terlihat dempet.

"Eh itu tidak boleh," jawab Gibran.

"Kenapa? Yang penting besar, cantik, merah, dan manis 'kan?" Angga memulai debatnya, dia sudah susah payah mencari strawberry yang lebih besar dari milik Gibran.

"Itu kembar siam, tidak bisa dihitung satu. Kamu harus cari yang lain," jawab Gibran. Sebenarnya lelaki itu takut jika David memperbolehkan, namun nyatanya lelaki itu diam saja.

"Lalu, ini mau diapakan?" Angga menunjukkan strawberry-nya.

David mengambil strawberry tersebut dan memakannya, membuat Angga menatap heran. "Hey itu strawberry-ku!"

"Aku Rajanya." David melanjutkan menggigit strawberry tersebut, membuat Angga berdecak, sedangkan Gibran tertawa. "Ini manis, besar, merah-"

"Hey kenapa di nilai!" Gibran mulai panik, menghentikan tawanya. Sudah 3 penilaian yang disebutkan David, ini bahaya. Dia tidak mau jadi sopir!

"Apakah aku mengatakan ciri-ciri lainnya selain kalian bebas mencari strawberry?"

"Yes!" Angga mengepalkan dua tangannya.

"Tapi ini tidak cantik." David kembali menilai membuat kedua tangan Angga kembali turun.

"Berbeda itu cantik. Lihatlah, tidak banyak strawberry seperti ini." Angga menampakkan raut kecewa, jangan-jangan dirinya kalah dari Gibran.

"Itu benar, bagimu. Menurutku cantik itu sempurna, memiliki bentuk normal yang indah, bukan seperti ini. Seandainya ada wanita dihadapanmu dengan telinga runcing, kamu pasti akan mengatakannya cantik. Tapi bagiku itu tidak, berbeda bukan berarti indah. Bisa jadi itu ketidaksempurnaan tubuh. Dan aku juga tidak menyukai ketidaksempurnaan."

"Ya, ya, ya, aku tahu. Terutama soal masakan, kamu terlalu sempurna. Baiklah aku akan mencarinya lagi." Angga melangkah mencari strawberry yang yang kategorikan. Sebelum itu dia menatap tajam Gibran yang kembali tertawa. "Kali ini mungkin kamu menang, tapi tidak akan lagi setelah aku menemukan strawberry terbaik."

"Semoga gagal ya.." Gibran melambaikan tangannya, kemudian memakan strawberry didekatnya. Mumpung gratis.

***

Gibran menampakkan wajah murungnya setelah keluar dari tempat wisata itu, kini mereka telah berada diparkiran mobil. Dirinya tidak menyangka bahwa Angga akan curang, lelaki itu datang menemui kelompok wanita yang sedang memetik strawberry dengan ukuran besar. Angga memilah strawberry mereka dan mengambil paling besar.

"Ini manis?" Angga bertanya pada Xiang. Wanita itu sangat menyukai buah strawberry, dan tentunya tahu apakah buah itu manis atau tidak.

Dendam Tersirat✓Where stories live. Discover now