Bab 9

322 153 12
                                    

Sebelum baca, silahkan vote terlebih dahulu biar halal. Menyenangkan orang lain itu dapat pahala. Dan jangan lupa tinggalkan komentar saran maupun kritik.

PERINGATAN!
TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN!
.
.
.

_𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖒𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆_

Setelah bel terakhir berbunyi, semua murid dengan gembiranya memasukkan semua barang-barang tanpa memerdulikan Master Wina yang masih menulis rumus matematika. Sedangkan Nita tetap mencatat apa yang tertulis diatas tablet yang akan selalu ia bawa, menurutnya itu lebih praktis dari pada membawa beberapa tumpukan buku yang memberatkan punggungnya.

Sejenak Nita mengalihkan pandangannya pada bangku kosong di barisan sebelah kanannya, kemudian ia kembali menulis diatas tablet. Itu bangku milik Dewi, pemiliknya sebelumnya sudah ijin untuk tidak mengikuti pembelajaran jam terakhir guna mengikuti rapat OSIS. Nita juga tak menyangka orang seperti Dewi merupakan salah satu anggotanya, atau mungkin bagian pentingnya, Nita tidak tau dan tidak mau memikirkannya.

Master Wina yang telah selesai segera mengambil buku diatas meja, "baiklah anak-anak sepertinya kita akan tutup materinya disini, dan jangan lupa untuk dipelajari dirumah, kerena minggu depan kita akan melakukan sesi ulangan untuk mengetahui seberapa paham kalian tentang materi ini. Sekian dan terimakasih."

"Baik Master!" seru semua murid. Master Wina mengangguk sejenak kemudian melangkah keluar kelas, diikuti beberapa murid lain yang sudah tak sabar untuk pulang, atau bermain bersama teman-teman.

Nita yang belum selesai mencatat segera menyelesaikan catatannya hingga seluruh murid kelas sudah keluar. Ia sengaja tidak memotretnya, karena dia sadar bahwa ia tergolong anak yang malas, lagipula ia juga biasa pulang terlambat.

Seorang wanita berambut pendek sebahu yang masih berada didalam kelas segera membereskan perlengkapan miliknya dan mengendong tasnya, "Nita aku pulang duluan ya."

"Iya, hati-hati." Wanita itu mengangguk dan segera pergi meninggalkan dirinya seorang diri didalam kelas.

Setelah Nita menyelesaikan catatannya ia segera membereskan perlengkapan miliknya, memasukkannya pada mini bag warna kuning. Walaupun tas punggungnya terlihat kecil, setidaknya muat untuk satu tablet dan beberapa perlengkapan lainnya. Nita segera melangkahkan kakinya keluar ruangan kelas yang sudah sepi, bahkan ia sudah tak melihat murid berlalu lalang di depan kolidor kelasnya. Sungguh sangat sepi.

Nita melangkahkan kakinya menuju lorong panjang dengan hati-hati, ia tak mau kejadian kemarin terulang lagi. Lebih parahnya tubuhnya saat ini belum membaik.

Setelah setengah perjalanan yang dia lewati, suasana sekarang terasa berbeda saat ini. Sepertinya ada yang mengikuti. Nita menoleh cepat untuk melihat siapa yang mengikutinya, dia tak tahu itu Belva dan kawan-kawan atau hanya orang lain yang melintas.

Dirasa tidak ada siapapun yang terlintas dalam penglihatannya ia segera memilih melanjutkan langkahnya, namun baru saja ia menoleh orang misterius itu sudah berada didepannya dengan sebuah pisau terangkat, siap menyerang dirinya.

Dengan reflek cepat Nita menghindari pisau yang hampir menancap tubuhnya itu, "eits tidak kena," ucapnya ketika ia melihat pisau itu menebas angin disebelah kirinya. Kemudian, lari....!

Nita terus melajukan langkahnya semaksimal mungkin, entah kearah mana, ia sendiri belum mengetahui pasti tempat-tempat disekolahnya. Sedangkan orang misterius dengan topeng itu tetap berlari mengikuti kemanapun ia pergi, sangat merepotkan.

Dendam Tersirat✓Where stories live. Discover now