🌿PART 48🌿

182 34 7
                                    


Hai Guys👋
I am back with part 48.
Terima kasih untuk para pembaca, dan yang sudah dengan suka rela memberikan satu bintang pada setiap chapter😊




"Yakin lo nggak mau gue tungguin?" Tanya Aska dengan tangan kembali menyuapi Aksa potongan buah apel. Eleena juga sudah menayakan hal yang sama. Dengan tegas Aksa menolak keras sebab dia tidak ingin mereka bolos ujian yang Aksa sendiri tahu konsekuensinya.

Pagi-pagi Eleena sudah ada di ruang rawat Aksa. Berbeda dengan Aska yang memang bermalam di sini. Tangan kanan gadis itu bergerak mengusap surai tebal milik kekasihnya, meski bibir itu terlihat tersenyum namun lihat lah kedua bola matanya. Tampak begitu sendu. "I sorry for today. Aku ingin tetap di sini, maaf membuat mu harus melewati ini sendiri." Lirih Eleena.

Aksa menggenggam telapak tangan gadisnya dengan lembut, tatapan yang di berikannya pun tidak pernah berubah "aku bakal baik-baik saja. Esok aku akan kembali membuka kedua mata ku atau mungkin nanti malam. Aku cuma butuh doa kalian, hari ini adalah hari yang selalu aku tunggu sejak dulu."

"Aska, gue titip Nara ya. Jagain dia saat gue nggak ada di sampingnya." Aska terdiam sejenak menatap keduanya lalu dia tersenyum kecil. "Lo yang akan jagain dia. Selalu." Kemedian Aska kembali melanjutkan acara makan apelnya.

"Tenang saja. Ada bunda, ayah sama bang Shaka juga."

"Iya tenang saja El. Enggak usah melas gitu muka lo, jelek tahu nggak." Ledek Aska yang hanya mendapat lirik sinis dari sang empunya nama. "Oh ya Sa. Lo harus lihat baju yang gue pilih buat acara wisuda bang Shaka besok."

"Lah! Bukannya bunda yang buat?"

"Bunda yang buat tapi gue yang pilih bahan sama motivnya. Acara wisuda bang Shaka tuh harus jadi acara yang spesial, by the way abang gue itu kemana?" Memang seperti jailangkung abangnya itu. Datang tak di undang, pergi tak di antar. Sejak dia bangun dia sudah tidak menemukan keberadaan Shaka.

"Mungkin lagi nemuin kak Ana."

"Bucin terus! Sampe mampus."

"Aska,"

"Apa?"

"Kalau gue sudah sembuh nanti. Kita harus sunmori, pergi ke bukit bintang bareng sama yang lain juga. Kita kemping. Gimana? Nara kamu setuju kan?" Aksa begitu antusias dengan semua planing yang ada di kepalanya. Sudah terbayang bagaimana bahagianya ia melakukan semua hal yang begitu menyenangkan meski terbatas. Namun tidak seperti dulu.

"Aku setuju. Sudah lama kita tidak ke bukit bintang, terakhir saat kita pertama masuk SMA. Itu pun kita merayakan karena dapat masuk SMA favorite." Bukit bintang, sudah begitu lama tidak pergi ke tempat itu. Dulu masih ada Fahira yang membuat Aska ikut.

Setelah Fahira pergi Aska tidak pernah lagi ke sana.

"Ka, gimana? Malah ngelamun." Tegur Aksa membuat Aska kembali sadar. "Itu ya, kita lihat saja nanti deh."

"Kok gitu sih,"

"Udah. Sekarang lo fokus dulu sama kesembuhan lo nanti kalau sudah sembuh lo bisa minta apa pun ke gue,"

"Bakal lo kabulin?"

Aska tersenyum lebar hingga tampak deretan gigi putihnya, "enggak juga sih. Gue mau nyamperin ayah sama bunda dulu, Nara titip Aksa."

Anak itu langsung berlalu ke luar kamar. Baru pukul 07.15 masih ada lumayan waktu karena ujian akan di adakan pukul 10.30. Kedua kaki itu mengayun dengan ringan menuju kantin, dimana kedua orang tuanya tengah sarapan.

Dendelion🍀Where stories live. Discover now